Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Rencana Kunjungan Trump Diwarnai Protes di Inggris

Tesa Oktiana Surbakti
23/4/2019 21:05
Rencana Kunjungan Trump Diwarnai Protes di Inggris
Presiden AS Donald Trump dan istirnya saat bertemu Ratu El9izabeth II Juli tahun lalu(AFP/Steve Parsons)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump, akan melakukan kunjungan kenegaraan di Inggris pada 3-5 Juni mendatang. Hal itu diungkapkan pejabat pemerintahan Inggris di tengah meluasnya protes terhadap Trump.

Trump diketahui akan mendapat jamuan dari Ratu Elizabeth II, serta mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May.

"Kami melakukan lebih banyak kerja sama dibandingkan negara-negara lain. Dan kami merasa lebih aman dan makmur atas kerja sama bilateral," ujar May dalam pernyataan resmi mengenai kunjungan Trump.

Lebih lanjut, May mengatakan kunjungan pemimpin Negeri Paman Sam akan menjadi kesempatan baik untuk memperkuat hubungan di berbagai bidang. Termasuk, perdagangan, investasi, keamanan dan pertahanan, berikut prospek kerja sama di masa depan.

Baca juga : Sanksi AS terhadap Minyak Iran Tingkatkan Gejolak Timur Tengah

Rencana kunjungan Trump memicu kontroversi di tengah publik Inggris. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, John Bercow, menekankan dirinya tidak ingin Presiden AS mendapat panggung di parlemen.

Pada Januari 2017, May mengundang Trump untuk mengunjungi Inggris, saat berada di Washington hanya beberapa hari setelah pelantikan dirinya sebagai PM Inggris.

Langkah itu dipandang sebagai upaya May untuk meraih dukungan, khususnya terkait perdagangan pasca-Brexit.

Sebuah petisi daring bertujuan membatalkan kunjungan kenegaraan Trump telah mendapat 1,9 juta tanda tangan.

Pada hari terakhir kunjungannya, yakni 5 Juni, Trump dijadwalkan menghadiri upacara militer skala besar di Portsmouth, wilayah selatan Inggris.

Lokasi tersebut merupakan titik berkumpul sejumlah kapal, sebelum berlayar untuk memperingati 75 tahun D-Day. Sebuah perayaan invasi lintas-laut terbesar dalam sejarah.

Beberapa kelompok kampanye anti-Trump di Inggris berjanji akan mengerahkan massa dalam jumlah besar, yang bertujuan memprotes kehadiran Presiden AS.

Ketika Trump mengunjungi Inggris pada Juli 2018, ratusan ribu orang juga turun ke jalan untuk berdemonstrasi.

"Trump sudah menggencarkan politik kebencian dan kefanatikan. Sudah waktunya bagi para pengkritiknya untuk melawan," ujar Shaista Aziz dari koalisi Stop Trump.(AFP/OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya