Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
UPAYA peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental remaja kembali digaungkan melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Jakarta (FPsi UNJ). Bertempat di SMA Negeri 36 Jakarta, kegiatan bertajuk “Psikoedukasi Kesehatan Mental Remaja pada Siswa dan Guru” ini berlangsung pada 24–25 Juli 2025, dengan melibatkan puluhan siswa dan tenaga pendidik.
Hari pertama kegiatan ditujukan bagi 51 siswa perwakilan dari berbagai kelas, termasuk anggota OSIS dan PMR.
Dalam sambutannya, Wakil Kepala Sekolah SMAN 36 Jakarta, Mardiana, menekankan pentingnya pemahaman kesehatan mental bagi para siswa. “Saya berharap kalian menyimak baik-baik karena ini penting untuk diri kalian. Kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik,” ujarnya dilansir dari keterangan resmi, Senin (4/8).
Kegiatan diawali dengan pengisian formulir deteksi dini kesehatan mental untuk memetakan kondisi psikologis siswa, dilanjutkan dengan sesi psikoedukasi oleh Jimny Hilda Fauzia, dosen sekaligus psikolog dari Fakultas Psikologi UNJ.
Ia menjelaskan faktor-faktor penyebab gangguan mental serta strategi menjaga kesehatan mental. Untuk memperkuat pemahaman, diputar pula video edukatif karya mahasiswa UNJ, Nisrina Azzahra Maharani, Safia Adiva Achris, dan Anggia Ayu Hutajulu. Suasana kegiatan semakin interaktif melalui sesi relaksasi pernapasan, diskusi, ice breaking, dan kuis edukatif.
Beberapa siswa mengaku mendapatkan wawasan baru dari kegiatan ini. “Aku jadi tahu cara menenangkan diri saat stres, seperti mengatur napas dan journaling,” ujar salah satu siswa kelas XI.
Hari kedua kegiatan menyasar para guru sebagai pihak terdekat siswa di lingkungan sekolah. Kepala SMAN 36 Jakarta, Ahmad Junaedi, menyampaikan pentingnya peran guru dalam mendampingi siswa secara menyeluruh. Dalam sesi pembukaan, dosen UNJ menyerahkan buku panduan kesehatan mental remaja karya Jimny Hilda Fauzia, Iriani Indri Hapsari, dan Nanda Putri Adhiningtyas sebagai bekal bagi para guru.
Materi utama disampaikan oleh Iriani Indri Hapsari yang menyoroti berbagai bentuk gangguan mental pada remaja, seperti self-harm hingga depresi tersembunyi. Ia juga membahas strategi pendampingan guru, penciptaan lingkungan sekolah yang ramah mental, serta pentingnya rujukan profesional.
“Poin pentingnya adalah jangan mudah menghakimi siswa. Mereka mungkin sedang berjuang secara mental dan membutuhkan uluran tangan dari kita,” ungkap salah satu guru yang hadir.
Melalui kegiatan ini, dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi UNJ berharap dapat memperkuat kolaborasi antara sekolah dan perguruan tinggi dalam menjaga kesehatan mental remaja. Kegiatan serupa direncanakan akan terus berlanjut sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat berkelanjutan.(H-2)
Banyak yang keliru membedakan antara kecemasan (anxiety) dan depresi. Ini perbedaannya.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 29% remaja usia 10–19 tahun di Indonesia mengalami gejala gangguan kesehatan mental.
DI tengah padatnya jadwal resepsi pernikahan kedua di Jakarta Luna Maya dan Maxime Bouttier, Luna Maya tetap menjaga rutinitas kebugarannya.
Lemak sehat, terutama omega-3, berperan penting menjaga kesehatan mental. Temukan manfaatnya untuk mood, otak, dan pencegahan gangguan jiwa."
Inisiatif ini yang disebut dengan Pelarian Artscape, mengajak peserta untuk melepas, merefleksi, dan terhubung kembali melalui kegiatan berkesenian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved