Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Orangtua Berperan Melatih Anak Mengelola Emosi Demi Cegah Perilaku Kejahatan

Basuki Eka Purnama
24/7/2025 10:54
Orangtua Berperan Melatih Anak Mengelola Emosi Demi Cegah Perilaku Kejahatan
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG klinis Phoebe Ramadina menyampaikan lingkungan keluarga, terutama orangtua, berperan penting dalam melatih anak agar dapat mengendalikan diri dan peduli kepada orang lain sebagai langkah mencegah perilaku kejahatan.

"Peran orangtua sangat penting untuk membantu anak mengenali emosinya dan menyalurkan emosi mereka dengan cara yang adaptif," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu, dikutip Kamis (24/7).

Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung
pada tindak kriminal.

"Faktor individualnya bisa berupa kematangan kognitif (anak belum bisa membedakan mana yang salah dan yang benar)," ujar dia.

Dalam membantu anak mengenali dan menyalurkan emosinya, orangtua bisa memulai dengan mengenalkan anak pada jenis-jenis emosi sederhana, seperti senang, sedih, marah, yang kemudian bisa dicontohkan pada mereka bagaimana cara menyampaikan emosi tersebut.

"Misalnya, ketika senang, maka kita akan tersenyum atau tertawa. Ketika marah, kita bisa menyampaikan kemarahan kita dengan bahasa yang baik dan tidak menggunakan kekerasan, seperti 'Aku kesal karena kamu tadi ambil mainanku," jelas Phoebe.

Orangtua juga bisa mencontohkan kepedulian terhadap lingkungan, misalnya dengan mendengarkan pendapat dan cerita anak tanpa memotong.
Dengan demikian, anak belajar bahwa dia perlu memberi kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapatnya.

"Ajak anak untuk membayangkan perasaan orang lain. Misalnya seperti bertanya 'kalau kamu jadi dia, bagaimana rasanya?" ungkap Phoebe.

Dalam melatih kemampuan anak untuk mendorong kepedulian terhadap lingkungan, orang tua bisa mengajari seperti latihan mengantrie maupun menyelesaikan tugas sebelum bermain.

"Penerapan disiplin positif yang melibatkan diskusi dengan anak untuk membantu anak mengetahui konsekuensi dari perbuatannya," tutur dia.

Phoebe juga mengingatkan bahwa melabeli anak sebagai anak nakal bisa memicu dia benar-benar terlibat kenakalan bahkan hingga tindakan kriminal karena merasa tidak ada guna memperbaiki diri. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya