Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
SUASANA hangat dan haru terasa bagi Feby Antonia Ngutra Imbi, mahasiswi baru Program Studi Teknik Informatika Universitas Musamus. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menyapa Feby yang berhasil lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) sekaligus menjadi penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kamis (3/7).
Rumah berdinding papan itu menjadi saksi pertemuan yang sederhana, namun sarat makna. Tak ada sekat, yang ada hanya keakraban, tawa, cerita, dan harapan yang lahir dari cinta Sang Mama serta tekad putrinya untuk mengubah masa depan.
Feby duduk di samping Mama Yustina, perempuan tangguh yang membesarkannya seorang diri. Tak banyak kata, namun sorot mata mereka menyimpan kisah yang mendalam. Menteri Brian menyimak seksama Mama Yustina yang mengisahkan bahwa Feby adalah anak bungsu dari lima bersaudara dan anak pertama di keluarganya, yang berhasil mencicipi bangku kuliah.
“Kenapa mau kuliah? Kenapa nggak ikut kakak-kakak di kampung?,” tanya Menteri Brian.
Feby mengungkap alasannya memilih kuliah alih-alih mengikuti jejak saudaranya pulang kampung.
“Tujuan saya adalah untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan, juga ingin menyenangkan orang tua,” jawab Feby dengan mantap.
Menteri Brian tersenyum dan paham di balik jawaban singkat tersebut, ada gelombang perjuangan yang panjang. Feby yang ditinggal ayahnya sejak dalam kandungan, tampak menahan haru. Baginya, kuliah adalah kunci untuk membanggakan Sang Mama. Berbekal KIP-K, Feby bertekad meneruskan minatnya untuk belajar sistem komputer, dari SMK ke dunia kampus.
Mendiktisaintek melihat bukan hanya potensi intelektual yang Feby miliki, tapi juga karakter kuat yang dibentuk dari tempaan hidup. Feby mengisahkan kepada Menteri Brian bahwa dorongan Sang Mama-lah yang membuatnya terbiasa belajar hingga malam, demi menjaga prestasinya.
Menteri Brian berpesan agar Feby terus menjaga keingintahuannya dan menggunakan bantuan dari pemerintah dengan bijak. Menteri Brian juga mendukung Feby untuk selalu menggelorakan semangat menuntut ilmu.
“Setelah bayar uang kuliah, sisanya ditabung. Jangan buat jajan yang aneh. Belajar yang benar, banggakan orang tuamu ketika sudah sukses nanti,” pesan Menteri Brian.
Feby menyampaikan suka citanya karena telah berkesempatan mendapat wejangan langsung dari Menteri Brian. Ia pun menitipkan pesan untuk teman-teman seperjuangannya.
“Terima kasih banyak untuk pemerintah karena sudah membantu saya dan membantu keluarga sehingga beban menjadi berkurang. Untuk teman-teman, selalu semangat. Kalau dapat KIP, manfaatkan baik-baik untuk keperluan sekolah,” kata Feby..
Kehangatan sore itu menjadi saksi, Merauke tak sekadar sebuah titik dan nama di peta. Ia menjelma menjadi pusat harapan. Feby menjadi refleksi bagi generasi muda yang ingin maju dan mewujudkan cita-citanya melalui pendidikan tinggi yang dapat diakses anak bangsa. (H-2)
WAKIL Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Purwosusilo menyampaikan pihaknya tengah menelusuri dugaan penggelapan dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) siswa di SMK Negeri 52 Jakarta.
Ke depan, diharapkan para penerima PIP tidak lagi terputus perhatian bantuan beasiswanya
PRESIDEN RI Joko Widodo (Jokowi) membanggakan berjalannya berbagai program perlindungan masyarakat ke bawah yang telah diterapkan dalam 10 tahun masa kepemimpinannya.
Alokasi anggaran KIP Kuliah tahun depan mengalami peningkatan dari sebelumnya Rp13,99 triliun untuk 985.577 penerima pada 2024 menjadi Rp14,69 triliun di 2025.
UNIVERSITAS Brawijaya (UB), Kota Malang, Jawa Timur, berencana melakukan verifikasi data mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) alias KIP Kuliah.
Antusias membaktikan diri terjun ke desa, mahasiswa berbagai perguruan tinggi patahkan citra negatif Gen Z. Seperti apa cerita kiprah mereka?
Itu merupakan wujud nyata kolaborasi atau kerjasama perguruan tinggi dan masyarakat untuk mengangkat potensi lokal.
Mahasiswa diajak untuk memahami konsep dasar pengelolaan keuangan pribadi, pentingnya perencanaan keuangan sejak dini, serta mengenali risiko dan peluang dalam dunia keuangan digital.
Harimurti menambahkan ketidakpastian hukum ini dapat dilihat dari data empiris yang menunjukkan adanya variasi putusan pengadilan dalam memaknai Pasal 31 UU No 24 Tahun 2009.
Pameran ini merefleksikan bagaimana gagasan mahasiswa mulai bergema di luar ruang kuliah dan memasuki industri, komunitas, dan budaya yang lebih luas.
Ide penelitian itu akan ditampung dan dikurasi. Sehingga ketika dana dikucurkan, mahasiswa dapat menyalurkan ide riset, peneltian mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved