Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Masih Muda Tapi Gampang Capek? Waspadai Gangguan Metabolik!

Bagaskara Aprilianto Hartono Putra
28/6/2025 14:37
Masih Muda Tapi Gampang Capek? Waspadai Gangguan Metabolik!
Gangguan metabolisme(Freepik)

USIA baru menginjak 20-an, tapi tubuh terasa cepat pegal dan lelah? Waspadalah—bukan sekadar kelelahan biasa, ini bisa menjadi gejala gangguan metabolisme yang kini kian marak menyerang anak muda, termasuk Gen-Z.

Memahami Metabolisme dan Fungsinya

Metabolisme adalah serangkaian proses kimiawi dalam tubuh yang mengubah makanan menjadi energi. Zat gizi utama seperti protein, karbohidrat, dan lemak dipecah oleh enzim dalam sistem pencernaan menjadi energi yang akan digunakan atau disimpan oleh tubuh.

Namun, bila proses ini terganggu, bisa muncul berbagai gangguan metabolik yang berdampak serius bagi kesehatan.

Apa Itu Gangguan Metabolik?

Gangguan metabolik terjadi ketika proses kimia tubuh tidak berjalan normal. Akibatnya, tubuh bisa kekurangan atau kelebihan zat tertentu yang penting untuk fungsi vital.

Jenis gangguan ini mencakup masalah pemecahan lipid, karbohidrat, hingga asam amino. Penyebab utamanya sering kali adalah mutasi genetik yang menyebabkan enzim metabolik rusak atau hilang. Selain itu, faktor eksternal seperti pola makan, paparan racun, atau infeksi juga bisa memicu kondisi ini.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Gejala gangguan metabolik dapat sangat beragam, tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa tanda umum meliputi:

  • Kelelahan ekstrem
  • Nyeri perut tanpa sebab jelas
  • Penurunan berat badan drastis
  • Muntah berulang
  • Nafsu makan menurun
  • Aroma tak biasa pada keringat, napas, atau urine
  • Pertumbuhan fisik terhambat
  • Gangguan perkembangan
  • Sakit kuning
  • Kejang
  • Koma

Gejala bisa muncul mendadak atau berkembang perlahan. Faktor pemicunya bisa berupa makanan, obat-obatan, dehidrasi, atau stres fisik. Pada bayi, tanda-tanda sering kali muncul beberapa minggu setelah lahir, namun ada juga yang baru terlihat saat dewasa.

Bedakan dengan Sindrom Metabolik

Meski terdengar mirip, sindrom metabolik berbeda dengan gangguan metabolik. Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Kondisi ini juga berkaitan dengan pembentukan plak pada arteri (aterosklerosis) yang bisa merusak organ vital. Istilah lain untuk sindrom metabolik antara lain:

  • Sindrom X
  • Sindrom resistensi insulin
  • Sindrom dismetabolik

Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik

Seseorang dikatakan mengalami sindrom metabolik jika memiliki minimal tiga dari lima kondisi berikut:

  • Lingkar pinggang berlebih
  • 100 cm (pria) / > 90 cm (wanita)
  • Trigliserida tinggi
    • ≥ 150 mg/dL
  • Kolesterol HDL rendah
    • < 40 mg/dL (pria) / < 50 mg/dL (wanita)
  • Gula darah puasa tinggi
    • ≥ 100 mg/dL (pra-diabetes: 100–125 mg/dL, diabetes: ≥ 126 mg/dL)
  • Tekanan darah tinggi
    • ≥ 130/85 mmHg

Data dan Tren Prevalensi

Studi dari AS (2003–2012) menunjukkan 18,3% orang usia 20–39 tahun menderita sindrom metabolik. Prevalensi lebih tinggi pada wanita (35,6%) dibanding pria (30,3%), dan paling tinggi pada etnis Hispanik (35,4%).

Walaupun prevalensi keseluruhan meningkat dari 32,9% ke 34,7%, tren pada wanita menunjukkan penurunan. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan kesadaran dan perubahan gaya hidup di kalangan muda mulai berdampak positif.

Langkah Pengobatan dan Pencegahan

Tujuan Utama: Turunkan Risiko Penyakit SeriusPenanganan sindrom metabolik difokuskan pada pencegahan penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Terapi biasanya mencakup perubahan gaya hidup dan, jika perlu, obat-obatan.

Perubahan Gaya Hidup yang Direkomendasikan:

  • Menjaga berat badan ideal
  • Rutin berolahraga
  • Konsumsi makanan sehat (rendah gula, garam, dan lemak jenuh)
  • Tidur cukup dan berkualitas
  • Berhenti merokok
  • Kelola stres dengan baik

Meski faktor genetik dan usia tidak bisa diubah, gaya hidup sehat mampu menurunkan risiko secara signifikan.

Pantau Kesehatan Anda Secara Rutin

Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi, sampaikan ke tenaga medis Anda. Lakukan pemeriksaan rutin untuk memantau kadar gula darah, tekanan darah, trigliserida, dan kolesterol secara berkala.

Semakin dini masalah terdeteksi, semakin besar peluang Anda untuk mengendalikannya. (Z-10)

Sumber: Halodoc, Cleveland Clinic, JAMA Network



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya