Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
RAJA Ampat, wilayah yang selama ini dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia, kini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas pertambangan nikel.
Dosen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB University Meutia Samira Ismet mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak jangka panjang pertambangan terhadap ekosistem laut, khususnya terhadap spesies-spesies laut yang berada dalam status konservasi rentan seperti paus sperma, kima raksasa, dan pari manta.
"Ketiga spesies ini sangat tergantung pada keseimbangan lingkungan perairan Raja Ampat," ujar Pakar IPB University bidang Konservasi Laut dan Mikrobiologi Terapan tersebut.
Ia menjelaskan bahwa paus sperma, kima raksasa, dan pari manta memiliki cara makan yang sangat spesifik. Paus sperma diketahui mengonsumsi ikan-ikan pelagis dan kelompok cephalopoda, seperti cumi dan gurita, dalam jumlah yang besar.
Sementara kima raksasa adalah biota filter feeder yang menyaring mikroorganisme planktonik dari perairan selain bersimbiosis dengan mikroalga fotosintetik untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pari manta, juga diketahui memiliki pola makan yang didominasi oleh plankton dan ikan kecil pelagis, yang semuanya akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan di habitatnya.
"Diet (pola makan) mereka sangat bergantung pada mikroorganisme planktonik, terutama yang bersifat fotosintetik, yang juga memberi warna khas pada kima raksasa, serta menjadi dasar rantai makanan bagi paus sperma dan pari manta," ucapnya.
Bila keseimbangan ekosistem terganggu, rantai makanan yang menopang kehidupan spesies-spesies ini akan runtuh.
Aktivitas pertambangan nikel di daratan Raja Ampat, kata Meutia, berpotensi menghasilkan limpasan limbah yang mencemari perairan laut.
"Limbah ini membawa bahan organik dan residu logam berat yang dapat mengganggu mikroalga simbiotik serta mikroorganisme planktonik lainnya," paparnya.
Ia menambahkan bahwa konsentrasi nikel yang tinggi dapat menjadi toksik bagi mikroalga dan mikroba laut. Penelitian di Teluk Vavouto, New Caledonia, disebutkannya telah menunjukkan bahwa konsentrasi nikel melebihi ambang baku (46 mikrog/L) dapat membahayakan mikroalga fotosintetik yang memiliki peran vital dalam produktivitas primer dan siklus biogeokimia perairan.
Meutia juga mengatakan bahwa peningkatan logam berat di laut berdampak pada jumlah dan komposisi zooplankton seperti copepoda, makanan utama bagi pari manta dan kelompok ikan pelagis dan cumi yang menjadi mangsa utama paus sperma.
Dampaknya tidak hanya pada rantai makanan, tetapi juga akan berpengaruh terhadap biodiversitas kelompok bentos seperti kima raksasa yang sangat rentan terhadap perubahan kualitas lingkungan.
"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi nikel menurunkan tingkat reproduksi dan pertumbuhan biota bentik," tambahnya.
Hal ini memperburuk kondisi populasi spesies yang sangat bergantung pada plankton dan mikroorganisme lainnya.
Tidak hanya itu, dampak tidak langsung dari pencemaran akibat tambang nikel juga dinilai sangat signifikan. Penurunan oksigen terlarut (DO), peningkatan kadar CO2, serta berkurangnya kejernihan air disebut dapat merusak habitat alami berbagai biota laut.
"Akibatnya, struktur ekosistem laut berpotensi berubah drastis dan mengancam keberadaan spesies langka di wilayah tersebut," jelasnya.
Meutia menekankan, penilaian risiko yang mendalam sangat dibutuhkan untuk menentukan batas ambang konsentrasi nikel yang aman bagi ekosistem laut. Ia mendorong penerapan pemantauan kualitas air dan pengelolaan limbah tambang yang lebih bertanggung jawab.
Lebih lanjut, ia mengajak agar pemerintah, masyarakat, dan industri bersama-sama merancang kebijakan yang berpihak pada pelestarian lingkungan.
"Keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian alam sangat penting agar Raja Ampat tetap menjadi rumah bagi biodiversitas laut dunia," pungkasnya. (Z-1)
Jika pembangunan hanya diartikan sebagai akumulasi kapital dan pertumbuhan ekonomi jangka pendek, kasus Raja Ampat menjadi cerminan kegagalan dalam memahami esensi keberlanjutan.
dua kriteria sumber daya alam yang berpotensi dimanfaatkan untuk pendanaan Indonesia mendapai Net Zero Emission pada 2060.
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Rico Sia mengungkapkan duduk perkara dicabutnya empat perusahaan tambang di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Izin tambang PT Gag Nikel yang tetap dibiarkan pemerintah dapat menjadi duri dalam perjalanan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Evita Nursanty menyoroti potensi kerusakan terumbu karang akibat lalu lintas tongkang pengangkut nikel.
PT Vale Indonesia (Tbk) berhasil mempertahankan kinerja yang kuat dan terus menegaskan posisinya sebagai pemimpin industri dalam bidang keberlanjutan, inovasi, dan kemajuan.
KPK memiliki data soal terjadinya dugaan rasuah dalam aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat.
BEM PTNU membantah isu yang menyebutkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terlibat dalam aktivitas pertambangan di Raja Ampat,
KETUA Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Anis Hidayah mengatakan aktivitas tambang nikel Raja Ampat, Papua, telah menimbulkan pelanggaran HAM.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved