Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
KEPALA Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Taruna Ikrar menjelaskan kopi berbahan kimia obat dengan klaim sebagai kopi kejantanan. Kopi tersebut, kata dia, diketahui memiliki kandungan bahan aktif obat keras seperti sildenafil, bahan aktif Viagra, kopi-kopi ilegal seperti ini bisa berdampak serius bagi kesehatan.
Menurutnya, kandungan bahan aktif yang kerap ditemukan dalam kopi kejantanan umumnya merupakan obat keras yang hanya boleh dikonsumsi atas rekomendasi dokter. Dosis dan aturan pakainya harus ditentukan dan dipantau melalui pemeriksaan.
"Ada kopi, yang dipromosikan bisa membuat kejantanan. Ternyata penemuannya kami produk itu di lapangan mengandung sildenafil sitrat, itu kayak viagra. Dia mengandung obat kimia. Jadi bukan kopinya yang membuat kejantanan, tapi obat. Obat ini bisa menyebabkan gagal ginjal hingga gagal jantung," ungkapnya dalam acara Leaders Forum bertajuk Ancaman obat & pangan ilegal di era digital, sayangi ginjal baru-baru ini.
Lebih lanjut, menurutnya kopi ini merupakan salah satu bentuk penipuan kepada konsumen. Terlebih, BKO (bahan kimia obat) yang digunakan tersebut seharusnya menggunakan resep dokter terkait konsumsinya.
"Kenapa harus lewat resep dokter obat ini, karena obat ini bisa memberikan efek-efek samping yang lain. Taruhlah orang yang mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi, dengan terjadinya fase konstruksi bisa menyebabkan kenaikan tekanan pembuluh darah," tandasnya. (H-4)
Sebagai langkah nyata mendukung tumbuhnya industri beauty and wellness nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menginisiasi pameran wellness terbesar di Tanah Air.
Badan POM berupaya merangkul sebanyak 1,7 juta Industri Kecil Menengah (IKM) makanan dan minuman.
BPOM mengungkapkan temuan mengkhawatirkan terkait paparan senyawa kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) dalam galon guna ulang di enam kota besar Indonesia.
Di berbagai pasar di APAC, gagasan bahwa suplemen alami otomatis aman dan efektif juga semakin populer. Namun, persepsi ini dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
Di TKP 1 ditemukan bahan yang siap untuk diedarkan, dalam kaitan distribusinya. Di TKP yang kedua juga temukan bahan-bahan baku yang siap diolah.
Rasa takut gagal, tekanan sosial, dan keinginan untuk mempertahankan citra maskulin membuat mereka mencari solusi instan. Di balik kemasan yang menjanjikan dan rasa kopi yang menggoda
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved