Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
KETUA Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan faktor gaya hidup yang menjadi kebiasaan orangtua akan menurun kepada anak lebih dominan daripada faktor genetik yang menyebabkan anak terkena diabetes tipe 2.
"Jadi kadang-kadang kan kita suka nyalahin faktor genetiknya ya, padahal males olahraga, yang sering ngemilnya, jenis pola makan yang sama itu yang kemudian jauh lebih berbahaya daripada faktor genetiknya saja," kata Piprim, Sabtu (31/5).
Piprim mengatakan, pola gaya hidup lebih penting untuk dikendalikan daripada hanya mengendalikan faktor genetik karena anak akan mengikuti kebiasaan aktivitas dan apa yang dikonsumsi orangtua.
Meskipun orangtua memiliki riwayat diabetes, anak keturunannya bisa menjadi tidak mengidap diabetes jika sejak awal diterapkan gaya hidup sehat dalam keluarga seperti tidur cukup, olahraga teratur dengan intensitas yang cukup, puasa intermittent, dan memperbaiki pola makan dengan tinggi nutrisi, tinggi protein hewani dan membatasi konsumsi gula dan karbohidrat cepat serap
Piprim juga mengatakan anak harus dibiarkan bergerak sebagai bagian dari rutinitas fisik harian agar tetap aktif dan sehat. Rutinitas bergerak juga jangan dihalangi dengan distraksi gadget yang membuat anak menjadi malas bergerak.
Hal ini juga sebagai stres relief anak agar tidak menjadi timbunan penyakit di kemudian hari.
"Karena stres kronik, orang yang overthinking itu juga bisa bikin banyak penyakit. Makanya bagaimana supaya nggak overthinking, olahraganya dosisnya masih cukup. Jadi kalau orang dibikin stres secara fisik, stres psikisnya akan berkurang," katanya.
Piprim mengatakan di Indonesia prevalensi anak dengan diabetes tipe 1 masih cukup tinggi yakni hampir 90% anak, namun dengan gaya hidup dominan makanan manis dan malas bergerak diabetes tipe 2 juga akan menyamai posisi diabetes tipe 1.
Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun dimana pankreas tidak bisa memproduksi insulin, dengan gejala fisik anak yang kurus sejak kecil. Sementara diabetes tipe 2 disebabkan karena pankreas yang mengalami gangguan dalam memproduksi insulin dan tubuh menjadi resisten insulin akibat gaya hidup tidak sehat.
Piprim juga menjelaskan gejala diabetes tipe 1 dan 2 sama yakni anak menjadi lapar terus meski sudah makan banyak, banyak minum, urine meningkat, dan berat badan menjadi susut. (Ant/Z-1)
Keterlibatan ayah tidak hanya membentuk aspek fisik anak, tapi, juga mempengaruhi kepercayaan diri dan keberanian mengambil risiko.
Selain dukungan dalam bentuk kebijakan, efektivitas sistem perlindungan perempuan dan anak sangat membutuhkan political will dari para pemangku kepentingan.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Tingkatkan kewaspadaan terhadap makanan penyebab diabetes tipe 2 pada anak. Temukan daftar makanan yang harus dihindari dan tips pola makan sehat untuk cegah risiko sejak dini.
Mikrobiota usus berperan penting dalam pengaturan gula darah dan resistensi insulin.
SEBUAH studi yang diterbitkan dalam jurnal Headache pada 2025 menunjukkan bahwa obat diabetes tipe 2 dan obesitas jenis tertentu bisa mengobati migrain hingga 75 persen.
penundaan waktu sarapan hingga pertengahan pagi sampai siang hari dapat mengurangi lonjakan gula darah setelah makan.
Kafein dalam kopi dan teh bisa berdampak pada kadar gula darah penderita diabetes. Ketahui batas aman konsumsi kafein, risiko terhadap insulin.
Diabetes tipe 2 muncul ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan/atau tidak memproduksi insulin cukup untuk menjaga kadar glukosa darah tetap normal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved