Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KANKER saat ini menjadi fokus utama bagi pemerintah Indonesia, khususnya di bidang kesehatan. Dalam usaha untuk mencegah kanker berkembang di dalam tubuh, vaksin HPV sangat diperlukan.
Kanker timbul akibat gangguan pada pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak dapat diatur oleh tubuh. Sel-sel kanker ini sering kali mulai berkembang di satu organ dan dapat menyebar ke organ lainnya.
Penyakit kanker tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Oleh karena itu, begitu terdeteksi kanker, sebaiknya segera dirawat oleh tenaga medis untuk menghindari konsekuensi yang serius.
Di Indonesia, penanganan kanker dapat dilakukan melalui pemberian vaksin HPV. Vaksin ini dikenal sebagai salah satu cara untuk melindungi tubuh dari kemungkinan infeksi HPV yang dapat memicu berbagai jenis kanker.
Vaksin HPV memberikan kesempatan bagi tubuh untuk membangun respon imunitas terhadap beberapa tipe HPV. Dengan demikian, tubuh akan lebih siap melawan virus yang mungkin masuk saat terjadi infeksi di masa depan.
Ketentuan untuk menerima vaksin HPV bisa berbeda-beda tergantung kondisi kesehatan individu dan aturan yang ada. Namun, umumnya terdapat beberapa persyaratan yang biasanya diperlukan untuk mendapatkan vaksin HPV, yaitu:
Tidak sedang hamil
Vaksin HPV sangat tidak dianjurkan untuk wanita yang sedang hamil. Hal ini dikarenakan informasi mengenai keamanan vaksin HPV bagi ibu hamil masih terbatas.
Oleh karena itu, wanita hamil yang ingin mendapatkan vaksinasi HPV sebaiknya menunggu hingga setelah melahirkan.
Tidak memiliki riwayat alergi terhadap komponen vaksin
Orang yang memiliki riwayat alergi terhadap bahan-bahan dalam vaksin disarankan untuk tidak menjalani vaksinasi ini.
Reaksi alergi yang parah dapat menyebabkan masalah seperti kesulitan bernapas, ruam, atau gatal-gatal.
Tidak dalam keadaan sakit serius
Pemberian vaksin HPV sangat tidak dianjurkan bagi individu yang tengah mengalami penyakit serius. Hal ini bisa berdampak negatif terhadap kesehatan lainnya.
Maka, disarankan untuk menunggu hingga kondisi kesehatan stabil untuk menghindari komplikasi.
Terdapat anggapan umum bahwa vaksin HPV hanya diperuntukkan bagi wanita, padahal vaksin ini juga sangat penting bagi pria. Vaksin ini direkomendasikan untuk anak-anak perempuan dan laki-laki berusia antara 9 hingga 14 tahun.
Vaksinasi dilakukan dalam dua dosis yang direncanakan dengan jeda waktu antara 6 hingga 15 bulan.
Sedangkan bagi mereka yang berusia 15 tahun ke atas, vaksin HPV akan disuntikkan dalam tiga dosis, dengan interval yang bervariasi tergantung jenis vaksin yang digunakan.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang saat ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Indonesia terutama di bagian kesehatan. Untuk itu, dalam mencegah kanker ada pada tubuh, butuh adanya vaksin HPV. (berbagai sumber/Z-1)
Kanker serviks merupakan penyakit ganas yang menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker di kalangan wanita di Indonesia.
Mulai tahun 2025 layanan skrining HPV DNA akan diintegrasikan dalam program pemeriksaan kesehatan gratis.
Saat bicara tentang kesehatan reproduksi dengan anak, Nana Mirdad mengatakan, orangtua lebih baik menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menegaskan komitmen untuk mengeliminasi kanker serviks. Strategi tersebut mencakup tiga pilar utama termasuk vaksinasi HPV.
Tahukah Anda bahwa melahirkan secara normal berulang kali dapat meningkatkan risiko tertular atau menularkan virus ini?
Berbicara mengenai kanker, dikutip dari laman Alodokter kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali di dalam tubuh.
BANYAK pasien kanker mengeluhkan rasa lelah luar biasa yang tak kunjung hilang, meski sudah cukup tidur dan beristirahat atau kelelahan akibat kanker
Berdasarkan data Indonesian Pediatric Cancer Registry, tercatat sebanyak 6.623 kasus kanker pada anak selama kurun waktu 2020 hingga 2024.
Perlunya kolaborasi menyeluruh dalam membangun ekosistem layanan kanker payudara yang lebih manusiawi, menyentuh aspek medis, dan psikososial.
Para ilmuwan mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang merevolusi imunoterapi kanker.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved