Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BERDASARKAN data Globocan – WHO tahun 2022, kanker servik (kanker leher rahim) saat ini merupakan kanker no.2 terbanyak di Indonesia pada perempuan setelah kanker payudara. Di negara-negara lain, terutama negara maju, kejadiannya terus menurun. Sebagai contoh di negara tetangga kita Singapore, kanker serviks urutan no-11 sebagai kanker terbanyak pada perempuan.
"Sedihnya lagi, di negara kita , sebagian besar penderita kanker serviks datang mencari pengobatan ketika stadium penyakitnya sudah lanjut," jelas Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG. Subsp. Onk yang merupakan Dokter Spesialis Obstetri and Ginekologi, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Surabaya.
Dokter Brahmana menuturnya, hal ini bisa dicegah karena kanker serviks adalah kanker yang bisa dicegah. Bahkan bisa disebutkan bahwa semua faktor terkait kanker serviks sebenarnya dapat dicegah atau dihalangi.
Baca juga : Usia 9-10 Tahun, Waktu Tepat Vaksinasi HPV
Penyebab kanker serviks jelas, yaitu infeksi virus HPV. Perjalanan perubahan sel serviks dari normal menjadi kanker membutuhkan waktu yang lama (>10 tahun) dan bertahap.
Selain itu, telah metode skrining yang praktis dan efektif untuk mendeteksi. Terakhir, telah ada vaksinasi untuk mencegah virus HPV. Jadi semua faktor ini bisa dicegah atau ditangani.
Ketika mengalami infeksi HPV, wanita bisa mengalami perubahan menuju kanker serviks. Namun tidak semua perempuan yang terinfeksi virus HPV lalu berubah menjadi kanker serviks karena tubuhnya memiliki sistem imunitas.
"Sebanyak 90% HPV yang menginfeksi serviks akan tereliminasi oleh sistem pertahanan tubuh namun yang 10% bisa menetap dan kemudian pelan-pelan bisa mengubah sel serviks normal manjadi kanker serviks," jelasnya.
Baca juga : Kanker Serviks Bisa Diatasi Jika Terdeteksi Dini
Perubahan inipun memakan waktu lama dan bertahap. Bila perempuan melakukan pemeriksaan rutin, maka kelainan perubahan dini ini akan terdeteksi dalam tahap pra kanker, dan bila dilakukan pengobatan kesembuhannya mencapai 100%.
Vaksinasi HPV membantu mencegah infeksi virus HPV. Vaksin ini paling efektif diberikan pada usia muda ketika belum aktif secara seksual.
Respon terbaik vaksinasi adalah bila diberikan pada usia 9-15 tahun.
Pada rentang usia ini, cukup diberikan 2 kali suntikan. Sedangkan untuk usia diatas 15 tahun, diberikan 3 kali suntikan.
Baca juga : Bio Farma Perkuat Kesadaran Deteksi Dini Kanker Serviks
Efek proteksi vaksin mencapai 90% bila diberikan pada saat belum ada riwayat melakukan hubungan seks. Efek proteksi menurun menjadi sekitar 50% bila diberikan pada perempuan yang telah berhubungan seks.
Dokter Brahmana mengimbau, pascavaksinasi, perempuan tetap harus melakukan skrining rutin. Setiap perempuan yang telah berhubungan seks, dianjurkan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dengan melakukan tes inspeksi visual dengan asam asetat, pap smear atau tes virus HPV.
Pap smear dilakukan tiap 3 tahun atau tes HPV dilakukan tiap 5 tahun pada setiap perempuan yang sudah berhubungan seks. Vaksinasi mencegah terjadinya infeksi HPV penyebab kanker serviks, sedagkan deteksi dini berusaha mengidentifikai abnormalitas sel epitel (pelapis) serviks sebelum menjadi kanker.
Baca juga : Satu Dosis Vaksin HPV Sudah Cukup untuk Perempuan Muda, WHO Ubah Rekomendasi
Kombinasi vaksinasi pada usia muda dan deteksi dini rutin pada wanita yang sudah berhubungan seks akan mampu menurunkan kejadian kanker serviks, seperti yang sudah terjadi di negara negara maju. Kesadaran perempuan di Indonesia untuk melakukan deteksi dini harus ditingkatkan dengan edukasi gencar.
"Kita bersyukur vaksinasi HPV sudah menjadi program pemerintah yang wajib dan gratis pada anak sekoah dasar. Program ini akan mempunyai dampak penurunan angka kejadian kanker serviks dalam tahun-tahun mendatang," ujarnya.
Kanker serviks tidak boleh terjadi pada perempuan di Indonesia. "Ayo kita lawan bersama kanker serviks ini. Senjatanya sederhana, vaksinasi pada usia muda dan deteksi dini rutin pada yang wanita yang sudah berhubungan seks," pungkasnya.
Kanker serviks, atau kanker leher rahim, merupakan salah satu tantangan kesehatan serius bagi wanita di seluruh dunia.
Diet kaya akan antioksidan, karotenoid, flavonoid, dan folat dapat membantu melawan infeksi HPV dan mengurangi risiko kanker serviks.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
Infeksi HPV dapat menyebabkan kanker serviks, kanker anus, kanker penis, dan kutil kelamin. Penularannya melalui hubungan seksual. Cegah bahayanya dengan vaksinasi dan skrining teratur.
Gejala yang pertama, kalian akan mengalami rasa sakit pada bagian punggung dan pinggul. Lalu keputihan yang tidak normal, seperti bau dan warna yang berubah.
Beberapa hal yang bisa menimbulkan kanker serviks adalah menkonsumsi obat jangka panjang, penggunaan KB. Bahkan, bisa juga berasal dari faktor genetik hingga imunitas tubuh yang lemah.
Sebanyak 1 dari 10 orang di dunia menderita penyakit ginjal kronis (PGK), namun 9 dari 10 orang yang didiagnosis menderita tidak menyadari kondisinya.
Penyakit jantung bawaan merupakan penyakit jantung yang terjadi akibat abnormalitas perkembangan jantung saat masih dalam janin dan berlanjut hingga setelah lahir.
Tujuan radioterapi untuk menghancurkan sel kanker, baik secara langsung seperti pemutusan rantai DNA maupun secara tidak langsung.
Survei Kesehatan 2023 menunjukkan proporsi kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir menurut kelompok usia tetap tinggi, dengan anak di bawah 1 tahun memiliki tingkat kekambuhan 53,5%.
Dalam diagnosis asma pada anak, selain anamnesis dan pemeriksaan fisis, terdapat juga pemeriksaan penunjang yaitu salah satunya dengan sistem prediksi atau skoring.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved