Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PERKUMPULAN Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) resmi mengeluarkan rekomendasi klinis terbaru untuk vaksinasi Human Papillomavirus (HPV). Rekomendasi menargetkan dua kelompok kunci, yaitu perempuan pra-nikah dan perempuan pascapersalinan atau ibu menyusui.
Rekomendasi ini disusun berdasarkan bukti ilmiah terkini dan bertujuan untuk memperkuat pencegahan primer kanker serviks, sebagai jenis kanker dengan kasus terbanyak ketiga di Indonesia.
Berdasarkan data Globocan 2022, kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada perempuan Indonesia, dengan lebih dari 36.000 kasus baru dan lebih dari 20.000 kasus kematian. Lebih dari 95% kasus ini disebabkan oleh infeksi HPV risiko tinggi. Meski upaya pencegahan terus berjalan, kelompok perempuan dewasa yang belum pernah divaksinasi, seperti yang berada dalam fase pranikah dan pascapersalinan, masih perlu menjadi perhatian dalam perluasan upaya perlindungan.
“Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, dan jika tidak ditangani, dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Di Indonesia, tipe HPV risiko tinggi yang paling umum ditemukan adalah tipe 52, 16, 18, 58 - yang sebagian besar ditularkan melalui aktivitas seksual. Kabar baiknya, infeksi HPV dapat dicegah melalui vaksinasi HPV. Oleh karena itu, sangat dianjurkan seseorang melakukan vaksinasi HPV sebelum aktif secara seksual, seperti pada fase pranikah. Untuk ibu yang sedang menyusui, juga dapat menerima vaksinasi HPV,” ungkap Ketua Umum POGI Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat dilansir dari keterangan resmi, Jumat (27/6).
Lebih lanjut, Yudi menekankan bahwa masih banyak wanita usia reproduktif yang belum menjadi bagian dari upaya pencegahan kanker serviks secara menyeluruh.
“Setiap jam, dua perempuan Indonesia meninggal akibat kanker serviks. Ini bukan sekadar angka, tapi panggilan darurat bagi semua pihak. Melalui rekomendasi ini, POGI ingin memberikan panduan berbasis ilmiah bagi dokter dan tenaga kesehatan untuk memperluas cakupan perlindungan, khususnya bagi kelompok pranikah dan pascapersalinan yang belum pernah menerima vaksinasi HPV,” sambungnya.
Rekomendasi ini disusun oleh Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks POGI di bawah pimpinan Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, sebagai panduan teknis bagi tenaga kesehatan. “Untuk perempuan - termasuk perempuan pranikah, kami merekomendasikan untuk mendapat vaksin HPV. Vaksinasi sebelum aktivitas seksual dapat mencegah hingga 90% kanker terkait HPV, sementara pada wanita yang sudah aktif secara seksual, vaksin tetap dapat membantu dalam mengurangi risiko dan memberikan perlindungan dari kanker serviks,” jelas dr. Fitriyadi.
Ia juga menjelaskan bahwa vaksinasi HPV pada masa pascapersalinan bisa menjadi bagian integral dari kunjungan nifas. “Vaksinasi HPV dapat diberikan untuk ibu menyusui dan dapat diberikan bersamaan dengan layanan skrining serviks. Kami menyusun panduan ini agar dokter, bidan, dan tenaga kesehatan memiliki acuan praktis dan konsisten dalam memberikan edukasi dan layanan vaksinasi HPV, khususnya bagi kelompok perempuan dewasa yang belum tercakup,” tuturnya.
POGI berharap rekomendasi ini dapat diadopsi secara luas oleh tenaga kesehatan dan menjadi bagian dari layanan kesehatan reproduksi rutin di seluruh Indonesia. Dengan menjadikan fase pranikah dan pascapersalinan sebagai titik masuk strategis, vaksinasi HPV diharapkan mampu menekan angka kematian akibat kanker serviks dan mempercepat tercapainya target eliminasi secara nasional dan global.
Sejalan dengan upaya ini, PT Merck Sharp & Dohme Indonesia (MSD) Indonesia, sebagai perusahaan biofarmasi global yang berkomitmen pada pencegahan penyakit menular, menyambut baik langkah POGI. MSD menegaskan komitmennya untuk memperkuat edukasi serta kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi HPV sebagai langkah pencegahan kanker serviks bagi perempuan Indonesia. (H-2)
Vaksinasi HPV di awal tahun 2025 ditujukan untuk kelas 9 SMP/MTs sederajat dan umur 15 tahun bagi yang tidak bersekolah (khusus remaja putri).
WHO memberikan rekomendasi penting kepada negara-negara untuk memasukkan vaksin Human Papillomavirus (HPV) ke dalam program imunisasi nasional untuk mencegah kanker leher rahim.
Banyak ibu menyusui ragu untuk menerima vaksin karena kekhawatiran terhadap dampaknya bagi bayi. Simak panduan lengkap vaksinasi yang aman.
Isu mengenai vaksin human papillomavirus (HPV) yang bisa menyebabkan kemandulan hingga menopause dini merupakan kabar yang tidak benar atau hoaks.
Human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab utama kanker serviks yang setiap tahunnya merenggut ribuan nyawa perempuan di Indonesia.
Dalam waktu singkat, lebih dari 5 juta remaja perempuan Indonesia telah menerima vaksin HPV.
Kemenkes) mengakselerasi program vaksinasi human papiloma virus atauĀ HPV nasional demi menekan angka kematian akibat kanker serviks.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved