Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan rekomendasi penting kepada negara-negara untuk memasukkan vaksin Human Papillomavirus (HPV) ke dalam program imunisasi nasional. Vaksin HPV bertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi kanker serviks atau kanker leher rahim yang merupakan kanker tertinggi kedua setelah kanker payudara pada perempuan.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, vaksin HPV merupakan vaksin yang diberikan untuk melindungi perempuan dari risiko terinfeksi virus HPV (Human Papillomavirus), penyebab utama kanker leher rahim atau serviks. Namun, pemberian vaksin saja tidak cukup, jika tidak disertai dengan edukasi perilaku serta informasi yang komprehensif mengenai skrining, diagnosis, dan tata laksana penyakit ini. Pendekatan ini membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang pencegahan dan penanganan kanker leher rahim.
“Dengan tujuan menurunkan angka kanker leher rahim menjadi 4 per 100.000 penduduk per tahun pada tahun 2030, sasaran utama program ini adalah anak perempuan berusia 9-14 tahun. Cakupan program imunisasi HPV yang luas akan menjadi kunci keberhasilan dalam upaya mengurangi beban penyakit, serta melindungi generasi mendatang dari risiko masalah kesehatan serius,” ungkap Kemenkes.
Komponen penting dalam pencegahan kanker leher rahim adalah skrining. Melalui skrining, kita dapat mengidentifikasi penyakit ini lebih awal serta memberikan penanganan yang tepat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksin HPV diberikan pada anak perempuan mulai usia 9 tahun dengan dosis sebagai berikut:
Satu atau dua dosis dalam selang waktu 6-12 bulan bagi anak usia 9-14 tahun
Satu atau dua dosis dalam selang waktu 6 bulan bagi remaja usia 15-20 tahun
Dua dosis dalam selang waktu 6 bulan bagi perempuan berusia di atas 21 tahun
Pemberian vaksin HPV tidak disarankan bagi perempuan berusia di atas 26 tahun. Walaupun ada pula perempuan dalam rentang usia 27-45 tahun yang meminta rekomendasi dokter untuk melakukan vaksinasi HPV. Namun, manfaatnya tidak sebesar perempuan berusia di bawah 26 tahun, karena biasanya mereka sudah terpapar virus HPV.
Perempuan asal Ohio ini kira pendarahan selama tiga bulan yang dialami gejala perimenopause. Ternyata didiagnose kanker serviks stadium 3.
KEMENTERIAN Kesehatan bersama MSD Indonesia resmi meluncurkan kampanye nasional edukasi kesehatan “Tenang untuk Menang 2025" di Kota Bandung, Kamis (14/8).
Tingkatkan kesadaran pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV, pemeriksaan rutin, dan pap smear untuk melindungi kesehatan rahim Anda.
AVI Grant-Noonan, perempuan asal Amerika Serikat baru mengetahui kanker serviks yang diidapnya setelah mengalami keguguran.
Ketahui kapan waktu terbaik untuk pemberian vaksin HPV agar perlindungan terhadap kanker serviks maksimal. Simak panduan lengkap jadwal dan dosisnya
Kanker serviks tidak hanya disebabkan perilaku seksual berisiko. Kenali berbagai penyebab dan langkah pencegahannya di sini.
Tingkatkan kesadaran pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV, pemeriksaan rutin, dan pap smear untuk melindungi kesehatan rahim Anda.
Melalui paparannya Reny Lamadjido menegaskan bahwa deteksi kanker mulut rahim atau serviks semakin canggih berkat inovasi alat skrining sampel urin dari Bio Farma.
Program pencegahan kanker serviks dengan metode IVA yang berjalan sejak 20 tahun lalu hingga saat ini sudah menjangkau sekitar 140 ribu orang di Indonesia.
kanker serviks umumnya tidak menunjukkan gejala, sehingga banyak penderita baru menyadari setelah mencapai stadium lanjut. Karena itu, deteksi dini kanker serviks penting untuk dilakukan.
Gejala kanker serviks baru muncul ketika kanker sudah berada pada stadium lanjut. Karena itu, deteksi dini dan pencegahan dengan melakukan skrining kanker serviks sangat penting dilakukan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved