Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KANKER serviks adalah salah satu ancaman kesehatan serius yang banyak dihadapi perempuan, terutama di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), virus yang sering menular melalui hubungan seksual. Ironisnya, pada tahap awal, kanker serviks umumnya tidak menunjukkan gejala, sehingga banyak penderita baru menyadari keberadaan penyakit ini setelah mencapai stadium lanjut. Karena itu, deteksi dini kanker serviks sangat penting untuk dilakukan.
Deteksi dini merupakan langkah penting untuk mencegah kanker serviks berkembang ke tahap lebih serius. Beberapa metode seperti Pap smear, tes HPV, dan pemeriksaan IVA umum digunakan untuk mendeteksi keberadaan sel abnormal di leher rahim. Namun, berbagai tantangan seperti stigma sosial, minimnya pengetahuan, dan keterbatasan akses ke layanan kesehatan sering kali menjadi penghalang bagi perempuan untuk menjalani pemeriksaan rutin.
Sebagai solusi praktis, inovasi seperti metode self-sampling kini mulai diperkenalkan. Dengan metode ini, perempuan dapat mengambil sampel sendiri di rumah menggunakan perangkat khusus, yang kemudian dikirim ke laboratorium untuk analisis.
Mendeteksi kanker serviks sedini mungkin adalah salah satu upaya untuk mencegah dampak fatal dari penyakit ini. Berikut adalah beberapa metode deteksi dini kanker serviks:
Tes ini bertujuan untuk mendeteksi sel abnormal yang berpotensi menjadi kanker. Dokter mengambil sampel sel dari serviks untuk dianalisis di laboratorium. Pap smear juga bisa dikombinasikan dengan tes HPV DNA untuk mendeteksi infeksi virus HPV.
Jadwal pemeriksaan Pap smear berdasarkan usia:
Kolposkopi direkomendasikan jika hasil Pap smear menunjukkan adanya kelainan. Tes ini menggunakan alat bernama kolposkop untuk memeriksa leher rahim, vagina, dan vulva secara detail. Jika ditemukan kelainan, dokter akan mengambil sampel jaringan untuk analisis lebih lanjut.
Tes ini dilakukan dengan mengoleskan larutan yodium pada serviks. Jaringan sehat akan berubah warna menjadi coklat, sedangkan jaringan abnormal tetap berwarna putih atau kuning.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengambil sampel jaringan dari bagian dalam leher rahim (endoserviks), terutama jika area tersebut tidak dapat dijangkau oleh kolposkop.
Tindakan ini dilakukan jika hasil Pap smear menunjukkan adanya sel prakanker atau kanker ringan. Dokter mengambil sampel jaringan berbentuk kerucut dari serviks untuk pemeriksaan mikroskopis.
Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel jaringan menggunakan alat berbentuk bundar. Sampel biasanya diambil dari beberapa area di sekitar serviks.
Metode terbaru ini menggunakan darah haid yang ditampung pada pad khusus. Pad tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk mendeteksi keberadaan virus HPV.
Selain deteksi dini, pencegahan tetap menjadi langkah terbaik. Vaksinasi HPV, mengadopsi gaya hidup sehat, menghindari perilaku seksual berisiko, serta tidak merokok adalah cara efektif untuk mengurangi risiko kanker serviks. Dengan kombinasi upaya deteksi dini dan pencegahan, perempuan dapat lebih terlindungi dari ancaman kanker serviks. (Z-9)
Gejala kanker serviks baru muncul ketika kanker sudah berada pada stadium lanjut. Karena itu, deteksi dini dan pencegahan dengan melakukan skrining kanker serviks sangat penting dilakukan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved