Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SALAH satu jenis kanker yang menjadi momok bagi perempuan ialah kanker serviks atau kanker leher rahim. Padahal, sebenarnya kanker ini bisa dicegah.
"Kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi HPV dan IVA test/pap smear," kata Ketua Umum Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI) Andrijono dalam diskusi virtual belum lama ini.
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel kanker berkembang di leher rahim, pintu masuk rahim dari vagina. Kanker yang diakibatkan infeksi human papilloma virus (HPV) ini berada di peringkat kedua kasus kanker tertinggi di Indonesia.
Baca juga : Satu Dosis Vaksin HPV Sudah Cukup untuk Perempuan Muda, WHO Ubah Rekomendasi
Vaksinasi HPV membuat tubuh membentuk antibodi terhadap virus HPV sehingga memiliki kekebalan terhadap virus HPV yang berisiko tinggi sebabkan kanker serviks. Oleh karena itu, vaksinasi HPV penting dilakukan sedini mungkin.
"Tidak hanya kaum perempuan, kaum pria pun dianjurkan untuk mendapatkan vaksin HPV sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus tersebut," kata dia.
Melalui program vaksinasi HPV, sebut Andrijono, Australia berhasil menurunkan insiden kanker hingga 40% setelah memulai program vaksinasi HPV nasional sejak 2007.
Baca juga : Keengganan Masyarakat Berikan Anak Vaksin HPV Masih Jadi Tantangan
Bagaimana dengan Indonesia? Andrijono mengungkapkan, dari keseluruhan kasus kanker serviks baru yang ditemukan di Indonesia, diketahui lebih dari 80% sudah pada stadium lanjut. "Pada kondisi ini, pengobatannya menjadi lebih sulit, lebih mahal, serta tingkat keberhasilan juga menurun," imbuhnya.
Data Globocan 2020 menyebutkan kasus kanker leher rahim di Indonesia sebanyak 9,2% dari total kasus kanker. Sedikitnya 50 perempuan di Indonesia meninggal dunia setiap harinya akibat kanker serviks.
Ketua Umum dan Pendiri Cancer Information and Support Center (CISC) Aryanthi Baramuli Putri mengatakan kanker serviks paling banyak diidap orang yang berada di usia produktif, yakni 35-55 tahun. Karena itu, ia menekankan pentingnya deteksi dini dan pemberian vaksin HPV sebagai investasi penting bagi bangsa ini ke depan.
Baca juga : Cegah Kanker Serviks, 90% Anak Perempuan Di Bawah 15 Tahun Harus Divaksin HPV
Dalam kesempatan terpisah, dokter Kandungan dan Kebidanan Subspesialis Onkologi RS Universitas Indonesia, Dr dr Hariyono Winarto, SpOG (K), menyampaikan vaksinasi HPV sebaiknya diberikan ke anak perempuan sejak dini.
"Usia 9-10 tahun sudah bisa divaksinasi," katanya dalam Instagram Live Cegah Kanker Serviks Sejak Dini, beberapa waktu lalu.
Pasalnya, sambung Hariyono, sistem imunitas anak-anak lebih baik ketimbang orang dewasa. Untuk dosis vaksin diberikan selama dua kali. Setelah dewasa, vaksinasi HPV harus diberikan sebanyak tiga kali.
Perlunya kolaborasi menyeluruh dalam membangun ekosistem layanan kanker payudara yang lebih manusiawi, menyentuh aspek medis, dan psikososial.
Para ilmuwan mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang merevolusi imunoterapi kanker.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Penelitian terbaru menunjukkan kombinasi radioterapi dan imunoterapi dapat “membangunkan” tumor paru-paru yang sebelumnya kebal pengobatan.
Banyak tantangan yang dihadapi pasien kanker anak dan keluarga, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga prasejahtera.
MENILAI prevalensi gangguan tidur di antara pasien kanker sangat penting untuk memahami gejala dan mengidentifikasi strategi manajemen yang tepat.
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat bersifat akut maupun kronis.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Vaksin HPV yang selama ini dikenal sebagai perlindungan utama terhadap kanker serviks pada perempuan, kini direkomendasikan juga untuk anak laki-lak
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Vaksin influenza untuk anak bisa diberikan pada anak berusia lebih dari 3 bulan. Selain anak, vaksin flu juga perlu diberikan untuk kelompok rentan.
Vaksinasi shingrix terbukti sangat efektif mencegah cacar api dan neuralgia pada pasien yang sudah terkena cacar api.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved