Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Wanita 29 Tahun Stres, Kurang Tidur, dan Bekerja Terlalu Keras Berujung Kanker Stadium 4

M Iqbal Al Machmudi
21/8/2025 09:33
Wanita 29 Tahun Stres, Kurang Tidur, dan Bekerja Terlalu Keras Berujung Kanker Stadium 4
Ilustrasi.(freepik)

MONIKA Choudhary, 29, merasa hancur karena ia diagnosis alami kanker stadium 4. Padahal selama hidup ia makan sehat dan menjaga pola makan dengan baik. Bahkan tidak pernah suka makanan yang digoreng atau berminyak. Ternyata kanker justru datang dari kebiasaannya bekerja terlalu keras dengan minim istirahat hingga membuatnya stres.

"Ketika saya mulai mengerjakan situs web saya sendiri, saya tidak menyadari betapa menuntut dan menguras tenaganya. Jam kerja yang panjang, waktu di depan layar, tenggat waktu yang terus-menerus, dan stres perlahan mulai membebani saya secara mental dan fisik," ungkap Monika dikutip dari Times of India, Kamis (21/8).

Alhasil kerja yang terlalu padat membuatnya menjadi kurang gerak, jarang keluar rumah, dan benar-benar kehilangan kontak dengan rutinitas fisik. Padahal gaya hidup sebelumnya sangat aktif. Lari sore menjadi bagian dari rutinitas harian. Lari sore menjadi terapinya.

Monika merasa tak lama kemudian tubuhnya mulai memberi tanda. Tubuhnya mulai memberi tanda-tanda kelelahan, gelisah, dan tidak nyaman. Hidup Monika berubah total ketika ia didiagnosis kanker. 

"Lalu datanglah diagnosisnya, kanker kolorektal stadium 4. Momen mengejutkan yang mengubah segalanya. Menengok ke belakang, saya menyadari bahwa ini bukan hanya tentang nasib buruk. Ini adalah akibat dari stres, kelelahan, dan pengabaian fisik total dari waktu ke waktu," ujar dia.

"Saya belajar, dengan cara yang paling sulit, bahwa tidak ada ambisi yang sepadan dengan mengorbankan kesehatan. Tubuh kita selalu mencatatnya perhatian, dengan cara apa pun dan pada akhirnya menuntut," sambungnya.

Meskipun tidak ada faktor risiko tunggal yang menyebabkan kanker, stres, terlalu banyak bekerja, dan kurang tidur sangat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan peradangan serta mengganggu regulasi hormon. 

Stres kronis menimbulkan efek yang lebih dari sekadar kecemasan dan perasaan kewalahan. Paparan stres yang berkepanjangan menyebabkan tubuh memproduksi kortisol dan adrenalin (hormon stres). Sistem kekebalan tubuh kesulitan mendeteksi sel-sel abnormal, sehingga terjadi peradangan kronis.

Pelepasan hormon stres mengakibatkan kerusakan DNA, serta gangguan pada protein-protein esensial yang menghambat perkembangan sel kanker. Stres kronis berperan sebagai lingkungan bagi sel kanker untuk berkembang biak, sekaligus memfasilitasi penyebarannya ke seluruh tubuh.

Orang yang bekerja berlebihan, disertai waktu istirahat yang kurang, menghadapi risiko lebih tinggi terkena kanker. Hubungan antara jam kerja yang panjang dan perilaku tidak sehat menyebabkan pilihan pola makan yang buruk dan penurunan tingkat olahraga, serta peningkatan kebiasaan merokok dan minum alkohol yang merupakan faktor risiko kanker.

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa stres terkait pekerjaan dan jam kerja yang panjang kemungkinan menyebabkan tingginya angka kanker payudara, paru-paru, dan kolorektal, meskipun hal ini dapat bervariasi.

Tubuh membutuhkan tidur untuk menyembuhkan diri sendiri dan melindungi sistem kekebalan tubuh dari kerusakan. Produksi hormon melatonin, yang membantu mengendalikan pola tidur dan melawan kanker, akan terganggu ketika seseorang mengalami masalah tidur. 

Durasi tidur yang tidak memadai atau kualitas tidur yang buruk meningkatkan kemungkinan berkembangnya beberapa jenis kanker. Kurang tidur menyebabkan kerusakan DNA, melemahnya kekebalan tubuh, meningkatnya peradangan, dan terganggunya ritme sirkadian, yang semuanya bekerja sama untuk membantu sel kanker berkembang. Ingat, tidur adalah hal yang tidak bisa ditawar. (H-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya