Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Kanker Kolorektal di Usia Muda Meningkat Drastis, Pakar Ingatkan Deteksi Dini

Atalya Puspa    
21/8/2025 11:10
Kanker Kolorektal di Usia Muda Meningkat Drastis, Pakar Ingatkan Deteksi Dini
Ilustrasi(Freepik)

KANKER kolorektal yang selama ini dianggap sebagai penyakit orang lanjut usia kini semakin banyak menyerang kelompok usia muda. 

Data dari Harold C Simmons Comprehensive Cancer Center menunjukkan sekitar sepertiga pasien kanker kolorektal yang mereka tangani berusia 30–40 tahun, bahkan ada yang masih remaja.

Tren ini dinilai sangat mengkhawatirkan. Jumlah pasien kanker usus besar di bawah usia 50 tahun diperkirakan akan berlipat ganda pada 2030. 

Sementara itu, kasus kanker rektum diprediksi meningkat hingga empat kali lipat dalam kurun waktu yang sama. 

Saat ini, bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun, kanker kolorektal sudah menjadi penyebab kematian akibat kanker terbanyak pada pria dan penyebab kematian kedua terbanyak pada wanita.

Para ahli masih meneliti mengapa kanker ganas ini kian banyak menyerang usia produktif. Dugaan utama berkaitan dengan gaya hidup modern dan faktor lingkungan, di antaranya:

  • Riwayat keluarga kanker kolorektal
  • Kelebihan berat badan dan obesitas
  • Kurang olahraga
  • Pola makan rendah serat dan tinggi daging olahan
  • Merokok dan konsumsi alkohol
  • Penyakit radang usus seperti kolitis ulseratif atau Crohn

Faktor lingkungan, seperti kualitas air dan udara, juga sedang diteliti. Bahkan, paparan sejak usia dini, misalnya penggunaan antibiotik saat bayi atau pola nutrisi ibu, diduga dapat meningkatkan risiko.

Selain itu, mutasi genetik juga berperan dalam sebagian kasus. Misalnya Familial Adenomatous Polyposis (FAP), Sindrom Lynch, maupun Sindrom Gardner yang diturunkan dalam keluarga.

Berbeda dengan pasien lansia, penderita kanker kolorektal usia muda menghadapi tantangan lebih kompleks. Banyak dari mereka masih bekerja penuh waktu, kuliah, atau bahkan sudah menjadi orangtua muda. Kondisi ini membuat beban fisik dan emosional mereka semakin berat.

Pengobatan standar seperti operasi, kemoterapi, terapi radiasi, hingga imunoterapi, sering kali menimbulkan efek samping jangka panjang. Dampaknya tidak hanya pada kesehatan, tapi juga pada rencana hidup mereka ke depan, termasuk pernikahan, pekerjaan, dan membangun keluarga.

Deteksi dini menjadi kunci utama menekan risiko kanker kolorektal. Cara terbaik adalah melalui kolonoskopi. Padahal, para pakar merekomendasikan agar usia skrining diturunkan menjadi 35 tahun. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya