Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KANKER kolorektal yang menyerang usus besar dan rektum kini tidak hanya menjadi ancaman bagi usia lanjut, tapi juga semakin banyak ditemukan pada usia muda.
Selain itu, infeksi usus buntu yang tidak segera ditangani dengan tepat juga berpotensi memicu kanker usus besar. Kondisi ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan pencernaan dan mengenali gejala awal penyakit.
Menurut artikel dari Halodoc, kanker kolorektal biasanya bermula dari polip yang kemudian berkembang menjadi ganas.
Meski umumnya menyerang usia di atas 50 tahun, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker ini pada usia muda, antara lain:
KlikDokter menjelaskan bahwa usus buntu adalah organ kecil yang menempel pada usus besar dan bisa mengalami peradangan (apendisitis).
Infeksi usus buntu yang terlambat ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pecahnya usus buntu, peritonitis, dan sepsis.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang pernah menjalani operasi usus buntu memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker usus besar, terutama pada usia lanjut.
Para ahli menduga usus buntu memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh dan menjadi ‘rumah’ bagi bakteri baik. Hilangnya fungsi ini akibat peradangan atau operasi dapat memengaruhi kesehatan usus dan meningkatkan risiko kanker.
Gejala kanker kolorektal dan infeksi usus buntu seringkali mirip dengan gangguan pencernaan biasa, sehingga mudah diabaikan, seperti:
Para dokter menekankan pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan kolonoskopi, terutama bagi yang memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal atau gejala mencurigakan. Selain itu, perubahan gaya hidup sehat sangat dianjurkan, seperti:
Meningkatnya kasus kanker kolorektal di usia muda dan potensi kanker usus akibat infeksi usus buntu menuntut kewaspadaan lebih dari masyarakat.
Kenali gejala awal, lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, dan terapkan pola hidup sehat untuk mencegah risiko penyakit yang bisa berakibat fatal ini.
Sumber: Halodoc, KlikDokter
Dari sekitar 25.000 kasus kanker kolorektal di Indonesia, sekitar 1.400 pasien berusia di bawah 40 tahun, termasuk 446 kasus pada rentang usia 20 hingga 29 tahun.
Kanker kolorektal kini semakin sering menyerang orang di usia muda, menurut para ahli di Yale Medicine. Simak gejalanya berikut.
Yogurt bukan hanya lezat dan menyegarkan, tetapi juga memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan saluran cerna.
Kanker kolorektal mengakibatkan lebih dari 900.000 orang meninggal dunia per tahun, menjadikannya penyebab kematian kedua di dunia setelah kanker paru-paru.
Gejala awal kanker kolorektal meliputi perubahan pola buang air besar, darah dalam feses, nyeri atau kram pada perut, penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas, dan kelelahan.
MENGUNYAH makanan Anda dengan baik ternyata dapat mencegah usus buntu. Namun perlu diperhatikan jumlah kunyahan yang baik. Itu tergatung pada tekstur makanan
Rasa nyeri pada perut bukan satu-satunya indikasi anak mengidap usus buntu. Ada gejala lain yang wajib orang tua ketahui agar cepat tertangani.
Jika tidak diobati, usus buntu yang meradang akan pecah, menumpahkan bakteri dan kotoran ke dalam rongga perut atau bagian tengah tubuh Anda yang menahan hati, perut, dan usus.
Gelandang berusia 22 tahun itu sudah absen saat timnas Inggris menang 2-0 atas Ukraina di laga kualifikasi Piala Eropa 2024 di Stadion Wembley, Minggu (26/3).
Albon absen di GP Italia di Monza karena usus buntu pada Sabtu (10/9) dan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit San Gerardo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved