Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KANKER usus besar atau kanker kolorektal adalah jenis kanker yang terjadi pada usus besar dan dapat memengaruhi sistem pencernaan. Kanker ini dulunya identik dengan lansia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, usia pasien kanker usus besar semakin muda.
Kasus kanker usus besar pada orang dewasa muda meningkat tajam. Di Amerika Serikat, kanker ini menjadi kanker yang paling banyak menyebabkan kemarian pada orang berusia di bawah 50 tahun.
Gaya hidup yang tidak sehat diyakini sebagai salah satu penyebab peningkatan kasus kanker pada orang dewasa muda. Khususnya, kebiasaan mengonsumsi makanan-makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.
"Meskipun tidak ada yang benar-benar tahu mengapa kita melihat peningkatan yang mengkhawatirkan pada kanker yang terjadi pada usia muda, banyak orang dan penelitian menunjukkan bahwa mungkin hal itu terkait dengan apa yang kita makan," ujar ahli bedah kolorektal dr Karen Zaghiyan dikutip dari New York Post, Senin (10/2/2025).
Daging merah
Konsumsi daging merah sejak lama dikaitkan dengan risiko berbagai macam penyakit. Zaghiyan mengatakan terlalu sering mengonsumsi daging sapi, domba, atau babi dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 18 persen.
"Kami tidak tahu jumlah yang aman, dan jika Anda membakar daging, atau memasaknya di atas api, itu akan meningkatkan risiko (kanker)," katanya.
Mekanisme yang menghubungkan antara konsumsi daging dengan risiko kanker kolorektal memang masih diperdebatkan. Namun menurut studi pada 2024, zat besi yang terkandung dala daging merah dapat mengaktifkan kembali telomerase, enzim yang memperpanjang ujung kromosom DNA, yang mendorong perkembangan penyakit.
Daging olahan
Berlebihan mengonsumsi daging olahan, seperti sosis, hot dog, bacon, pepperoni, serta daging yang diawetkan atau diasinkan dapat secara meningkatkan risiko kanker kolorektal.
"Mereka (daging olahan) meningkatkan risiko kanker kolorektal sebesar 15 persen hingga 35 persen jika Anda mengonsumsi satu porsi sehari," kata Zaghiyan.
Peneliti menemukan mereka yang mengonsumsi lebih banyak daging merah atau olahan, masing-masing memiliki risiko kanker kolorektal sebesar 30 persen hingga 40 persen. Mereka juga mengidentifikasi dua gen, HAS2 dan SMAD7, yang memengaruhi risiko kanker tergantung pada seberapa banyak daging merah atau olahan yang dikonsumsi.
Minuman dengan kadar gula tinggi
Zaghiyan mengungkapkan mereka yang gemar meminum minuman soda dan jus juga berisiko mengalami kanker kolorektal lebih dini.
"Minuman ini diberi pemanis buatan dengan sirup jagung fruktosa tinggi dan sukrosa fruktosa, dan konsumsi ini telah dikaitkan dengan perkembangan kanker kolorektal," tuturnya.
Sebuah studi tahun 2021 menemukan orang yang minum dua atau lebih porsi minuman manis bergula per hari, memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena kanker kolorektal sebelum usia 50 tahun.
Minuman beralkohol
Alkohol telah dikaitkan peningkatan risiko sedikitnya tujuh jenis kanker, termasuk kanker usus besar.
"Risiko ini terutama meningkat pada orang yang minum alkohol setiap hari, tetapi tidak ada jumlah yang aman," kata Zaghiyan.
Lantas, bagaimana cara alkohol dapat memicu risiko kanker? Salah satu faktor kuncinya adalah asetaldehida, karsinogen yang diproduksi tubuh saat memecah etanol.
Alkohol juga dapat mengacaukan hormon dan memengaruhi cara sel tumbuh dan membelah diri. Selain itu, minuman beralkohol juga mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi penting seperti zat besi, folat, dan vitamin esensial.
Ulraprocessed food
Ulraprocessed food juga menjadi salah satu makanan yang harus dijauhi agar terhindar dari risiko kanker kolorektal.
"Alasan meningkatnya hubungan antara berbagai kondisi usus dan kanker kolorektal adalah karena adanya pengemulsi, pemanis buatan, dan berbagai bahan tambahan seperti pewarna makanan yang terdapat dalam makanan tersebut," terang Zaghiyan.
Sebuah studi tahun 2022 menemukan pria yang mengonsumsi makanan ultraproses dalam jumlah besar memiliki risiko 29 persen lebih tinggi terkena kanker kolorektal dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi paling sedikit.
Penelitan terbaru menyebut Ulraprocessed food mengganggu proses penyembuhan alami tubuh. Penelitian yang dipublikasikan pada Desember 2024 menunjukkan salah satu faktor pemicu pertumbuhan sel kanker usus besar adalah inflamasi yang muncul akibat pola makan tidak sehat. (H-2)
Kanker kolorektal menyerang jaringan usus besar (kolon) dan usus paling bawah sampai anus (rektum). Biasanya masyarakat lebih mengenak kanker kolorektal dengan sebutan kanker usus.
SALAH satu kekayaan hayati dari lautan Indonesia yang berpotensi dikembangkan sebagai suplementasi untuk mencegah kanker kolorektal ialah alga hijau (Chlorella vulgaris).
Alarm berbunyi di dunia medis! Penelitian terbaru mengungkapkan lonjakan signifikan dalam kasus 17 jenis kanker di kalangan generasi milenial dan Gen X, menurut studi terbaru.
Deteksi dini kanker kolorektal dengan kolonoskopi menjadi metode standar yang efektif.
Kanker kolorektal, yang berkembang di usus besar atau rektum, umumnya menyerang orang lanjut usia, tetapi kini semakin banyak ditemukan pada orang yang lebih muda.
Kanker usus besar atau yang juga disebut dengan kanker kolon dan kanker kolorektal merupakan masalah kesehatan berupa tumbuhnya sel kanker pada organ usus besar. Ini beberapa penyebabnya.
Beberapa jenis makanan yang meningkatkan risiko kanker usus meliputi gorengan, makanan tinggi garam, daging merah, makanan berpengawet, dan makanan manis.
Pemeriksaan kanker yang termasuk dalam layanan CKG antara lain, kanker paru, usus, leher rahim, dan payudara pada orang dewasa.
Mereka yang sering mengejan, duduk dalam waktu lama, kurang mengonsumsi serat, atau berisiko obesitas lebih rentan mengalami ambeien.
MENGONSUMSI ayam secara teratur dapat menggandakan risiko kematian akibat 11 jenis kanker yang berbeda, termasuk kanker usus dan lambung.
Pelajari cara efektif mencegah kanker usus melalui pola makan sehat, olahraga rutin, dan gaya hidup aktif. Lindungi diri Anda dari risiko kanker kolorektal sejak dini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved