Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Waspadai Kanker Usus Besar yang Kian Mengintai Generasi Muda

Atalya Puspa    
20/8/2025 07:42
Waspadai Kanker Usus Besar yang Kian Mengintai Generasi Muda
Ilustrasi(Freepik)

MESKI jarang terjadi pada orang dewasa muda, kanker usus besar kini menjadi ancaman nyata. National Cancer Institute mencatat kanker usus besar merupakan kanker ketiga paling umum di dunia sekaligus penyebab kematian akibat kanker nomor dua. Fakta ini menunjukkan pentingnya mengenali tanda-tanda awal penyakit yang sering kali muncul tanpa gejala.

Kanker kolorektal mencakup kanker usus besar dan rektum. Penyakit ini bermula ketika sel-sel di usus besar tumbuh tidak terkendali. Pertumbuhan abnormal yang disebut polip sering kali menjadi awalnya. Jika dibiarkan, polip dapat berkembang menjadi kanker.

Menurut American Cancer Society, risiko terkena kanker kolorektal diperkirakan 1 dari 23 pria dan 1 dari 25 wanita. Faktor genetik, lingkungan, hingga gaya hidup turut memengaruhi kemungkinan seseorang mengidap penyakit ini.

Kanker usus besar sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Namun, beberapa tanda yang patut diperhatikan antara lain:

  • Perubahan kebiasaan buang air besar
  • Tinja bercampur darah atau pendarahan rektal
  • Diare, sembelit, atau perasaan usus tidak benar-benar kosong
  • Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
  • Nyeri atau kram perut
  • Kelelahan berkepanjangan

Gejala ini tidak selalu berarti kanker, tetapi hanya pemeriksaan medis yang bisa memastikan penyebabnya.

Kanker kolorektal kini menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di kalangan orang di bawah 50 tahun. Studi tahun 2017 bahkan menemukan bahwa generasi milenial (lahir 1981–1996) memiliki risiko dua kali lipat terkena kanker kolorektal dibandingkan mereka yang lahir pada 1950.

Lebih memprihatinkan lagi, pasien di bawah 55 tahun hampir 60 persen lebih mungkin didiagnosis saat penyakit sudah stadium lanjut. Akibatnya, peluang bertahan hidup pun semakin kecil. Pola makan tinggi lemak, kurang serat, dan minim aktivitas fisik diduga ikut menjadi penyebab meningkatnya kasus pada usia muda.

Skrining rutin menjadi kunci pencegahan. Kolonoskopi adalah standar emas dalam mendeteksi kanker usus besar. Melalui prosedur ini, dokter dapat melihat langsung kondisi usus besar sekaligus mengangkat polip berpotensi kanker.

Selain kolonoskopi, ada tes lain yang mendeteksi DNA kanker atau darah dalam tinja. Namun, metode ini tidak selalu cocok untuk semua orang, khususnya mereka yang berisiko tinggi.

Prosedur kolonoskopi relatif aman. Pasien akan dibius sehingga tidak merasakan sakit dan tidak mengingat jalannya proses. Risiko yang ditimbulkan jauh lebih kecil dibandingkan manfaatnya, yakni menemukan penyakit sejak dini sebelum berkembang menjadi kanker. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya