Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
PENDIDIK dan pendiri komunitas Keluarga Kita Najelaa Shihab mengatakan orangtua harus paham beragam risiko dalam dunia digital, khususnya media sosial, sebelum bisa memberi batasan di ruang digital anak.
"Kalau kita ngomong soal konten, itu tentu orangtua khawatir. Dia kontak sama keluarganya sedikit, tapi kontak sama orang yang nggak jelas dan nggak dikenal di dunia maya, banyak amat. Belum tentu juga orangnya sebagaimana yang digambarkan. Tapi kontak itu juga sebetulnya
berkait dengan bagaimana anak itu menjadi bagian dari sesuatu konten, values, dan sebagainya yang memang bertentangan dengan values yang dicoba ditemukan dalam keluarga," kata Najelaa, dikutip Minggu (27/4).
Ia mengatakan risiko lain yang perlu dipahami orangtua adalah sifat konsumtif anak karena ikut-ikutan tren yang beredar di media sosial.
Hal itu, kata Najelaa, merupakan tantangan bagi orangtua karena anak belum bisa memahami arti konsumtif yang berakibat anak ikut-ikutan membeli barang yang tidak diperlukan.
Selain itu, Najelaa juga mengatakan risiko adiksi terhadap paparan layar juga perlu menjadi perhatian orangtua dalam upaya membatasi anak bermedia sosial secara berlebihan.
Dia mengatakan perlunya komunikasi terbuka antara orangtua dan anak untuk menciptakan diskusi agar anak bisa memahami dan menganalisa tentang cara kerja dunia digital.
"Apapun kompetensi yang dipelajari oleh anak, dipelajari oleh orangtua dalam konteks era digital, itu sebenarnya bisa ditransfer ke konteks non digital. Jadi kalau kita belajar ngasih batasan di sosial media, kalau kita terbiasa berdiskusi, terbuka dengan anak tentang bagaimana sih cara kerja algoritma, anak itu lihat apapun, dia akan terbiasa untuk kritis, untuk menganalisa, dan sebagainya," katanya.
Ia menambahkan kemampuan pemahaman orangtua tentang cara kerja teknologi akan lebih mudah untuk membuat aturan yang jelas tentang dampak positif dan negatif menggunakan internet kepada anak.
Najeela juga mengapresiasi langkah yang dilakukan perusahaan teknologi Meta untuk ikut menjaga keamanan digital anak dengan pengaturan yang bisa dikontrol oleh orangtua dengan inovasi Akun Remaja. (Ant/Z-1)
K3X Lab dikenal dengan pendekatan kolaboratif dalam membantu brand membangun kesiapan dan kapabilitas digital.
Pendekatan yang dilakukan BI Kalsel tidak hanya fokus pada aspek digital, melainkan juga dikolaborasikan dengan budaya lokal agar lebih mudah diterima masyarakat.
Pandi berkomitmen membangun ekosistem digital Indonesia yang sehat, aman, dan berdaya saing global.
Fokusnya bukan hanya menjual produk, tetapi membangun pengalaman tidur sehat melalui bahan bebas logam berat, desain ergonomis, dan inovasi berkelanjutan.
Identitas mesin kini menjadi bagian integral dalam ekosistem digital Indonesia—dari aplikasi perbankan, sistem pemerintahan, hingga layanan e-commerce.
Menurutnya, ada lima hal yang ditekankan bagi peserta yakni multimedia dan broadcasting, mikrotik, psikologi pendidikan, teknologi artificial intelligence (AI), dan jurnalistik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved