Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kesulitan Ekonomi tidak Hambat Suka Cita Lebaran

Atalya Puspa
02/4/2025 20:28
Kesulitan Ekonomi tidak Hambat Suka Cita Lebaran
Suasana kepadatan pengunjung yang memenuhi seputaran kandang-kandang hewan di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.(Dok. MI/Susanto)

DI tengah kondisi perekonomian yang tidak stabil, banyak masyarakat tetap memilih untuk berwisata saat libur Lebaran. Fenomena ini menurut pengamat sosial Rissalwan Habdy Lubis bukan semata-mata soal faktor ekonomi, tetapi lebih pada ekspresi kesukacitaan yang melekat dalam perayaan Idulfitri.

"Ya memang kalau kita bicara fenomena orang liburan atau berwisata saat Lebaran, itu sebetulnya kan menggambarkan kesukacitaan. Jadi ini jangan dilihat faktor ekonominya dulu, tapi bahwa yang dilakukan ini adalah suatu wujud, suatu bentuk kesukacitaan," ujar Rissalwan saat dihubungi, Rabu (2/4).

Lebaran adalah momen tahunan yang dimanfaatkan masyarakat untuk berkumpul dan bersenang-senang dengan keluarga. Meskipun kondisi ekonomi sedang sulit dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatnya biaya hidup, masyarakat tetap mencari cara untuk merayakan kebersamaan. Hanya saja, pola wisata yang mereka pilih mengalami perubahan.

"Sebetulnya mereka ini datang ke tempat liburan yang seperti apa. Jadi alih-alih mereka pergi jauh, biasanya pergi ke tempat-tempat yang murah meriah. Yang pantai misalnya, ke taman, markas satwa, yang murah-murah. Jadi bukan ke Dufan," jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tetap ingin menikmati waktu liburan, namun dengan anggaran yang lebih terbatas. Fenomena ini juga sejalan dengan tren penurunan jumlah pemudik pada tahun ini.

Menurut data, jumlah pemudik mengalami penurunan sekitar 24% dibandingkan tahun lalu.

"Fakta yang lain adalah, orang yang tadinya mudik banyak, sebetulnya tahun ini tidak sebanyak tahun lalu. Bahkan sudah dirilis di berbagai media, ada penurunan sekitar 24%. 24% itu besar, 1 per 4 berarti," ungkap Rissalwan.

Dengan menurunnya angka pemudik, banyak orang yang memilih untuk tetap berada di kota dan mencari destinasi wisata yang lebih dekat dan terjangkau.

"Kalau orang berwisata, saya kira akan tetap melakukan wisata. Cuma pola wisatanya dia berubah, yang tadinya mungkin berwisata di kampung halaman yang jauh, tapi sekarang mungkin di tempat yang dekat-dekat saja," tambahnya. (Ata/I-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya