Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama periode mudik Lebaran 2025. Berdasarkan pengamatan terkini, kondisi atmosfer di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa fenomena cuaca yang dapat berdampak pada perjalanan pemudik.
BMKG menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi cuaca saat ini adalah Siklon Tropis Courtney yang bergerak menjauhi Indonesia. Selain itu, bibit siklon tropis 93S juga terpantau di Samudra Hindia sebelah selatan Pulau Sumba dan bergerak ke arah tenggara.
“Siklon tropis dan bibit siklon ini berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap pola cuaca, termasuk peningkatan tinggi gelombang di beberapa wilayah Indonesia bagian selatan,” ujar BMKG dalam keterangan resminya.
Selain siklon tropis, fenomena atmosfer lain seperti Madden Julian Oscillation (MJO) juga berpotensi mempengaruhi cuaca hingga akhir Maret 2025. Gelombang equatorial Rossby, Kelvin, dan Low Frequency turut berperan dalam meningkatkan intensitas hujan di beberapa wilayah, terutama di Sumatra, Jawa, Kalimantan bagian tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian utara.
BMKG memperkirakan bahwa pada periode 31 Maret – 3 April 2025, sebagian besar wilayah Indonesia akan didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Namun, ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di beberapa daerah berikut:
-Hujan lebat: Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat.
Angin kencang: Nusa Tenggara Timur.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai risiko yang bisa ditimbulkan akibat cuaca ekstrem, terutama bagi pemudik yang melakukan perjalanan darat, laut, dan udara. “Masyarakat harus siap menghadapi potensi hujan lebat disertai petir, jalanan licin, serta risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor,” tambah BMKG.
Gelombang tinggi juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah mencapai 2,5-4 meter, sedangkan di perairan utara setinggi 0,5-1,25 meter.
Waspadai gelombang tinggi di perairan selatan, karena berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
Cuaca ekstrem kembali berpotensi di tujuh daerah di Jawa Tengah yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo dan Bumiayu.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Selasa 1 Juli 2025.
BMKG merilis prakiraan cuaca Senin, 30 Juni 2025. Hujan sedang hingga lebat disertai petir berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
Pada pagi cuaca umumnya cerah-berawan, namun memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mengguyur tersebar tidak merata.
Cuaca ekstrem memaksa pesawat Batik Air yang tengah menempuh rute dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) ke Bandara Silampari, Lubuklinggau, untuk kembali
Gelombang tinggi di perairan Jawa Tengah juga menjadi ancaman serius terhadap kegiatan pelayaran karena cukup berisiko tinggi.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved