Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Gendang Telinga Berlubang Ganggu Pendengaran, Operasi Kembalikan Fungsi

Media Indonesia
22/3/2025 19:55
Gendang Telinga Berlubang Ganggu Pendengaran, Operasi Kembalikan Fungsi
Ilustrasi(freepik.com)

GANGGUAN pendengaran dapat disebabkan berbagai hal, salah satu faktor utamanya adalah kondisi telinga. Lubang pada gendang telinga akibat infeksi dan luka dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Hal tersebut disampaikan Dokter Spesialis THT Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Rangga Rayendra Saleh, Dp. T.H.T.BKL, Subsp. Oto.(K).

“Tentunya penyebabnya ada banyak macamnya apabila lubang disebabkan trauma, luka atau tusukan maka disebut perforasi akibat trauma. Sedangkan lubang karena infeksi maka ini disebabkan otitis media supuratif kronis (OMSK),” kata dr. Rangga dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, Jumat, (21/3).

Ia menjelaskan bahwa OMSK adalah kondisi infeksi pada rongga telinga tengah ditandai adanya robekan lubang atau gendang telinga yang dapat menyebabkan keluar cairan dari liang telinga yang kerap disebut masyarakat awam sebagai congek

“Jadi akibat adanya penumpukan cairan di balik gendang telinga di rongga telinga tengah, maka cairan yang menumpuk di rongga itu akan mencari jalan untuk ke luar sehingga infeksi itu menyebabkan robekan itu tidak bisa menutup secara spontan dan robekan ini menjadi menetap, menyebabkan keluhan antara lain riwayat keluar cairan dari telinga atau congek, nah itu adalah otore atau keluar cairan dari liang telinga,” jelasnya.

Infeksi OMSK ini menurutnya terjadi secara kronis dan bisa menyebabkan gangguan pendengaran termasuk adanya dengung.

“Jika ada lubang di gendang tekan misal sudah kronik, kecil kemungkinan akan kecil (sembuh) sendiri sehingga butuh rekonstruksi gendang telinga,” ujarnya pula.

Dengan kondisi ini maka pasien disarankan melakukan konsultasi dengan ahli untuk mendapatkan perawatan yang tepat, salah satunya dengan melakukan operasi penambalan gendang telinga.

Operasi penambalan gendang telinga

Operasi ini dilakukan dengan menggunakan material penambal dari bagian tubuh pasien itu sendiri yakni dengan menggunakan selaput tulang rawan atau selaput otot. Penggunaan material ini dinilai memiliki risiko kontradiktif yang kecil.

Operasi ini dilakukan dengan dua pendekatan yakni operasi lewat liang telinga sehingga luka operasi tidak terlihat, serta operasi dengan kasus gangguan pendengaran berat atau infeksi berbahaya dapat dilakukan melalui operasi sayatan daun telinga.

Usai melakukan operasi, pasien disarankan menghindari terkena air untuk menjaga telinga tetap steril. Mengangkat beban berat juga dilarang karena tekanan ke dalam area menjadi lebih tinggi dan bisa menyebabkan pergeseran tambalan, karena tambalan yang dilakukan tidak dilem dan hanya diletakkan sedekat lubang sehingga membutuhkan waktu untuk menutup secara alami.

Selain itu, pasien juga tidak disarankan untuk segera melakukan penerbangan hingga berenang dan membutuhkan seputar 3-4 minggu untuk dapat mengikuti penerbangan bila dokter yang menangani memperbolehkannya.

Operasi ini diklaim minim risiko seperti perdarahan dan lainnya. Sementara soal indikator keberhasilan operasi yakni mampu menghadirkan liang telinga yang kering serta perbaikan fungsi pendengaran.

Jika mengalami gangguan pada pendengaran seperti telinga berdengung, masyarakat dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Tujuannya agar gangguan tidak berlanjut menjadi infeksi yang memperparah fungsi pendengaran. (Ant/H-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya