Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
JELANG Ramadan 1446 H, Kementerian Agama (Kemenag) mengirim 1.000 dai/daiyah dari berbagai daerah di Indonesia ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), wilayah khusus, hingga luar negeri pada Rabu (26/2). Pelepasan secara resmi para pendakwah itu ditandai dengan penyerahan bendera merah putih oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Abu Rokhmad kepada perwakilan dai.
Menteri Agama Nasaruddin Umar, berpesan agar para dai selalu menjaga sikap rendah hati dalam berdakwah. Ia mengingatkan bahwa dakwah bukan ajang mencari popularitas, melainkan bentuk pengabdian kepada umat.
"Orang yang puas dengan pujian sudah selesai, tetapi mereka yang terus dikritik akan berkembang. Jangan mencari popularitas di tempat tugas," ujarnya secara virtual.
Nasaruddin juga menekankan pentingnya menjaga wudu sebagai bentuk penyucian diri. Menurutnya, setiap tetesan air wudu dapat menghapus dosa-dosa masa lalu. Ia pun mengingatkan para dai agar tidak melupakan orang tua dalam doa mereka.
"Ananda sekalian, tolong doakan orangtua. Anda tidak akan menjadi seperti ini tanpa mereka. (Jangan sampai) sibuk memimpin doa untuk orang lain, tetapi lupa mendoakan orang tua sendiri. Ziarahi makam ibu dan bapak. Cium, jangan hanya tangannya, tapi juga kakinya," pesannya.
Selain itu, ia menganjurkan para dai untuk memperbanyak ibadah sunnah, seperti membaca surah Al-Kahfi, Yasin, Ar-Rahman, dan Al-Mulk, serta menjalankan salat sunnah, termasuk salat tasbih di tengah malam.
Pengiriman dai ke wilayah 3T merupakan program tahunan Kemenag yang telah berjalan sejak 2021 setiap Ramadan. Tahun ini, Kemenag juga memperluas akses layanan keagamaan bagi diaspora Indonesia di luar negeri dengan mengirim lima dai ke Australia, Jerman, dan Selandia Baru. Para pendakwah yang ditugaskan di luar negeri merupakan peraih juara MTQ tingkat nasional.
Direktur Jenderal Bimas Islam Abu Rokhmad menjelaskan, saat ini, dibutuhkan para pendakwah yang mampu mengajak masyarakat untuk membangun negara. "Negara membutuhkan tangan-tangan kreatif dan niat baik para dai. Bantu negara ini dengan mengajak masyarakat bekerja keras sesuai bidangnya," harap Abu.
Ia juga meminta setiap dai melaporkan aktivitasnya dakwahnya, mengaktifkan media sosial, serta membuat laporan berbasis data untuk mengukur perubahan di masyarakat. Selain itu, ia berharap, para dai dapat memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat dan keluarga yang mereka bina.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi menambahkan, meningkatnya permintaan layanan keagamaan dari diaspora membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi kiblat dalam kajian dan praktik keislaman global. Menurutnya, fenomena ini terlihat dari keberadaan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), yang memiliki 70 persen mahasiswa asing.
Ia juga mengungkapkan tantangan sosial dalam dakwah, seperti meningkatnya angka perceraian dan turunnya angka pernikahan.
"Pada 2023, jumlah pernikahan hanya 1,3 juta, sementara angka perceraian lebih dari 400 ribu. Ini menjadi ancaman bagi ketahanan keluarga. Dai tidak hanya bertugas menyampaikan ajaran agama, tetapi juga melakukan analisis sosial agar dakwah lebih efektif," ujarnya.
Program pengiriman dai ini digelar atas kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Badan Pengelola Keuangan Haji, Baznas, Bank Syariah Indonesia, serta sejumlah lembaga filantropi Islam dan pesantren. Para pendakwah dijadwalkan berangkat pada 27 Februari 2025 dan bertugas hingga akhir Ramadan. (M-3)
Keikutsertaan para peserta ini bukan semata sebagai individu, melainkan sebagai representasi diplomasi keagamaan Indonesia di kancah internasional.
Dai muda diberikan keterampilan khusus untuk menyampaikan risalah Islam yang kontekstual dan penuh dengan kasih sayang.
MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat, melibatkan 2.000 dai untuk menyosialisasikan fatwa haram membeli produk yang mendukung Israel.
Program ini menjadi bukti bahwa Ramadan tak hanya sebagai momen ritual ibadah semata, tetapi langkah nyata memperkuat solidaritas sosial.
Kesejahteraan masyarakat mengalami penurunan selama Ramadan hingga Idul Fitri 2025. Hal ini tercermin dari data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) per Maret 2025.
Pembahasan tentang puasa Syawal terkait dalil hukum dan beda pendapat mazhab, nilainya seperti puasa setahun, orang yang tidak berpuasa Ramadan, dan niat puasa Syawal. Berikut penjelasannya.
Pada momen Ramadan dan Lebaran, kesehatan kulit harus dijaga agar tidak terpengaruh dengan pola makan, hidrasi, dan gaya hidup.
Melalui program Hampers Produk Mustahik ini, Baznas telah melakukan Kurasi Produk untuk mendukung UMKM binaannya dalam memproduksi kue-kue berkualitas.
Pernah membayangkan Ramadan terjadi dua kali dalam satu tahun? Jika melihat kalender, fenomena unik ini akan terjadi pada 2030 nanti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved