Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Kebiasaan menonton film atau serial drama secara maraton atau berjam-jam hingga lupa waktu bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Wakil pemimpin bagian psikiatri di Rumah Sakit Sir Ganga Ram di India, Rajiv Mehta, mengemukakan bahwa kemudahan mengakses tayangan melalui platform digital membuat orang susah berhenti menonton. Mereka terus tergoda untuk menonton beberapa menit lagi atau satu episode lagi.
"Tayangan-tayangan dibuat sedemikian rupa sehingga berakhir dengan keadaan yang membuat penasaran dan penonton tidak ingin menunggu lebih lama untuk memecahkan teka-teki itu, terutama ketika episode berikutnya tersedia dengan mudah. Itu pada akhirnya mendorong mereka untuk menonton lebih lanjut," kata Mehta.
Dia menyampaikan menonton tayangan secara maraton memberikan aliran dopamin terus menerus, membuat penonton merasa senang dan memperkuat perilaku tersebut.
"Bagi sebagian orang, menonton secara maraton merupakan metode untuk melepaskan diri dari stres, kebosanan, emosi yang tidak diinginkan, atau melupakan masalah. Terkadang seseorang menonton karena tekanan teman sebaya dan untuk validasi sosial," katanya.
Namun, Mehta juga mengatakan kebiasaan menonton secara maraton dapat disamakan dengan kecanduan jangka pendek, yang bisa menghambat kehidupan pribadi, sosial, dan pekerjaan. Menurut dia, kebiasaan ini bisa memunculkan dampak buruk bagi kesehatan, antara lain karena memicu gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
"Dampaknya bergantung pada durasi, frekuensi, dan intensitas menonton secara maraton. Hal ini dapat berdampak serius pada kesehatan, hubungan, dan pekerjaan," imbuhnya.
"Begadang dapat memengaruhi pola tidur Anda, dengan konsekuensi lebih lanjut seperti kelelahan, gangguan fungsi kognitif, gangguan suasana hati, kecelakaan, dan kinerja yang buruk," ia menambahkan.
Menonton secara maraton menyita sebagian besar waktu, membuat orang kehilangan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyehatkan seperti berolahraga atau tidur tepat waktu. Kondisi yang demikian, menurut Mehta dapat memicu obesitas, nyeri sendi, serta risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Ia menyampaikan bahwa kebiasaan menonton secara maraton juga bisa berpengaruh pada kehidupan sosial, memicu masalah keluarga dan isolasi sosial.
"Masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan merupakan penyebab dan akibat dari kebiasaan menonton berlebihan," tandasnya. (Ant/Z-11)
WHO menyatakan bahwa stres merupakan respons alami manusia saat menghadapi tekanan atau perubahan dalam kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami stres.
Temukan 6 kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari dapat meningkatkan hormon stres kortisol. Pelajari cara menghindarinya untuk menjaga kesehatan mental dan fisik Anda tetap optimal.
Dari 314 kasus kematian akibat bunuh diri pada 2024 di Singapura, 202 kasus atau 64,3% adalah laki-laki, sementara 112 kasus atau 35,7% sisanya adalah perempuan.
Baby blues merupakan kondisi yang terjadi akibat perubahan hormon, kelelahan serta mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan peran baru sebagai ibu.
Media sosial dapat memperburuk kondisi emosional penderita bipolar. Ketahui tiga dampak negatif utamanya.
3 masalah mental remaja: identitas diri, emosi, dan sosial. Peran orang tua krusial dalam masa tumbuh kembang usia 10–18 tahun.
Program Ramadan Ini Baru Sahur yang akan diisi oleh Haji Bolot, Malih, Denny Cagur, Amanda Rigby, dan Arif Brata.
Menurut dia, kebiasaan ini bisa memunculkan dampak buruk bagi kesehatan, antara lain karena memicu gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Sebelum memulai pidatonya, Pedro Pascal mengaku sedikit mabuk saat menerima SAG Awards 2024 untuk kategori serial drama.
Drama kriminal berjudul Ratu Adil yang dibintangi Dian Sastro akan tayang di Vidio mulai 29 Februari 2024.
Dukungan penggemar untuk serial Gyeongseong Creature semakin memuncak dengan pengumuman resmi musim keduanya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved