Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tindakan LAA Closure Mencegah Stroke pada Pasien Aritmia

Media Indonesia
31/1/2025 21:42
Tindakan LAA Closure Mencegah Stroke pada Pasien Aritmia
ilustrasi(freepik)

TINDAKAN LAA Closure dapat diterapkan pada pasien  dengan gangguan irama jantung Atrial Fibrilasi. Seseorang dengan gangguan irama jantung Atrial Fibrilasi memiliki risiko mengalami stroke 4-5 kali lebih besar dibanding seseorang tanpa Atrial Fibrilasi.  

Dokter Spesialis Kardiologi (Jantung dan Pembuluh Darah) Konsultan Aritmia Mayapada Hospital Tangerang (MHTG)dr. Agung Fabian, Sp.JP (K) FIHA menjelaskan LAA (Left Atrial Appendage) merupakan bagian dari serambi kiri jantung berupa ruangan kecil seperti corong yang tidak memiliki fungsi signifikan. 

"LAA Closure adalah tindakan minimal invasive untuk menutup bagian LAA ini sehingga risiko stroke pada pasien Atrial Fibrilasi dapat diturunkan hingga 90%," ungkap Agung.

Atrial Fibrilasi merupakan gangguan irama jantung yang menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan maksimal. Akibatnya darah akan terkumpul di serambi kiri jantung termasuk di dalam LAA gumpalan darah atau trombus yang terkumpul pada LAA ini dapat terlepas ke aliran darah saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.

Gumpalan darah yang terlepas ini dapat menyumbat pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya stroke sumbatan (stroke iskemik).

Hal inilah yang menyebabkan pasien dengan Atrial Fibrilasi harus selalu minum obat pengencer darah untuk mencegah risiko stroke.

Dengan ditutupnya LAA ini, selain risiko stroke dapat diturunkan, pasien juga tidak perlu lagi meminum obat pengencer darah. LAA Closure biasanya dilakukan pada pasien yang sudah tidak memungkinkan untuk minum pengencer darah atau pada pasien dengan risiko perdarahan tinggi.

Pada kasus ini, pasien sudah mengalami stroke berulang, ujar dia, karena selain mengalami gangguan irama jantung Atrial Fibrilasi, pasien juga memiliki faktor risiko stroke lain yaitu obesitas, hipertensi, dan riwayat keluarga dengan stroke. Oleh sebab itu pasien memutuskan untuk dilakukan tindakan LAA Closure untuk menurunkan risiko stroke.


Apa saja prosedur LAA Closure?

Sebelum dilakukan tindakan, pasien perlu dilakukan evaluasi dengan menggunakan alat TEE (Transesophageal Echocardiography).

Tujuan pemeriksaan TEE ini adalah mengevaluasi apakah ada gumpalan darah, mengevaluasi ukuran, kedalaman, dan bentuk LAA untuk memastikan ukuran device yang akan di pasang.

Selain itu TEE juga digunakan untuk mengantisipasi struktur di sekitarnya seperti katup mitral dan pembuluh darah sekitar agar saat tindakan jangan sampai tertutup atau terjepit.
"Selain sebelum tindakan, pada saat tindakan, alat TEE ini juga digunakan untuk memandu dokter operator saat memasang device pada LAA guna memastikan device terpasang pada posisi yang tepat, menutup LAA dengan sempurna, dan tidak ada kebocoran," ujar dr. Herenda Medishita, Sp.JP (K) FIHA, Dokter Spesialis Kardiologi (Jantung dan Pembuluh Darah) dari Mayapada Hospital Tangerang (MHTG).

Evaluasi dilakukan sehari setelah tindakan dengan menggunakan alat Transthoracic Echocardiography, kemudian dilakukan lagi 3 bulan dan 6 bulan pasca tindakan dengan alat TEE untuk memastikan device dan kondisi jantung pasien dalam kondisi baik. Setelah itu evaluasi dapat dilakukan setiap 6 bulan. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya