Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TINDAKAN LAA Closure dapat diterapkan pada pasien dengan gangguan irama jantung Atrial Fibrilasi. Seseorang dengan gangguan irama jantung Atrial Fibrilasi memiliki risiko mengalami stroke 4-5 kali lebih besar dibanding seseorang tanpa Atrial Fibrilasi.
Dokter Spesialis Kardiologi (Jantung dan Pembuluh Darah) Konsultan Aritmia Mayapada Hospital Tangerang (MHTG)dr. Agung Fabian, Sp.JP (K) FIHA menjelaskan LAA (Left Atrial Appendage) merupakan bagian dari serambi kiri jantung berupa ruangan kecil seperti corong yang tidak memiliki fungsi signifikan.
"LAA Closure adalah tindakan minimal invasive untuk menutup bagian LAA ini sehingga risiko stroke pada pasien Atrial Fibrilasi dapat diturunkan hingga 90%," ungkap Agung.
Atrial Fibrilasi merupakan gangguan irama jantung yang menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan maksimal. Akibatnya darah akan terkumpul di serambi kiri jantung termasuk di dalam LAA gumpalan darah atau trombus yang terkumpul pada LAA ini dapat terlepas ke aliran darah saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Gumpalan darah yang terlepas ini dapat menyumbat pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya stroke sumbatan (stroke iskemik).
Hal inilah yang menyebabkan pasien dengan Atrial Fibrilasi harus selalu minum obat pengencer darah untuk mencegah risiko stroke.
Dengan ditutupnya LAA ini, selain risiko stroke dapat diturunkan, pasien juga tidak perlu lagi meminum obat pengencer darah. LAA Closure biasanya dilakukan pada pasien yang sudah tidak memungkinkan untuk minum pengencer darah atau pada pasien dengan risiko perdarahan tinggi.
Pada kasus ini, pasien sudah mengalami stroke berulang, ujar dia, karena selain mengalami gangguan irama jantung Atrial Fibrilasi, pasien juga memiliki faktor risiko stroke lain yaitu obesitas, hipertensi, dan riwayat keluarga dengan stroke. Oleh sebab itu pasien memutuskan untuk dilakukan tindakan LAA Closure untuk menurunkan risiko stroke.
Apa saja prosedur LAA Closure?
Sebelum dilakukan tindakan, pasien perlu dilakukan evaluasi dengan menggunakan alat TEE (Transesophageal Echocardiography).
Tujuan pemeriksaan TEE ini adalah mengevaluasi apakah ada gumpalan darah, mengevaluasi ukuran, kedalaman, dan bentuk LAA untuk memastikan ukuran device yang akan di pasang.
Selain itu TEE juga digunakan untuk mengantisipasi struktur di sekitarnya seperti katup mitral dan pembuluh darah sekitar agar saat tindakan jangan sampai tertutup atau terjepit.
"Selain sebelum tindakan, pada saat tindakan, alat TEE ini juga digunakan untuk memandu dokter operator saat memasang device pada LAA guna memastikan device terpasang pada posisi yang tepat, menutup LAA dengan sempurna, dan tidak ada kebocoran," ujar dr. Herenda Medishita, Sp.JP (K) FIHA, Dokter Spesialis Kardiologi (Jantung dan Pembuluh Darah) dari Mayapada Hospital Tangerang (MHTG).
Evaluasi dilakukan sehari setelah tindakan dengan menggunakan alat Transthoracic Echocardiography, kemudian dilakukan lagi 3 bulan dan 6 bulan pasca tindakan dengan alat TEE untuk memastikan device dan kondisi jantung pasien dalam kondisi baik. Setelah itu evaluasi dapat dilakukan setiap 6 bulan. (H-3)
LAA Closure adalah tindakan minimal invasif untuk menutup bagian LAA, sehingga risiko stroke pada pasien Atrial Fibrilasi dapat diturunkan hingga 90 persen.
Data ini menunjukkan adanya pergeseran epidemiologi stroke, yang kini lebih banyak menyerang populasi muda, berbeda dari pola tradisional yang biasanya menyasar lansia di atas 60 tahun.
dulu strok identik dengan penyakit orang tua. Namun saat ini terdapat pola pergeseran epidemiologi strok ke arah usia produktif, bahkan dapat menyerang anak dan remaja.
Seorang pria bernama Derick Gant, 57 tahun, warga Toledo, Ohio, berhasil selamat dari stroke saat berolahraga berkat bantuan fitur keselamatan Apple Watch
Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti atau terganggu. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak dalam waktu singkat
DIREKTUR Medik dan Keperawatan RS PON dr Reza Aditya Arpandy terdapat pola makan yang dapat tingkatkan risiko stroke.
KEJADIAN stroke pada umumnya menyerang orang dengan usia 45 tahun. Namun belakangan serangan stroke bisa menyerang di bawah usia tersebut, bahkan pada anak muda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved