Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENELITI Pusat Riset Biomedis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Monica D Hartanti mengembangkan inovasi skrining kanker serviks untuk meningkatkan deteksi dini dan mengurangi biaya pengobatan
Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah analisis VOC urine (Volatile Organic Compounds), urin mengandung senyawa volatil yang dapat menjadi penanda kanker serviks.
“Dengan dukungan kecerdasan buatan (AI), metode ini diharapkan meningkatkan akurasi deteksi,” ungkap Monica dalam keterangan resmi, Kamis (23/1).
Selain itu dikembangkan metode mRPA-NALFIA yang bekerja mirip tes kehamilan. Metode ini menggunakan Recombinase Polymerase Amplification (RPA) untuk memperbanyak DNA dalam satu siklus pada suhu konstan tanpa mesin PCR. Hasilnya dapat diperoleh dalam waktu kurang dari lima menit melalui visualisasi strip test.
Meskipun inovasi seperti mRPA-NALFIA dan analisis VOC urine menunjukkan potensi besar, Monica mengakui tantangan tetap ada. Termasuk peningkatan sensitivitas dan spesifisitas serta faktor eksternal yang memengaruhi hasil VOC.
“Dataset besar diperlukan untuk melatih AI agar lebih akurat dalam mendeteksi penanda kanker,” ujar dia.
Hasil awal klasifikasi machine learning dari 20% data menunjukkan akurasi 61%, dengan target peningkatan hingga 80%. “Penelitian terus dilakukan untuk mengoptimalkan analisis dan membedakan antara subjek non-kanker dan kanker,” ujar Monica.
Langkah selanjutnya mencakup studi validasi dengan lebih banyak sampel, optimasi algoritma AI untuk analisis multi-biomarker, serta pengembangan perangkat lunak yang ramah pengguna.
“Selain itu, kolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan lokal dilakukan agar teknologi ini lebih terjangkau dan dapat diadopsi secara luas oleh masyarakat,” tambahnya.
Setelah optimasi, sambung Monica, inovasi mRPA-NALFIA dan urine VOC analysis dengan akurasi hingga 80% berpotensi menjadi metode skrining yang lebih murah, cepat, dan nyaman bagi pasien.
“Meski tetap memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis pasti, teknologi ini diharapkan menjadi alternatif skrining awal yang lebih efektif serta berkontribusi pada upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks di Indonesia,” harapnya.
Kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara di Indonesia. Monica menjelaskan, kanker serviks umumnya disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe 16 dan 18. Namun, penelitian menunjukkan bahwa HPV tipe 52 juga berperan dalam perkembangannya.
Fokus penelitian pada tiga tipe utama HPV (16, 18, dan 52) menemukan bahwa tipe 52 sering muncul. Karena itu perlu metode deteksi yang lebih cepat dan hemat biaya dibandingkan teknik konvensional.
Menurut Monica, infeksi HPV yang berkembang menjadi kanker serviks sering tidak terdeteksi sejak awal. Padahal, biaya pengobatannya sangat besar, mencapai Rp3-4 triliun pada 2019-2020.
Oleh karena itu, skrining sebelum kanker berkembang menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan. “Sayangnya, metode skrining saat ini masih memiliki kendala seperti sensitivitas rendah, biaya tinggi, kemungkinan hasil negatif palsu, serta hambatan psikologis bagi pasien,” tutur Monica.
Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Indi Dharmayanti mengungkapkan, virus HPV menular melalui kontak seksual. Tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi HPV, skrining rutin menggunakan pap smear atau inspeksi visual asam asetat (IVA), serta pengelolaan lesi pra-kanker secara efektif.
Data Global Cancer Observatory (Globocan) 2020 menunjukkan, kanker serviks menempati peringkat keempat sebagai jenis kanker paling umum pada wanita, dengan lebih dari 600.000 kasus baru dan 340.000 kematian per tahun.
Untuk mendukung target eliminasi kanker serviks yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2030, Indi menyebut diperlukan pendekatan terpadu yang mencakup tiga strategi utama.
Pertama, vaksinasi HPV pada 90% anak perempuan sebelum usia 15 tahun. Kedua, skrining dini pada 70% wanita usia 35 hingga 45 tahun. Ketiga, pengobatan 90% kasus lesi pra-kanker dan kanker invasif. (H-3)
Menurut Hanarko Djodi Pamungkas, ketahanan pangan harus dibarengi dengan tanggung jawab menjaga laut dari pencemaran.
PENELITI Gender dari Pusat Riset Politik BRIN Kurniawati Hastuti Dewi mengatakan, tindakan khusus sementara diperlukan untuk memperkuat keterwakilan perempuan di politik.
INDONESIA melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan menjadi tuan rumah gelaran World Science Forum (WSF) ke-12 pada 2026. Ini menandai pertama kalinya WSF diselenggarakan di Asia.
KEPALA BRIN Laksana Tri Handoko menekankan Indonesia tak perlu ikut-ikutan jejak negara maju seperti Amerika Serikat yang menciptakan ChatGPT atau Tiongkok yang menciptakan DeepSeek dalam AI
Solar maksimum merupakan fase siklus 11 tahun aktivitas bintik (sunspot) pada matahari yang diperkirakan terjadi pada Juli ini.
Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Indonesia melakukan kerja sama bidang Limnologi dan Hidrologi dengan BRIN untuk persiapan dan adaptasi perubahan iklim.
AVI Grant-Noonan, perempuan asal Amerika Serikat baru mengetahui kanker serviks yang diidapnya setelah mengalami keguguran.
Ketahui kapan waktu terbaik untuk pemberian vaksin HPV agar perlindungan terhadap kanker serviks maksimal. Simak panduan lengkap jadwal dan dosisnya
Kanker serviks tidak hanya disebabkan perilaku seksual berisiko. Kenali berbagai penyebab dan langkah pencegahannya di sini.
INFORMASI soal vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang menyebabkan kemandulan dibantah oleh dokter kandungan.
Vaksinasi sebelum aktivitas seksual dapat mencegah hingga 90% kanker terkait HPV, sementara pada wanita yang sudah aktif secara seksual, vaksin tetap mengurangi risiko kanker serviks.
HPV itu ada banyak jenisnya, inkubasinya, dan gejalanya. Tidak semua virus HPV bisa memicu kanker serviks. Sebagian hanya memiliki gejala seperti kutil dan menghilang dengan sendirinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved