Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PENELITI Senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto tentang distorsi ekonomi merupakan realita yang ada. Ia mengatakan distorsi ekonomi tersebut disebabkan Pancasila dan UUD 1945 belum diwujudkan secara konkret.
Romli merujuk pada Pancasila sila ke-2, yakni kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila ke-5, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, yakni bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran.
"Apa yang disampaikan Presiden tersebut suatu realita dan faktual. Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 serta Pasal 33 UUD 1945 belum terwujud dan diimplementasikan secara konkret. Alih-alih ekonomi dikuasai oleh segilintir orang saja, apa yang kemudian disebut sebagai oligarki," kata Romli kepada Media Indonesia, Jumat (15/8).
Romli mengatakan kritik kepada oligarki sebenarnya telah disuarakan sejak lama. Ia mengatakan oligarki yang menguasai sumber daya ekonomi sementara rakyat hanya menjadi penonton menimbulkan kesenjangan sosial yang tinggi.
"Sebenarnya sudah lama kritik terhadap sepak terjang pada oligarki ini. Mereka menguasai sumber daya ekonomi dari hulu sampai hilir. Rakyat, pemilik kedaulatan hanya sebagai penonton dan sebagian besar hidup dalam keterbatasan ekonomi, bahkan ada yang berada garis kemiskinan. Kesenjangan sosial dan ekonomi masih tinggi," katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan kekuatan suatu negara bergantung pada kemampuan menguasai dan mengelola kekayaan yang dimilikinya. Ia menilai, keberanian untuk melakukan koreksi menjadi kunci jika sebuah negara telah mengambil langkah keliru.
Prabowo menyoroti ironi yang pernah dialami Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Menurutnya, fakta bahwa minyak goreng sempat langka selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan adalah bukti adanya masalah serius di sektor tersebut.
"Sungguh aneh, negara dengan produksi kelapa sawit terbesar di dunia pernah mengalami kelangkaan minyak goreng. Dan ternyata itu adalah permainan manipulasi yang sudah disinggung ketua DPR, yang saya beri nama serakahnomics," ujarnya saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR, Jakarta, Jumat (15/8).
Prabowo juga menilai keanehan serupa terjadi pada sektor pangan lain. Ia menyoroti kondisi di mana pemerintah memberikan subsidi pupuk, alat pertanian, dan beras, namun harga pangan tetap tak terjangkau bagi sebagian rakyat.
Menurutnya, situasi ini mencerminkan distorsi sistem ekonomi nasional yang mengabaikan mandat Undang-Undang Dasar 1945, khususnya Pasal 33. Ia memandang Pasal 33 sebagai benteng pertahanan ekonomi bangsa. Ayat pertama mengatur perekonomian disusun berdasarkan asas kekeluargaan, bukan konglomerasi. Ayat kedua menyebut cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara.
"Apakah beras penting? Menguasai hajat hidup orang banyak? Apakah penggilingan padi menguasai hajat hidup orang banyak? Tapi ada sementara, tidak semua, pengusaha-pengusaha yang justru memanfaatkan kekuatan modal untuk dominasi dan manipulasi kehidupan rakyat, dan ini tidak bisa kita terima," tegasnya.
Pasal 33 ayat ketiga, lanjut Prabowo, menegaskan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam di dalamnya harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sedangkan ayat keempat mengatur perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi yang berlandaskan kebersamaan, efisiensi berkeadilan, keberlanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Prabowo mengingatkan, ketidakkonsistenan dalam menjalankan konstitusi berdampak pada lambatnya pemerataan ekonomi. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi rata-rata 5% selama tujuh tahun terakhir hanya dinikmati segelintir orang, sementara kesenjangan sosial tetap tinggi.
Ia memaparkan masih banyak persoalan yang harus diatasi, mulai dari anak-anak yang mengalami kelaparan, petani dan nelayan yang kesulitan menjual hasil panen, rakyat yang belum memiliki rumah layak huni, hingga guru yang belum mendapat penghargaan memadai. Selain itu, masih ada keluarga yang tak bisa berobat karena kendala biaya atau minimnya fasilitas kesehatan di daerah.
Meski begitu, Prabowo mengklaim dalam 299 hari pemerintahannya telah terjadi kemajuan signifikan berkat konsistensi menjalankan UUD 1945. Ia menyebutkan, di tengah konflik politik dan ekonomi global, Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi. "Di tengah konflik politik, konflik ekonomi yang terjadi di dunia, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,12% di kuartal kedua 2025. Beberapa pakar yakin, pertumbuhan kita akan semakin meningkat di masa-masa mendatang," kata dia. (M-3)
Pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) rencananya akan dilakukan sebelum 17 Agustus.
Desa dan kelurahan akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi berbasis gotong royong, tradisi, dan budaya bangsa.
Presiden menjelaskan bahwa peran APBN harus lebih proporsional dan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dasar serta pelayanan publik yang terbaik bagi rakyat.
PRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan janjinya untuk membawa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia menuju kondisi tanpa defisit pada 2007
MBG menjadi upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak serta upaya meningkatkan ekonomi lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved