Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tindakan Cepat Dibutuhkan saat Alami Serangan Jantung

Ardi Teristi Hardi
21/1/2025 09:29
Tindakan Cepat Dibutuhkan saat Alami Serangan Jantung
Ilustrasi(Freepik)

PENANGANAN penyakit jantung, terutama saat terjadi serangan jantung, harus dilakukan secepat mungkin. Dokter spesialis jantung RS Siloam Yogyakarta, Anggoro Budi Hartopo menjelaskan rumah sakit harus bisa menangani penyumbatan yang terjadi di pembuluh darah ke jantung dalam waktu 90 menit.

"Artinya, begitu masuk UGD, laboratorium kateterisasi (Cathlab) harus sudah siap dan penyumbatan (di pembuluh darah) harus bisa ditangani sebelum 90 menit," kata dia di sela-sela Siloam Heart and Vascular Symposium 2025 di Grand Mercure Hotel Yogyakarta, Minggu (19/1).

Sebelumnya, saat merasakan serangan jantung, penderita juga harus cepat menghubungi rumah sakit yang memiliki Cathlab agar bisa siap untuk melakukan tindakan begitu sampai rumah sakit. 

Waktu perjalanan dari tempat serangan jantung sampai rumah sakit sebaiknya kurang dari setengah jam.

Anggoro menjelaskan, salah satu tindakan yang dilakukan di rumah sakit saat serangan jantung adalah kateterisasi dan dilanjutkan dengan tindakan melebarkan pembuluh darah yang menyempit atau menyumbat dengan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) kemudian dipasang ring.

Keberadaan Cathlab di DIY sangat penting karena berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, prevalensi penyakit jantung di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2023 merupakan yang tertinggi, yaitu 1,67%, sedangkan prevelensi penyakit jantung secara nasional sebesar 0,85%.

Anggoro mengungkapkan, dirinya paling sering menangani penyakit jantung koroner akibat penyumbatan di pembuluh darah koroner. 

"Sekarang anak muda usia 35 tahun ke atas juga harus sudah mulai hati-hati (dengan penyakit jantung)," kata dia.

Penyakit jantung pada anak muda disebabkan oleh beberapa faktor, terutama gaya hidup yang buruk. 

Ia menyebut gaya hidup buruk tersebut, misalnya kebiasaan bergadang, makan-makanan tidak sehat, seperti tinggi gula dan lemak, merokok, hingga kurang bergerak karena terlalu lama menatap gadget.

Masyarakat bisa melakukan pencegahan penyakit jantung. Bagi yang belum ada gejala, pencegahan yang bisa dilakukan adalah memperbaiki aktivitas fisik, hindari merokok, dan reguler melakukan cek kesehatan secara berkala. Bagi yang sudah memiliki gejala penyakit jantung, mereka disarankan segera konsultasi ke dokter. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya