Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PENYAKIT jantung koroner (PJK) adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke jantung mengalami penyumbatan atau penyempitan akibat penumpukan plak.
Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat berujung pada komplikasi fatal.
Untuk mencegah penyakit jantung koroner, sangat penting untuk mengenali faktor risiko utama yang dapat memicu perkembangan penyakit ini.
Berikut adalah lima faktor risiko utama yang harus Anda waspadai, terutama jika memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Merokok adalah faktor risiko utama yang paling berdampak pada kesehatan jantung. Nikotin dan karbon monoksida dalam rokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan mempercepat terbentuknya plak di arteri.
Merokok juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang memperburuk kondisi jantung.
Berhenti merokok adalah salah satu langkah efektif untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner.
Kolesterol tinggi, khususnya kolesterol jahat (LDL), menjadi penyebab utama terbentuknya plak pada dinding arteri.
Penumpukan plak ini dapat menghambat aliran darah ke jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung.
Menjaga kadar kolesterol dengan pola makan sehat, serta menggunakan obat penurun kolesterol sesuai rekomendasi dokter, sangat penting untuk mencegah penyakit jantung koroner.
Diabetes, terutama yang tidak terkontrol, dapat merusak dinding pembuluh darah, meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan, dan memperburuk kondisi jantung.
Penderita diabetes sering kali memiliki dinding arteri yang lebih tebal, sehingga mengganggu kelancaran aliran darah. Menjaga kadar gula darah tetap stabil dan melakukan pemeriksaan rutin kesehatan jantung adalah langkah penting bagi penderita diabetes untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko yang tidak boleh diabaikan.
Hipertensi dapat merusak dinding pembuluh darah, mempercepat pembentukan plak, serta meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung.
Untuk mengontrol tekanan darah, sangat penting untuk menjalani pola hidup sehat, mengurangi konsumsi garam, dan menghindari stres berlebihan. Pemeriksaan rutin tekanan darah juga sangat dianjurkan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Obesitas adalah faktor risiko ganda bagi penyakit jantung koroner. Kondisi ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, serta menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
Selain itu, obesitas juga berhubungan dengan hipertensi dan diabetes, yang semakin memperburuk kondisi jantung.
Menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Mengidentifikasi faktor risiko penyakit jantung koroner sejak dini sangatlah penting, terutama bagi individu dengan riwayat keluarga penyakit jantung.
Untuk itu, menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, mengelola stres, serta berkonsultasi dengan dokter secara berkala adalah langkah-langkah efektif dalam mencegah penyakit jantung.
Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri dada atau sesak napas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mencegah komplikasi serius. (Kemenkes/Z-10)
Dengan teknologi IVL, pasien dengan penyakit jantung koroner yang disertai endapan kapur keras kini memiliki harapan untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik dan aman.
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Sosialisasi ini bertujuan memberikan wawasan mengenai pentingnya identifikasi dan pengelolaan risiko dalam menjalankan usaha, terutama di sektor kuliner.
dr Ika menghimbau untuk memperhatikan apakah ada luka gores pada kaki sebelum hendak melakukan terapi ikan.
Salah satu indikator utama fundamental yang baik BRI tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan Pre-Provision Operating Profit (PPOP) BRI hingga akhir Desember 2024 yang mencapai 9,6% YoY.
Olahraga malam hari memberikan manfaat dan juga memiliki risiko. Simak penjelasannya berikut.
Rutin berolahraga minimal 30 menit dengan frekuensi 3-4 kali per minggu juga menjadi salah satu cara gaya hidup sehat jika ada riwayat diabetes.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved