Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Jauh Sebelum Manusia, Primata Sudah Mengungkap Rahasia Evolusi

Siti Haerani
18/1/2025 21:45
Jauh Sebelum Manusia, Primata Sudah Mengungkap Rahasia Evolusi
Ilustrasi Primata(Freepik)

PRIMATA, khususnya kera besar Afrika, merupakan kelompok hewan yang memiliki hubungan evolusi yang sangat dekat dengan manusia. Penelitian mengenai spesiasi primata, terutama simpanse (Pan troglodytes) dan bonobo (Pan paniscus), memberikan gambaran penting tentang evolusi manusia. 

Melalui data genetik, antropolog biologi mempelajari bagaimana manusia, simpanse, dan bonobo berbagi sejarah nenek moyang, sekaligus memahami adaptasi unik yang membedakan manusia.

Studi Kasus: Kera Besar dan Manusia

Keluarga Hominidae terdiri dari empat genus utama, yaitu Pongo (orangutan), Gorilla (gorila), Pan (simpanse dan bonobo), serta Homo (manusia).

Analisis genetik menunjukkan bahwa simpanse dan bonobo berbagi sekitar 99% DNA dengan manusia.

Angka ini menjadikan keduanya kerabat biologis terdekat. Gorila memiliki kesamaan DNA sebesar 98%, sementara orangutan mencapai sekitar 97%.

Proses evolusi yang memisahkan manusia dari simpanse dan bonobo diperkirakan berlangsung antara 5,5 hingga 7 juta tahun lalu. Pemisahan dengan gorila terjadi lebih awal, yaitu sekitar 8,5 hingga 12 juta tahun yang lalu.

Namun, spesiasi ini berlangsung secara kompleks. Sebagai contoh, sekitar 15% genom gorila menunjukkan kemiripan yang lebih besar dengan manusia dibandingkan simpanse. Fenomena seperti Incomplete Lineage Sorting (ILS) memberikan penjelasan mengenai variasi genetik ini, di mana beberapa bagian DNA manusia memiliki hubungan lebih erat dengan gorila.

Faktor yang Mempengaruhi Spesiasi

Spesiasi kera besar Afrika dipengaruhi oleh proses evolusi netral seperti drift genetik, seleksi alam, dan faktor lingkungan. Hibridisasi antar spesies, rekombinasi genetik, serta adaptasi lokal juga memainkan peranan penting. 

Sebagai contoh, Sungai Kongo menjadi penghalang alami yang memisahkan populasi nenek moyang bonobo dan simpanse sekitar satu juta tahun lalu. Hal ini menjelaskan mengapa bonobo hanya ditemukan di wilayah selatan Sungai Kongo, yaitu di Republik Demokratik Kongo.

Perbedaan Genetik dan Adaptasi

Analisis genom manusia, simpanse, dan bonobo mengungkapkan beberapa perbedaan genetik kecil yang mungkin menjelaskan perbedaan perilaku dan kecerdasan di antara ketiga spesies.

Sebagai contoh, seleksi genetik pada simpanse menunjukkan adaptasi terhadap retrovirus seperti HIV, yang tidak ditemukan pada manusia atau bonobo. 

Selain itu, variasi genetik pada bonobo menunjukkan kecenderungan perilaku sosial yang lebih damai dan suka bermain dibandingkan simpanse. Variasi genetik ini memberikan karakteristik pada masing-masing spesies.

Melalui analisis fosil dan data molekuler, ilmuwan memperkirakan bahwa nenek moyang terakhir manusia dan simpanse hidup sekitar lima juta tahun lalu.

Pohon keluarga Hominidae menunjukkan hubungan dekat antara manusia dan simpanse, dengan nenek moyang bersama yang menjadi simpul utama dalam evolusi.

Kera besar Afrika, terutama simpanse dan bonobo, memberikan wawasan berharga tentang perjalanan panjang evolusi manusia. Keterkaitan genetik yang erat di antara ketiga spesies ini menunjukkan betapa kompleksnya proses evolusi yang melibatkan berbagai faktor genetik dan lingkungan.

Penelitian di bidang ini dapat memperdalam pemahaman kita tentang peran manusia dalam pohon evolusi sekaligus menyadarkan bahwa kehidupan di bumi memiliki hubungan erat yang saling terhubung. (Scientific American/Science/Nature/Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya