Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Tips Membimbing Anak agar tidak Asal Ikut-Ikutan

Basuki Eka Purnama
17/1/2025 10:46
Ini Tips Membimbing Anak agar tidak Asal Ikut-Ikutan
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG klinis dari Lembaga Psikolog Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) Anna Surti Ariani membagikan kiat bagi orangtua untuk membimbing anak dan remaja agar tidak asal ikut-ikutan, termasuk mengikuti segala sesuatu yang sedang viral.

Psikolog dan psikoterapis yang biasa disapa Nina itu mengemukakan, mencegah anak mengikuti segala sesuatu yang sedang viral bukan hal yang mudah bagi para orangtua, mengingat biasanya anak lebih dulu mengetahui dan mengikuti apa-apa yang viral sebelum orangtua memberi tahu atau mengingatkan mereka.

"Sebetulnya ini agak sulit, karena sering kali anak muda lebih dulu tahu sesuatu yang viral sebelum orang dewasa yang cukup bijak. Yang perlu kita lakukan adalah mencegah seorang anak atau anak muda untuk bersikap ikut-ikutan," kata Nina, Kamis (16/1).

Dia mengatakan, dalam mengatasi masalah ini, memberikan pemahaman mengenai sesuatu yang viral saja tidak cukup.

"Pencegahan utama buat anak agar tak ikut-ikutan adalah membangun hubungan yang dekat dengan anak, yang membuat anak nyaman menjadi dirinya sendiri," ujar Nina.

Nina menyampaikan bahwa anak-anak umumnya akan menurut kepada orangtua kalau mereka punya hubungan dekat dengan orangtua dan melihat orangtua sebagai sosok yang mengagumkan bagi mereka.

Dia menyarankan orangtua agar selalu berusaha meluangkan waktu untuk mengobrol dengan anak agar anak nyaman membicarakan masalah-masalah mereka dengan orangtua.

"Cara ini, apabila remaja punya masalah, ia nyaman untuk bicara dengan orangtuanya, termasuk ketika diajak melakukan hal-hal yang berbahaya
oleh teman-temannya," ungkap Nina.

Menurut dia, orangtua juga perlu berusaha mengenal teman-teman anak, karena anak-anak cenderung suka mengikuti teman-teman di lingkungan pergaulannya.

"Temannya pun juga cenderung segan untuk mengajak remaja kita berperilaku aneh-aneh apabila kenal dengan si orangtua secara nyaman,"
katanya.

"Jika teman-teman remaja sepertinya bermasalah, kita juga bisa mengajak si remaja diskusi tentang pergaulannya ini. Jadi si remaja enggak cuma ikut-ikutan dengan teman-temannya," lanjutnya.

Nina mengatakan para orangtua juga perlu menjaga kesehatan mental, merasa nyaman dengan dirinya sendiri, agar bisa memancarkan
kepercayaan dirinya kepada anak.

Fenomena-fenomena yang menjadi viral di platform media sosial, yang tidak selalu positif, seringkali membuat orang ikut-ikutan melakukannya karena tidak mau dianggap ketinggalan. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya