Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
PSIKOLOG klinis dari Lembaga Psikolog Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) Anna Surti Ariani membagikan kiat bagi orangtua untuk membimbing anak dan remaja agar tidak asal ikut-ikutan, termasuk mengikuti segala sesuatu yang sedang viral.
Psikolog dan psikoterapis yang biasa disapa Nina itu mengemukakan, mencegah anak mengikuti segala sesuatu yang sedang viral bukan hal yang mudah bagi para orangtua, mengingat biasanya anak lebih dulu mengetahui dan mengikuti apa-apa yang viral sebelum orangtua memberi tahu atau mengingatkan mereka.
"Sebetulnya ini agak sulit, karena sering kali anak muda lebih dulu tahu sesuatu yang viral sebelum orang dewasa yang cukup bijak. Yang perlu kita lakukan adalah mencegah seorang anak atau anak muda untuk bersikap ikut-ikutan," kata Nina, Kamis (16/1).
Dia mengatakan, dalam mengatasi masalah ini, memberikan pemahaman mengenai sesuatu yang viral saja tidak cukup.
"Pencegahan utama buat anak agar tak ikut-ikutan adalah membangun hubungan yang dekat dengan anak, yang membuat anak nyaman menjadi dirinya sendiri," ujar Nina.
Nina menyampaikan bahwa anak-anak umumnya akan menurut kepada orangtua kalau mereka punya hubungan dekat dengan orangtua dan melihat orangtua sebagai sosok yang mengagumkan bagi mereka.
Dia menyarankan orangtua agar selalu berusaha meluangkan waktu untuk mengobrol dengan anak agar anak nyaman membicarakan masalah-masalah mereka dengan orangtua.
"Cara ini, apabila remaja punya masalah, ia nyaman untuk bicara dengan orangtuanya, termasuk ketika diajak melakukan hal-hal yang berbahaya
oleh teman-temannya," ungkap Nina.
Menurut dia, orangtua juga perlu berusaha mengenal teman-teman anak, karena anak-anak cenderung suka mengikuti teman-teman di lingkungan pergaulannya.
"Temannya pun juga cenderung segan untuk mengajak remaja kita berperilaku aneh-aneh apabila kenal dengan si orangtua secara nyaman,"
katanya.
"Jika teman-teman remaja sepertinya bermasalah, kita juga bisa mengajak si remaja diskusi tentang pergaulannya ini. Jadi si remaja enggak cuma ikut-ikutan dengan teman-temannya," lanjutnya.
Nina mengatakan para orangtua juga perlu menjaga kesehatan mental, merasa nyaman dengan dirinya sendiri, agar bisa memancarkan
kepercayaan dirinya kepada anak.
Fenomena-fenomena yang menjadi viral di platform media sosial, yang tidak selalu positif, seringkali membuat orang ikut-ikutan melakukannya karena tidak mau dianggap ketinggalan. (Ant/Z-1)
Kekurangan zat besi pada balita bukan hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada kecerdasan anak.
Orangtua yang ingin menggunakan kaldu-kaldu tersebut di MPASI tetap bisa dilakukan, namun harus mengikuti batas penggunaan yang sesuai dengan usia anak.
Remaja yang sedang menghadapi krisis pencarian identitas biasanya lebih rentan terpengaruh godaan untuk ikut menyalahgunakan narkoba.
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Roblox merupakan platform gim daring yang memungkinkan pengguna, termasuk anak-anak, untuk memainkan dan membuat gim sendiri.
Pada usia anak-anak, sebaiknya gim yang diberikan bersifat edukatif yang ringan, seperti puzzle, gim bahasa, atau gim strategi dasar yang dapat melatih konsentrasi dan logika.
SEORANG pria asal California, Amerika Serikat bernama Mark Sevillano Jr. didiagnosis menderita kanker esofagus setelah dokter gagal menangani gejala awalnya dengan serius.
WAKIL Ketua Komisi II DPR, Bahtra Banong mengapresiasi sikap Menteri ATR/BPN Nusron Wahid yang meminta maaf terkait polemik pernyataan soal tanah menganggur bisa disita negara
Tindakan tersebut bisa mengganggu kenyamanan akibat bau tidak sedap dan juga berpotensi menimbulkan penyakit.
Ingin mencoba resep donat yang sedang viral dan laris manis di TikTok? Donat cair ala Pinkan Mambo bisa jadi pilihan unik yang menggugah selera.
RAMAI di media sosial tentang trend (tren) baru yaitu garis merah di atas kepala atau disebut S-Line. Kemunculan tren ini diawali dengan viralnya drama Korea terbaru yang berjudul S-Line.
Pelajar bernama Keimita, asal Kabupaten Bekasi, menjadi perhatian publik setelah video curhatnya viral. Dalam video itu, ia mengaku sedih karena kesulitan mendaftar sekolah negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved