Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mengikuti Tren Viral Tanda Masalah Kurang Percaya Diri

Basuki Eka Purnama
17/1/2025 10:39
Mengikuti Tren Viral Tanda Masalah Kurang Percaya Diri
Ilustrasi(Freepik)

KEGEMARAN mengikuti tren yang viral menjadi salah satu tanda masalah kurang percaya diri. Hal itu dikatakan Psikolog Klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) Anna Surti Ariani, Kamis (16/1).

Fenomena yang menjadi viral di platform media sosial sering kali membuat orang ikut-ikutan melakukannya karena tidak mau dianggap ketinggalan. Hal itu termasuk dalam Fear of Missing Out (FOMO) karena takut tertinggal dari orang lain.

"Bisa sih memang karena takut tertinggal dari orang-orang lain, fear of missing out. Namun, sering kali ini juga mencakup masalah kurang percaya diri sehingga ikut-ikutan orang lain. Kurang percaya diri itu masalah mental kan," ujar Anna Surti Ariani.

Psikolog dan psikoterapis yang biasa disapa Nina itu mengatakan mengikuti tren yang viral juga bisa menjadi tanda masalah mental lain seperti pleasing others.

"Masalah mental lain yang mungkin terjadi misalnya pleasing others atau maunya menyenangkan orang lain dibandingkan mendengarkan
dirinya sendiri. Jika yang viral itu berbahaya, beberapa orang melakukannya karena punya kebutuhan tinggi akan tantangan, tapi ini bisa juga jadi masalah mental," kata dia.

Nina juga menyoroti perihal mengikuti tren yang viral membuat seseorang menjadi punya kesempatan melakukan hal negatif hingga bisa merugikan lingkungan sekitar, seperti merusak fasilitas umum terjadi pada beberapa orang yang secara sosial bermasalah.

Mengikuti tren viral juga bisa menyebabkan kecanduan. Apabila mengikuti sesuatu yang viral sudah menjadi kecanduan, untuk menghentikannya perlu membutuhkan bantuan secara intensif oleh profesional, yaitu psikolog klinis dan psikiater, mereka yang punya keterampilan psikoterapi.

Nina mengatakan pendekatan oleh orang terdekat penting untuk membantu seseorang yang sudah kecanduan agar mau datang ke tempat profesional. Sehingga tidak semakin berlanjut merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

"Untuk membuat orang yang kecanduan mengikuti yang viral itu mau datang ke profesional bisa dengan pendekatan oleh orang yang mengenal dia, dan menyampaikan bahwa ikut-ikutannya ini udah merugikan bagi dia. Misalnya membuat dia jadi bolos sekolah atau bahkan tidak bekerja, membahayakan diri atau orang lain," pungkas dia. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya