Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

10 Jenis Kanker Paling Mematikan: Mengapa Belum Ada Obatnya?

Siti Haerani
15/1/2025 19:19
10 Jenis Kanker Paling Mematikan: Mengapa Belum Ada Obatnya?
Jenis Kanker Paling Mematikan(Freepik)

KANKER merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Meski telah banyak kemajuan dalam pengobatan, penyakit ini tetap menjadi tantangan besar bagi dunia medis.

Dari lebih dari 200 jenis kanker yang diketahui, ada beberapa yang sangat mematikan, terutama karena tingkat kelangsungan hidupnya yang rendah.

Menurut data World Health Organization (WHO), pada 2020, kanker paru-paru, kolorektal, dan hati menjadi penyebab kematian terbanyak akibat kanker di dunia. Namun, kanker paling mematikan biasanya memiliki tingkat kelangsungan hidup yang paling rendah.

Tidak semua kanker dengan angka kematian tinggi tergolong paling mematikan jika dilihat dari tingkat kelangsungan hidup individu. 

Direktur Penelitian Pengawasan Kanker di American Cancer Society (ACS), Rebecca Siegel, menjelaskan bahwa jumlah kematian tahunan jenis kanker bergantung pada prevalensinya dan persentase pasien yang bertahan hidup pasca diagnosis. Jenis kanker paling mematikan umumnya memiliki tingkat kelangsungan hidup terendah.

Tingkat keparahan kanker diukur berdasarkan kelangsungan hidup relatif lima tahun, yang menunjukkan persentase pasien yang bertahan lima tahun setelah diagnosis, tanpa memperhitungkan penyebab kematian lainnya.

Data ini diperoleh dari Program Pengawasan, Epidemiologi, dan Hasil Akhir (Surveillance, Epidemiology, and End Results atau SEER) dari National Cancer Institute (NCI).

10 Jenis Kanker Paling Mematikan

1. Kanker Pankreas

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun: 12,8%
Kanker pankreas sulit diobati jika terdeteksi pada tahap lanjut.

Pada stadium IV, tingkat kelangsungan hidup lima tahun bahkan turun hingga 1%.

2. Kanker Esofagus

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun: 21,6%
Penyakit ini sering terlambat terdeteksi.

Faktor risiko meliputi usia lanjut, jenis kelamin pria, merokok, konsumsi alkohol, dan refluks asam lambung.

3. Kanker Hati

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun: 21,7%

Lebih umum terjadi di negara dengan prevalensi tinggi hepatitis, kanker hati sering berkembang tanpa gejala awal yang jelas.

4. Kanker Paru-paru

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun: 26,7%
Penyebab kematian terbesar akibat kanker di dunia. Merokok menjadi faktor risiko utama.

5. Leukemia Mieloid Akut (AML)

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun: 31,9%
AML berkembang dari sel-sel mieloid. Meski kemoterapi bisa membantu, tingkat kesembuhannya masih rendah.

6. Kanker Otak

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun: 33,4%
Sebagian besar kanker otak berasal dari metastasis bagian tubuh lain, sehingga lebih sulit diobati.

7. Kanker Lambung

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun: 36,4%
Faktor risiko seperti infeksi Helicobacter pylori sering terkait dengan kanker lambung yang umumnya terlambat terdiagnosis.

8. Kanker Ovarium

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun: 50,9%
Diagnosis sering terlambat karena gejala yang tidak spesifik.

9. Mieloma

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun: 61,1%
Kanker sel plasma ini sulit disembuhkan meskipun pengobatan terus berkembang.

10. Kanker Laring

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun: 61,5%
Faktor risiko utama termasuk merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.

Mengapa Belum Ada Obat untuk Kanker?

Kanker sulit diobati dengan satu obat karena setiap jenis kanker memiliki sifat biologis yang berbeda. Selain itu, kanker terdiri dari subtipe dengan respons yang bervariasi terhadap pengobatan.

Contohnya, kanker pankreas dan kanker paru-paru membutuhkan pendekatan terapi yang berbeda meskipun sama-sama mematikan.

Sebagian pengobatan kanker hanya mampu mengurangi gejala atau mengecilkan tumor, namun tidak bisa memastikan kanker tidak kambuh.

Sel kanker sering kali mampu "bersembunyi" di dalam tubuh tanpa terdeteksi, sehingga membuat penyembuhan total sulit tercapai.

Dengan kemajuan teknologi dan penelitian, kemungkinan menemukan pengobatan lebih efektif terus meningkat. Namun, tantangan biologis dan molekuler masih menjadi hambatan besar dalam menciptakan obat kanker yang universal. (livescience.com/Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya