Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIABETES melitus atau kencing manis dahulu sering dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang lansia di atas 60 tahun. Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Faktanya, diabetes juga bisa menyerang orang usia muda, bahkan anak-anak. Artinya, penyakit ini tidak mengenal batasan usia.
Berdasarkan informasi yang diakses dari laman Kementerian Kesehatan, diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah akibat gangguan pada pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin. Insulin adalah hormon yang berfungsi mengatur kadar gula darah. Pada penderita diabetes, gula yang tidak terserap oleh sel tubuh akan menumpuk di dalam darah dan keluar melalui urine. Itulah sebabnya urine penderita terasa manis, sehingga penyakit ini disebut kencing manis.
Secara umum, diabetes melitus dibagi menjadi tiga jenis yakni diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. Diabetes tipe 1 terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang pankreas, sehingga organ ini tidak mampu memproduksi insulin. Diabetes tipe 2 terjadi karena sel tubuh kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin tidak dapat digunakan secara efektif.
“Di Indonesia, diabetes tipe 2 yang paling umum terjadi, terutama akibat gaya hidup tidak sehat. Sementara itu, diabetes gestasional adalah diabetes yang muncul selama masa kehamilan,” tulis Kemenkes dalam lamannya.
Diabetes tipe 2 sering disebabkan pola makan tinggi gula dan lemak, kurangnya aktivitas fisik, kegemukan, dan kebiasaan merokok. Selain itu, ada faktor risiko yang perlu diwaspadai, baik yang dapat dikendalikan maupun tidak. Faktor risiko yang dapat dikendalikan meliputi obesitas (indeks massa tubuh >23 kg/m²), lingkar perut berlebih (pria >90 cm, wanita >80 cm), dislipidemia (kolesterol HDL kurang atau sama dengan 35 mg/dl, trigliserida lebih besar atau sama dengan 250 mg/dl), hipertensi (tekanan darah >140/90 mmHg), riwayat penyakit jantung, dan pola makan tidak seimbang yang tinggi gula, garam, lemak, tetapi rendah serat. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan meliputi usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga penderita diabetes, kehamilan dengan gula darah tinggi, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir >4 kg, dan berat badan lahir rendah (<2,5 kg).
Gejala diabetes pada usia muda hampir sama dengan usia lainnya. Gejala yang perlu diwaspadai meliputi sering buang air kecil terutama di malam hari, sering merasa haus, rasa lapar berlebihan, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, pandangan kabur, tubuh mudah lelah, luka yang sulit sembuh, infeksi berulang seperti sariawan, dan muncul bercak gelap pada kulit di lipatan leher atau ketiak.
Untuk mencegah diabetes, penting menerapkan gaya hidup sehat. Ini langkah-langkahnya;
1. Perbanyak konsumsi sayur dan buah yang kaya serat serta nutrisi.
2. Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan, yaitu 4 sendok makan gula (50 gram), 1 sendok teh garam (5 gram), dan 5 sendok makan lemak (67 gram) per hari.
3. Hindari makanan dan minuman kemasan seperti soda dan gorengan.
4. Lakukan aktivitas fisik secara rutin minimal 30 menit per hari atau 150 menit per minggu.
5. Cek kesehatan secara berkala untuk memantau kadar gula darah, terutama jika memiliki riwayat keluarga penderita diabetes.(M-2)
Diabetes tipe 1 adalah kondisi di mana tubuh memproduksi sangat sedikit atau bahkan tidak menghasilkan insulin sama sekali.
Diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah, yang jika tidak dikelola dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ vital.
Dari jenis-jenis diabetes yang ada di dunia, tipe 2 menjadi yang paling banyak terjadi dan kasusnya terus meningkat setiap tahun.
Penyebab utama diabetes tipe 1 adalah kelainan autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak pankreas anak, sehingga pankreas tidak dapat berfungsi dengan baik.
Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh, seperti peredaran darah, ginjal, saraf, serta memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Cacat mitokondria mengaktifkan respons stres yang mengubah perkembangan dan fungsi sel-β. Temuan mereka menyoroti mekanisme sebelumnya tidak diketahui yang dapat menjadi pusat diabetes.
JUMLAH penderita diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) di Indonesia terus meningkat. Diperkirakan jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia telah mencapai 19,5 juta orang.
Razandinta Tafshiilaa Lubna berhasil menemukan makanan yang dapat menjadi alternatif untuk dikonsumsi oleh pengidap diabetes melitus. Makanan tersebut ialah tempe himetan.
Taifo Mahmud menyampaikan biosintetik acarbose sebagai penghambat α-glukosidase turunan bakteri yang secara klinis dapat digunakan untuk mengobati pasien diabetes tipe 2.
Data menunjukkan prevalensi diabetes tipe 2 pada usia muda telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
DIABETES adalah penyakit metabolik yang sangat berbahaya. Jika tidak hati-hati, penderita diabetes, khususnya diabetes tipe 2 bisa mengalami komplikasi seperti kebutaan, penyakit jantung
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved