Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

5 Kesalahan Umum Penggunaan Antibiotik, Hati-hati Bisa Meningkatkan Risiko Resistensi Antimikroba

Abriel Okta Rosetta
10/12/2024 22:15
5 Kesalahan Umum Penggunaan Antibiotik, Hati-hati Bisa Meningkatkan Risiko Resistensi Antimikroba
Kesalahan penggunaan antibiotik(Ilustrasi)

RESISTENSI antimikroba atau Antimicrobial Resistance (AMR) menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan global, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia.

AMR terjadi ketika mikroorganisme, seperti bakteri, menjadi kebal terhadap antibiotik yang sebelumnya efektif, sehingga infeksi yang dulunya mudah diobati kini menjadi lebih berbahaya dan sulit diatasi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah penyebab utama meningkatnya kasus AMR.

Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi Edi Hartoyo, memaparkan bahwa salah satu faktor utama peningkatan AMR adalah penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan anjuran medis.

"Tingginya kasus resistensi antibiotik menunjukkan pentingnya edukasi kepada masyarakat, terutama orang tua, mengenai bahaya penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan resep dokter," ujar Edi Dalam seminar media yang diadakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada Selasa (10/12), bertema Antimicrobial Resistance pada Anak. 

Lantas, apa saja kesalahan umum yang sering dilakukan dalam penggunaan antibiotik? Berikut adalah lima kesalahan yang perlu Anda waspadai, berdasarkan pemaparan dari seminar yang diselenggarakan oleh IDAI:

5 Kesalahan Umum Penggunaan Antibiotik

1. Resep Antibiotik yang Berlebihan

Menurut penelitian WHO pada tahun 2005, sekitar 50% resep obat yang diberikan di fasilitas kesehatan primer dan rumah sakit di Indonesia mengandung antibiotik, meskipun tidak semua kasus memerlukannya. Tidak semua infeksi memerlukan antibiotik, terutama infeksi yang disebabkan oleh virus. Penggunaan antibiotik secara berlebihan menunjukkan minimnya pemahaman baik di masyarakat maupun tenaga medis mengenai penggunaan antibiotik yang tepat.

2. Memberikan Antibiotik untuk Penyakit Virus

Seringkali, antibiotik diresepkan untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti flu atau diare akut. Padahal, antibiotik tidak efektif melawan virus. "Pemberian antibiotik yang tidak tepat ini justru memperburuk resistensi karena dapat menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik," jelas Edi yang juga merupakan lulusan Universitas Gajah Mada.

3. Menyimpan Antibiotik Tanpa Resep Dokter

Menurut Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013, sekitar 86,1% masyarakat Indonesia menyimpan antibiotik di rumah tanpa resep dokter. Banyak orang tua memberikan antibiotik kepada anak-anak mereka berdasarkan pengalaman pribadi atau rekomendasi orang lain, tanpa berkonsultasi dengan tenaga medis. Padahal, setiap penyakit memerlukan jenis dan dosis antibiotik yang berbeda, yang hanya bisa ditentukan oleh dokter.

4. Menghentikan Penggunaan Antibiotik Sebelum Waktunya

Kebiasaan menghentikan penggunaan antibiotik setelah gejala penyakit membaik adalah salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan.

Penghentian penggunaan antibiotik sebelum waktunya dapat meninggalkan bakteri yang masih hidup, yang kemudian bisa berkembang menjadi resisten terhadap antibiotik.

"Kita Anak-anak sangat rentan terhadap efek resistensi ini karena sistem kekebalan tubuh mereka yang masih berkembang," ujar Edi.

5. Kurangnya Edukasi Tentang Bahaya Resistensi Antibiotik

Selain penggunaan antibiotik yang tidak tepat, kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahaya resistensi antibiotik juga memperburuk situasi ini.

Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa AMR dapat menyebabkan infeksi yang sebelumnya ringan menjadi sangat sulit diobati, bahkan berisiko fatal.

"Kita perlu melibatkan seluruh pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan tenaga kesehatan, untuk bersama-sama memerangi AMR," kata Ketua PP IDAI Piprim Basarah Yanuarso.

Penggunaan antibiotik yang bijak sangat penting untuk mencegah terjadinya resistensi antimikroba yang dapat menyebabkan infeksi lebih berbahaya dan sulit diobati.

Edukasi yang tepat mengenai penggunaan antibiotik harus terus digalakkan, terutama di kalangan masyarakat dan tenaga kesehatan. Mari bersama-sama menjaga kesehatan dengan menggunakan antibiotik secara bijak dan sesuai petunjuk medis.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya