Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SETELAH melalui perjalanan yang panjang dan berliku, akhirnya United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) secara resmi menetapkan kebaya sebagai warisan budaya dunia. Pengajuan bersama oleh Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Thailand ini ditetapkan pada 4 Desember 2024 dalam sidang ke-19 Session of the Intergovernmental Committee on Intangible Cultural Heritage (ICH) di Asuncion, Paraguay.
“Kami bersyukur yang teramat sangat karena perjuangan panjang untuk pendaftaran ke UNESCO akhirnya membuahkan hasil yang sesuai harapan. Bagaimana pun sejarah keberadaan kebaya adalah perjalanan budaya Nusantara yang diwariskan para leluhur kita,” ujar Rahmi Hidayati, Ketua Umum Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI), organisasi yang pertama bergerak soal pelestarian kebaya, dalam siaran pers yang dipublikasikan pada Kamis (5/12/2024).
Menurut Rahmi, selama ini para pecinta kebaya berupaya melestarikan busana warisan leluhur Nusantara ini melalui berbagai kegiatan yang melibatkan semua generasi. Ke depan, dia berharap bisa semakin fokus bergerak bersama generasi muda karena merekalah yang akan berjuang menjaga kelestarian kebaya.
Usulan pengajuan ke UNESCO ini pertama kali disampaikan pada 2017 saat PBI menggelar acara 1.000 Perempuan Berkebaya. Kemudian dipertegas lagi pada saat Kongres Berkebaya Nasional yang diadakan pada 5-6 April 2021 hingga dibentuklah Tim Nasional untuk pengurusan pendaftaran ke UNESCO.
Sempat terjadi kehebohan soal pengajuan kebaya sebagai warisan budaya takbenda UNESCO bersama empat negara lain karena sejarah munculnya kebaya ada di Indonesia. Akan tetapi, peraturan yang dikeluarkan UNESCO bukanlah soal asal-usul budaya, melainkan menyangkut pelestarian. Bila satu negara bisa membuktikan bahwa mereka sudah menjaga keberadaan suatu budaya selama 20 tahun, negara tersebut berhak mendaftarkannya ke UNESCO.
Indiah Marsaban, anggota Timnas Kebaya menjelaskan, nominasi elemen budaya kebaya diajukan pada Maret 2023 dengan judul Dossier Kebaya: Knowledge, Skills, Tradition and Practice. Yang diangkat adalah pengetahuan tentang kebaya, keterampilan membuat kebaya, tradisi memakai kebaya, dan bagaimana melestarikan budaya berkebaya di negara masing-masing.
“Budaya berkebaya tidaklah eksklusif hanya ada di Indonesia tetapi kebaya menjadi hidup dan menghidupi di negara-negara serumpun karena tradisi kebaya terus dijaga sebagai budaya yang berkelanjutan,” ujar Indiah.
Soal pelestarian budaya berkebaya ini, PBI sudah menggelar berbagai program yang melibatkan anak muda. Gerakan Kebaya Goes To School, Kebaya Goes To Campus dan Kebaya Goes To Office dijalankan di semua cabang baik di dalam maupun di luar negeri. Tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan keberadaan kebaya sebagai busana yang pertama muncul di Indonesia, dan mengajak mereka ikut berkebaya di berbagai kesempatan.
“Secara psikologis memang ada anggapan bahwa berkebaya itu ribet. Memakai kain pun terasa tidak nyaman. Untuk itu kami ajarkan cara yang praktis, yang membuat pemakainya tetap leluasa bergerak di berbagai aktivitas,” ujar Rahmi.
Selain soal pelestarian budaya, lanjutnya, menggaungkan keberadaan kebaya juga berdampak secara ekonomi. Industri busana kebaya yang berskala kecil hingga pabrikan akan semakin berkembang. Begitu pula penghasil tenun yang tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara, mengingat kebaya tidak hanya dikenakan bersama kain batik. (M-1)
Cara Mengenali Kearifan Lokal Dunia. Gali kekayaan budaya! Pelajari cara mengenali kearifan lokal dunia, dari tradisi unik hingga pengetahuan mendalam. Temukan warisan berharga!
Indonesia, negara kepulauan dengan 17.508 pulau, kaya akan keberagaman suku, budaya, agama, hingga adat istiadat.
Rencana pemasangan chattra atau payung mahkota di stupa induk Candi Borobudur harus mengikuti aturan yang berlaku.
Pengakuan UNESCO dengan penetapan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) pada tahun 2019 memberikan legitimasi untuk menjaga dan merawat warisan budaya ini.
Indonesia menerima dua inskripsi UNESCO sekaligus untuk sektor kebudayaan, yakni Sumbu Filosofis Yogyakarta dan penanda bersejarahnya, serta Budaya Sehat Jamu.
PANTUN ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Unesco asal Indonesia bersama Malaysia pada 2020 lalu. Kala itu Indonesia dan Malaysia mengajukan Pantun lewat joint nomination.
PADA 2020 lalu United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) resmi menetapkan Pantun sebagai warisan budaya tak benda Indonesia bersama dengan Malaysia.
Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mengurus Pendidikan dan kebudayaan itu menetapkan kebaya sebagai warisan budaya dunia takbenda (WBTB).
Kebaya, pakaian tradisional ikonik, memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perjalanan budaya di Asia Tenggara.
nominasi kebaya diajukan secara bersama oleh Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved