Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PADA 2020 lalu United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) resmi menetapkan Pantun sebagai warisan budaya tak benda Indonesia bersama dengan Malaysia. Tapi tahukah anda kalau sebetulnya status tersebut tidak didapat dengan mudah melainkan ada perjalanan panjang di balik upaya menetapkan Pantun sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.
Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Indonesia, Prudentia, menceritakan bagaimana perjalanan bersama tim untuk membawa Pantun mendapat status sebagai warisan budaya tak benda. Dalam kegiatan Seminar International ‘Pantun Nusantara : Strategi Kultural Merawat Warisan di Era Digital’, Prudentia menjelaskan bahwa diskusi untuk mengajukan pantun sebagai warisan budaya tak benda sudah berjalan sejak 2017.
“Perjalanan menjayakan pantun ke tingkat dunia bukan hal mudah, Tim kerja sudah menyiapkan usulan ini sejak 2017, dan dalam waktu tiga tahun pengajuan ini mengalami berbagai perbaikan atas rekomendasi tim penilaian atau yang disebut evaluation body UNESCO,” tutur Prudentia dalam seminar, Senin (10/2).
Sepanjang perjalanan itu, Prudentia menyebutkan bahwa dirinya bersama tim juga bekerja keras untuk menjalin komunikasi kepada pihak Malaysia untuk mengajukan Pantun sebagai warisan budaya tak benda lewat joint nomination (nominasi bersama). Bukan hanya Malaysia, saat itu dia juga mencoba ke negara lain seperti Thailand hingga Singapura.
Setelah menjalin komunikasi intens dengan pihak Malaysia, akhirnya pemerintah Malaysia menyepakati untuk menominasikan pantun menjadi warisan budaya tak benda bersama-sama. Sayangnya Thailand dan Singapura saat itu tidak bisa ikut bergabung karena adanya permasalahan-permasalah sendiri di negara mereka.
“Indonesia yang menginisiasi pembuatan nominasi pantun dan kemudian bertanya kepada Malaysia waktu itu, saat itu Asosiasi Tradisi Lisan, dibantu dengan sangat luar biasa oleh Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Provinsi Tanjung Pinang, Lembaga Adat Melayu dan juga komunitas-komunitas pantun di daerah tersebut terkait rencana ini. Kemudian Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya dari Kementerian Kebudayaan (saat itu Kemendikbud), turut mensponsori ini dengan menjembatani (dengan pemerintah Malaysia) sampai akhirnya Malaysia mau join nomination,” terang Pudentia.
Deretan ujian pun pernah dirasakan Pudentia bersama tim dalam proses mengajukan Pantun sebagai warisan tak benda UNESCO, dia bahkan menyebut sempat ada beberapa akademisi di Indonesia yang mempertanyakan terkait pemilihan Pantun yang harus dinominasikan, padahal banyak warisan budaya Indonesia lain yang dinilai lebih layak.
“Masalah dalam proses itu ada saja baik internal maupun eksternal, di Internal itu ada beberapa sebetulnya, termasuk banyak akademisi dan juga profesor yang skeptis dan mempertanyakan ‘kenapa pantun?’, mereka seperti terkejut seakan-akan nggak pantaslah Pantun ini,” terang Prudentia.
Sementara dari pihak eksternal pun, kata Prudentia, tidak sedikit yang menyayangkan kenapa harus melakukan joint nomination dengan Malaysia, mengingat masih banyak pihak (Indonesia) yang menayangkan beberapa sikap Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia. Belum lagi ini merupakan kali pertama Indonesia mengajukan warisan tak benda UNESCO dengan join nomination.
Meski telah melewati perjalanan panjang, namun Prudentia bersyukur bahwa tim bisa menyelesaikan semuanya dengan baik, dan tepat pada 17 Desember 2020 pantun pun ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia bersama Malaysia oleh UNESCO, tepatnya pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis. (Z-9)
Langkah ini sebagai bentuk dukungan pengajuan keroncong untuk mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari UNESCO.
Sepatu Island Series: SS25 Sulawesi dirancang dengan siluet legendaris dari Handball Spezial dengan colorway biru dan garis putih, menggambarkan hamparan laut luas khas Sulawesi
Indonesia bisa mendapat status WBTB untuk seni ukir Jepara melalui mekanisme ekstensi dari Bosnia yang sudah mendapatkan status Warisan Budaya Tak Benda Unesco pada seni ukirnya.
Lestarikan warisan budaya tak benda! Temukan tradisi unik, cerita rakyat, dan kearifan lokal yang membentuk identitas bangsa.
Lestarikan warisan budaya tak benda! Temukan tradisi unik, cerita rakyat, dan seni pertunjukan yang membentuk identitas bangsa.
Dengan diajukannya kesenian tersebut jadi warisan budaya tak benda, maka kesenian tersebut tidak akan diklaim milik negara lain.
PENGAJAR Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Andri Purnomo menyatakan Situs Purbakala Patiayam berpotensi menjadi warisan dunia atau world heritage Unesco.
Rob memberikan dukungan penuh kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, untuk mengkaji ulang izin permohonan persetujuan lingkungan baru.
STATUS keanggotaan Geopark Kaldera Toba sebagai anggota Unesco terancam dicabut. Hal ini terjadi setelah dua tahun masa pembenahan yang diberikan Unesco dianggap tidak maksimal.
PROSES pengajuan seni ukir Jepara sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Unesco diharapkan mendapat dukungan nyata dari berbagai pihak, termasuk masyarakat.
Syahrini juga berharap bisa kembali ke dunia musik setelah memperoleh penghargaan tersebut secepatnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved