Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tuntaskan Polemik Remunerasi Dosen UNG

Golda Eksa
05/12/2024 14:31
Tuntaskan Polemik Remunerasi Dosen UNG
Universitas Negeri Gorontalo .(Antara/HO-Humas UNG)

POLEMIK antara pihak Rektorat Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan sejumlah dosen terkait remunerasi yang katanya sudah 18 bulan belum dibayarkan terus berlanjut.

Bahkan, beredarnya video berdurasi satu menit di media sosial yang memperlihatkan Rektor UNG Eduart Wolok sedang berjoget bersama sejumlah ibu-ibu dekan dan Dharma Wanita UNG di Paradise Hotel Golf dan Resort, Likupang, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu, turut menambah 'panas' situasi. Acara itu merupakan penutupan Rapat Dewan Pengawas UNG.

“Ini bentuk flexing (pamer) yang sepatutnya harus dihindari oleh seorang pejabat sekelas rektor karena terlihat tidak pantas,” ucap Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial UNG Sastro Wantu, dalam keterangannya, dikutip Kamis (5/12).

Ia mengaku prihatin dengan realitas remunerasi dosen belum dibayar tapi rektor dan para dekan justru menggelar acara di hotel mewah di luar daerah.

Senada disampaikan Guru Besar Fakultas MIPA UNG Sarson Pomalato. “Mereka sudah seperti tidak punya empati lagi, berhura-hura, sementara yang lain merana karena sudah tiga semester (18 bulan) remunerasi belum dibayar,” ujarnya.

Sarson berharap Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi dapat memberikan atensi mengingat pesan Presiden Prabowo yang menekankan setiap pejabat harus berperilaku hidup sederhana.


Beri masukan
Rektor UNG Eduart Wolok menepis anggapan bahwa acara penutupan rapat Dewan Pengawas (Dewas) UNG berlangsung mewah. Ia menyatakan kegiatan tersebut sudah ada anggarannya.

"Ini sebenarnya kegiatan rutin, rapat dewas. Kalau mau dibilang mewah tidak, itu rate hotel Rp750 ribu, kemudian pimpinan (kampus) datang ke sana pakai jalan darat," ucap Eduart saat dihubungi, Kamis (5/12).

Terkait remunerasi, dia mengaku sudah tidak ada persoalan. Pihak kampus telah membayarkan dan tidak ada istilah menunda. "Padahal remunerasi itu clear, kita bekerja tahun ini dibayarkan tahun depan. Karena itu kan insentif kinerja, jadi kinerja tahun ini dulu yang kita nilai baru dibayarkan tahun depan."

Eduart pun menyadari kondisi tersebut. Ia kemudian sempat mengadakan pertemuan dengan mengundang seluruh dosen untuk memberikan masukan. Diharapkan pertemuan tersebut bisa mencairkan suasana.

"Tapi giliran mereka diundang malah enggak datang. Saya sudah berkali-kali omong kalau ada koreksi sampaikan langsung biar bisa ditindaklanjuti. Ini rumah kita, masak tempat kita cari makan mau dijelekin?. Di akhir tahun ini saya akan undang kembali," katanya.

Polemik antara sejumlah dosen dan pihak rektorat, imbuh dia, diduga terkait dengan pemilihan rektor (pilrek). "Kemudian ini dalam kerangka menjatuhkan kredibilitas kepemimpinan yang sekarang, karena saya sudah dua periode dan setelah ini habis," tandasnya. (J-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eksa
Berita Lainnya