Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PSIKOLOG klinis dari Universitas Indonesia A Kasandra Putranto menyarankan pemerintah untuk membuat aturan bermain gawai pada anak, buntut dari ditemukannya 80 ribu kasus judi online (judol) yang menjerat anak-anak.
"Tentu penyalahgunaan gawai perlu menjadi bahan evaluasi, tidak hanya pemerintah tetapi keluarga. Apalagi ada situasi tidak terhindarkan sebagai dampak pandemi, dua tahun anak-anak kita harus hidup hanya dengan gawai dan kehilangan masa kecil mereka," kata Kasandra, Jumat (22/11).
Kasandra menilai pemberian larangan menggunakan gawai pada anak bukan solusi yang mampu mengatasi persoalan tersebut.
Adiksi judi online merupakan dampak dari penyalahgunaan gawai dan gim yang dimainkan oleh anak tanpa adanya batasan yang jelas.
Hal tersebut menyebabkan pembuatan regulasi yang berkaitan dengan penggunaan gawai pada usia anak sangat penting namun tidak sesederhana yang diperkirakan.
Terkait dengan kebijakan penggunaan internet dan media sosial untuk anak, pemerintah perlu lebih ketat dalam menetapkan batasan usia bagi pihak yang ingin mengaksesnya. Aturan ini sudah diterapkan baik di Korea Selatan (Korsel) maupun Australia.
Hal ini mencakup pemblokiran situs-situs yang mengandung konten negatif dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap anak-anak di internet.
"Buat kesepakatan dengan berbagai media sosial dan gim provider untuk meningkatkan batasan usia pemain hanya untuk dewasa," ujar Kasandra.
Langkah tersebut dapat ditempuh melalui terjalinnya kerja sama dengan platform digital perusahaan untuk memastikan bahwa mereka menerapkan kebijakan yang melindungi anak-anak dari konten berbahaya.
Pemerintah, katanya, juga perlu melakukan psikoedukasi secara meluas dengan cara mengembalikan fungsi media televisi menjadi pusat informasi bagi masyarakat. Di sisi lain, bisa menyediakan saluran kegiatan edukatif yang menyenangkan bagi anak dengan mengembangkan hobi sejak dini.
"Kalau bapak dan ibu sibuk bekerja, energi anak tidak tersalurkan, mereka akan tergerak untuk mencari pemuasan kesenangan instan," ungkap Kasandra.
Termasuk menjelaskan program literasi digital yang bertujuan untuk mendidik anak-anak dan orangtua tentang penggunaan internet yang aman dan bertanggung jawab.
Dalam kesempatan itu, Kasandra turut memperingatkan bahwa judi online dapat amat sangat merugikan baik bagi individu maupun keluarga. Orang yang terjerat judi online biasanya tidak mampu mengendalikan diri untuk tidak melakukan judi.
Para pelaku akan sulit mengelola keuangan, karena simpanan dan dana alokasi lain digunakan untuk memenuhi kebutuhannya berjudi.
"Umumnya muncul gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi, disertai gangguan perilaku agresif dan atau emosional. Bahkan dapat menimbulkan masalah tindak kriminal sebagai akibat dari dorongan yang tidak terkendali," ucap dia.
Kasandra juga membeberkan sebuah penelitian terbaru, yang mengungkapkan orang-orang yang berusia awal 20-an merupakan kelompok penjudi yang paling cepat berkembang dan banyak anak yang mulai bermain di usia lebih muda.
Hampir dua pertiga remaja usia 12 hingga 18 tahun mengatakan mereka telah berjudi atau memainkan permainan seperti judi pada tahun
sebelumnya.
"Mulai bermain di usia muda ternyata membawa beban tekanan psikologis yang relatif lebih tinggi dan meningkatkan kemungkinan timbulnya
masalah," katanya.
Terkait dengan aturan penggunaan gawai, belum lama ini Pemerintah Inggris telah mengeluarkan panduan untuk membatasi penggunaan gawai selama siswa berada di sekolah.
Sementara Prancis, sejak September 2024, melakukan uji coba larangan menggunakan gawai bagi siswa di bawah usia 15 tahun di 200 sekolah. (Ant/Z-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
KEHIDUPAN masyarakat modern semakin tergantung dengan sejumlah gawai seperti telepon seluler (ponsel) tetapi juga ramah lingkungan.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Kebiasaan bermain dan melihat konten menggunakan gawai bisa membuat anak susah memusatkan perhatian dan menyebabkan penurunan kemampuan sensorik anak.
Melatonin merupakan hormon yang bikin mengantuk hingga seseorang akhirnya bisa tertidur.
Kondisi ini dikenal sebagai gadget neck, yaitu nyeri yang muncul karena posisi kepala menunduk terlalu lama, seperti saat menatap layar ponsel atau laptop.
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved