Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PSIKOLOG klinis dari Universitas Indonesia A Kasandra Putranto menyarankan pemerintah untuk membuat aturan bermain gawai pada anak, buntut dari ditemukannya 80 ribu kasus judi online (judol) yang menjerat anak-anak.
"Tentu penyalahgunaan gawai perlu menjadi bahan evaluasi, tidak hanya pemerintah tetapi keluarga. Apalagi ada situasi tidak terhindarkan sebagai dampak pandemi, dua tahun anak-anak kita harus hidup hanya dengan gawai dan kehilangan masa kecil mereka," kata Kasandra, Jumat (22/11).
Kasandra menilai pemberian larangan menggunakan gawai pada anak bukan solusi yang mampu mengatasi persoalan tersebut.
Adiksi judi online merupakan dampak dari penyalahgunaan gawai dan gim yang dimainkan oleh anak tanpa adanya batasan yang jelas.
Hal tersebut menyebabkan pembuatan regulasi yang berkaitan dengan penggunaan gawai pada usia anak sangat penting namun tidak sesederhana yang diperkirakan.
Terkait dengan kebijakan penggunaan internet dan media sosial untuk anak, pemerintah perlu lebih ketat dalam menetapkan batasan usia bagi pihak yang ingin mengaksesnya. Aturan ini sudah diterapkan baik di Korea Selatan (Korsel) maupun Australia.
Hal ini mencakup pemblokiran situs-situs yang mengandung konten negatif dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap anak-anak di internet.
"Buat kesepakatan dengan berbagai media sosial dan gim provider untuk meningkatkan batasan usia pemain hanya untuk dewasa," ujar Kasandra.
Langkah tersebut dapat ditempuh melalui terjalinnya kerja sama dengan platform digital perusahaan untuk memastikan bahwa mereka menerapkan kebijakan yang melindungi anak-anak dari konten berbahaya.
Pemerintah, katanya, juga perlu melakukan psikoedukasi secara meluas dengan cara mengembalikan fungsi media televisi menjadi pusat informasi bagi masyarakat. Di sisi lain, bisa menyediakan saluran kegiatan edukatif yang menyenangkan bagi anak dengan mengembangkan hobi sejak dini.
"Kalau bapak dan ibu sibuk bekerja, energi anak tidak tersalurkan, mereka akan tergerak untuk mencari pemuasan kesenangan instan," ungkap Kasandra.
Termasuk menjelaskan program literasi digital yang bertujuan untuk mendidik anak-anak dan orangtua tentang penggunaan internet yang aman dan bertanggung jawab.
Dalam kesempatan itu, Kasandra turut memperingatkan bahwa judi online dapat amat sangat merugikan baik bagi individu maupun keluarga. Orang yang terjerat judi online biasanya tidak mampu mengendalikan diri untuk tidak melakukan judi.
Para pelaku akan sulit mengelola keuangan, karena simpanan dan dana alokasi lain digunakan untuk memenuhi kebutuhannya berjudi.
"Umumnya muncul gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi, disertai gangguan perilaku agresif dan atau emosional. Bahkan dapat menimbulkan masalah tindak kriminal sebagai akibat dari dorongan yang tidak terkendali," ucap dia.
Kasandra juga membeberkan sebuah penelitian terbaru, yang mengungkapkan orang-orang yang berusia awal 20-an merupakan kelompok penjudi yang paling cepat berkembang dan banyak anak yang mulai bermain di usia lebih muda.
Hampir dua pertiga remaja usia 12 hingga 18 tahun mengatakan mereka telah berjudi atau memainkan permainan seperti judi pada tahun
sebelumnya.
"Mulai bermain di usia muda ternyata membawa beban tekanan psikologis yang relatif lebih tinggi dan meningkatkan kemungkinan timbulnya
masalah," katanya.
Terkait dengan aturan penggunaan gawai, belum lama ini Pemerintah Inggris telah mengeluarkan panduan untuk membatasi penggunaan gawai selama siswa berada di sekolah.
Sementara Prancis, sejak September 2024, melakukan uji coba larangan menggunakan gawai bagi siswa di bawah usia 15 tahun di 200 sekolah. (Ant/Z-1)
Menciptakan kedekatan dengan anak menjadi hal penting bagi para orangtua. Upaya mendekatkan diri dengan anak bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Kondisi remaja dan anak sekarang dengan gadget/gawai, mereka banyak bersosialisasi sendiri, merasa aktif sendiri, dan tidak bisa menerima lingkungannya dengan baik.
Jika anak tidak boleh memegang handphone, orangtuanya juga harus begitu, harus sama perlakuannya. Jangan anaknya diharuskan begini, tapi orangtuanya begitu.
Gangguan pada perkembangan fisik anak usia dini menjadi salah satu hal yang bisa terjadi akibat screen time berlebihan
"Kami menemukan bahwa anak-anak yang bermain gawai (tab) menjadi lebih mudah marah dan frustasi."
Studi menunjukkan bahwa screen time/waktu layar untuk anak-anak kecil melonjak dari hanya lima menit sehari pada tahun 2020 menjadi 55 menit sehari pada tahun 2022.
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved