Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PSIKOLOG klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyarankan para orangtua untuk mengatur jadwal anak bermain menggunakan gawai guna meminimalkan risiko anak terpapar konten terkait judi online serta konten negatif lain.
Paparan konten negatif seperti konten promosi judi online bisa mendorong anak-anak yang belum memahami konsekuensi jangka panjang dari
tindakan mereka untuk mencoba ikut main, meningkatkan risiko mereka terlibat dalam praktik perjudian via daring dan menjadi kecanduan.
"Kasus judi online pada anak sangat memprihatinkan. Dampak kecanduan itu saja sudah yang paling parah karena akan berpengaruh ke aspek lainnya," kata Vera, dikutip Rabu (13/11).
Anak yang sudah terjerat judi online, menurut dia, akan lebih fokus mencari cara agar bisa terus ikut main judi dan mungkin mengambil
jalan pintas untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Oleh karena itu, Vera mengatakan, para orangtua sebaiknya lebih ketat dalam mengatur waktu anak menggunakan gawai serta mengupayakan anak hanya bisa mengakses konten-konten yang sesuai dengan umur mereka.
"Hati-hati dengan judi online yang dikemas seperti games, karena anak-anak belum paham membedakan mana yang betul-betul permainan anak dan mana yang ada unsur judinya," kata dia.
Vera mengemukakan pentingnya pelaksanaan program edukasi pencegahan judi online yang menyasar keluarga dan orangtua.
Menurut dia, program edukasi pencegahan judi online bagi keluarga bisa dijalankan di sela kegiatan posyandu, yang umumnya rutin dilaksanakan setiap bulan dan dihadiri oleh para orangtua.
Selain itu, Vera mengatakan, pemerintah sebaiknya menyiapkan pelayanan rehabilitasi bagi anak-anak yang sudah terlanjur terlibat judi online.
Dia juga mengatakan bahwa pemerintah harus memastikan situs-situs yang ketahuan menyediakan layanan dan atau mempromosikan judi online langsung diblokir supaya tidak bisa lagi diakses dari Indonesia. (Ant/Z-1)
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Kebiasaan bermain dan melihat konten menggunakan gawai bisa membuat anak susah memusatkan perhatian dan menyebabkan penurunan kemampuan sensorik anak.
Melatonin merupakan hormon yang bikin mengantuk hingga seseorang akhirnya bisa tertidur.
Kondisi ini dikenal sebagai gadget neck, yaitu nyeri yang muncul karena posisi kepala menunduk terlalu lama, seperti saat menatap layar ponsel atau laptop.
Autisme virtual menyebabkan anak mengalami kesulitan komunikasi sosial, perilaku repetitif, dan perilaku yang tidak lazim.
PP Tunas tidak melarang penggunaan gawai. Namun, PP mengatur produk, layanan, dan fitur (PLF) yang diakses anak harus sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Instansi pendidikan berperan dalam menyediakan ruang aman bagi anak untuk dapat mengembangkan diri dan meningkatkan pengetahuan.
Meski berguna untuk hal positif seperti belajar jarak jauh, ponsel ini juga kerap menjadi pintu masuk untuk berbagai masalah terkait dengan era digital ini.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved