Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENYAKIT pneumonia pada anak masih jadi hal yang mengancam kesehatan tubuh hingga jiwa. Pneumonia pada anak dapat muncul akibat berbagai faktor. Salah satu yang bisa tingkatkan risiko pneumonia pada anak adalah asap rokok.
Namun, selain asap rokok, juga terdapat hal-hal lain yang bisa tingkatkan risiko pneumonia pada anak. Di antaranya seperti paparan dari lingkungan yang tidak sehat.
Melansir dari lama resmi Kemenkes RI, pneumonia merupakan peradangan paru-paru akibat infeksi akut pada saluran pernapasan, yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur yang ada di udara.
Pada balita, gejala yang paling dominan atau sering muncul adalah batuk, kesulitan bernapas, dan tanda pneumonia berat seperti tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas.
Data WHO tahun 2021 menunjukkan pneumonia menyebabkan 740.000 kematian pada anak di bawah usia 5 tahun, atau setara dengan 14% dari total kematian balita di seluruh dunia.
Bakteri yang paling sering menyebabkan kasus pneumonia pada anak adalah pneumokokus (Streptococcus pneumonia), stafilokokus (Staphylococcus aureus), dan HiB (Haemophilus influenzae type B). Selain bakteri, virus rhinovirus, virus influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan virus campak (morbili) juga dapat menyebabkan pneumonia pada anak.
Seorang anak yang terlahir prematur memiliki risiko lebih tinggi mengalami pneumonia. Itu karena bayi yang terlahir prematur belum memiliki sistem imun yang sempurna atau masih lemah. Karena itu, mereka jadi lebih rentan terhadap berbagai paparan berbahaya, termasuk virus, bakteri, dan jamur penyebab pnuemonia pada anak.
Saat ini, pneumonia bukan lagi penyakit yang sama sekali tak bisa dicegah. Setiap anak sangat disarankan mendapatkan vaksin pneumonia atau PCV untuk mencegah terjadinya pneumonia. Di Indonesia, PCV sudah menjadi salah satu dari rangkaian program imunisasi wajib nasional.
Anak yang kurang gizi atau malnutrisi lebih rentan mengalami berbagai jenis penyakit, termasuk pneumonia. Pneumonia pada anak kurang gizi lebih berisiko terjadi karena daya tahan tubuhnya lebih rendah dibandingkan yang seharusnya.
Penyakit infeksi seperti campak dan HIV juga bisa tingkatkan risiko pneumonia pada anak. Ketika penyakit infeksi seperti campak tak diobati dengan tepat, komplikasi lebih lanjut bisa terjadi, seperti pneumonia yang mengancam nyawa.
Kelainan pada paru-paru juga berisiko meningkatkan pneumonia pada anak. Orangtua yang anaknya mengalami hal tersebut harus lebih berhati-hati untuk menjaga kondisi tubuh dan lingkungan anaknya beraktivitas setiap hari.
Itulah lima hal yang bisa tingkatkan risiko pneumonia pada anak selain asap rokok. Setiap orangtua hendaknya memastikan kondisi tubuh anaknya selalu dalam kondisi terbaik dengan menjaga asupan dan paparannya setiap hari. Dengan begitu, berbagai penyakit, termasuk pneumonia bisa dihindari. (Z-9)
Anak yang memiliki penyakit penyerta atau mengonsumsi obat-obatan tertentu memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi berat akibat influenza.
Rokok tidak hanya membunuh perokok aktif, tetapi juga mengancam nyawa perokok pasif yang menghirup asapnya. Meskipun tidak merokok, mereka tetap terpapar zat beracun yang memicu penyakit.
Pneumonia tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di seluruh dunia
Pasar rokok elektrik atau vaping terus berkembang, Inovasi dan keberlanjutan produk vaping jadi salah satu kunci untuk bersaing di market Tanah Air.
Kebiasaan yang sering kali dianggap sepele ternyata dapat menjadi pemicu munculnya penyakit kanker, lalu kegiatan sepele seperti apa yang dapat memicu kanker? Ini daftarnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved