Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

WHO Sebut TB Jadi Penyakit Menular Penyebab Kematian Utama Melebihi Covid-19

Abriel Okta Rosetta
01/11/2024 17:52
WHO Sebut TB Jadi Penyakit Menular Penyebab Kematian Utama Melebihi Covid-19
Medical News Today(Ilustrasi: Tuberkulosis)

DALAM beberapa tahun terakhir, tuberkulosis (TB) kembali menjadi sorotan dunia kesehatan, terutama setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan laporan 10,8 juta orang terjangkit penyakit menular tersebut. Catatan itu membuat TBi menjadi penyebab kematian utama akibat penyakit menular, melebihi Covid-19.

WHO mengungkapkan pada tahun 2023 sekitar 8,2 juta orang baru didiagnosis tuberkulosis dengan kematian mencapai 1,25 juta orang di dunia. Data ini menjadikan jumlah tertinggi yang tercatat sejak WHO memulai pemantauan TB global pada 1995.

Data dari kasus ini menunjukkan peningkatan cukup tinggi dibandingkan tahun 2022 yang terdapat kasus 7,5 juta terjangkit hingga menempatkan TB kembali sebagai penyakit menular yang paling mematikan pada 2023, melampaui Covid-19.

Salah satu alasan mengapa TB dapat "mengalahkan" Covid-19 dalam hal kematian adalah tingkat mortalitas yang lebih tinggi pada pasien. 

Pakar dari Universitas Airlangga, Dr. Soedarsono mengatakan tingkat kematian akibat TB mencapai 10,8%, sementara Covid-19 memiliki tingkat kematian sekitar 2,6%. Ini menunjukkan bahwa meskipun Covid-19 berbahaya, TB tetap merupakan ancaman yang lebih mematikan dalam jangka panjang jika tidak ditangani dengan baik.

Selain itu, Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan yang serius karena banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi penyakit ini. Penyakit menular yang menyerang paru-paru ini dapat menimbulkan gejala seperti batuk berkepanjangan, nyeri dada, dan penurunan berat badan. Namun sayangnya, banyak orang yang mengabaikan gejala-gejala tersebut karena dianggap sebagai batuk biasa.

Data statistik tahun 2023 menunjukkan fakta yang memprihatinkan, dimana hanya 40% atau dua dari lima orang yang terdiagnosis TB yang mendapatkan akses pengobatan yang memadai. Angka ini mencerminkan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Padahal, semakin cepat TB terdeteksi dan diobati, semakin besar peluang kesembuhannya.

Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat tentang gejala TB dan terbatasnya akses ke layanan kesehatan menjadi faktor utama di balik permasalahan ini. Diperlukan upaya bersama dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang TB serta memperluas jangkauan layanan kesehatan. 

Dengan demikian, diharapkan angka penderita TB yang tidak terdeteksi dan tidak mendapat pengobatan dapat ditekan seminimal mungkin. (Sehatnegeriku/WHO/Medicalnewstoday/P-5



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya