Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Rentan Kena Mental, Anak Muda Jangan Sungkan Cari Bantuan

Ihfa Firdausya
28/10/2024 13:59
Rentan Kena Mental, Anak Muda Jangan Sungkan Cari Bantuan
Ilustrasi(FREEPIK.COM)

SURVEI UNICEF Indonesia pada 2021 menyebut hampir 50% anak muda di Indonesia merasa tertekan, cemas, atau mengalami stres berat. Data yang sama mengungkapkan sekitar 50% dari masalah kesehatan mental dimulai pada usia 14 tahun dan sekitar 75% pada usia 24 tahun.

Dalam momentum Hari Kesehatan Mental Sedunia dan Hari Sumpah Pemuda, Chief of Child Protection Program UNICEF Milen Kidane mengungkapkan bahwa kesehatan mental bukan hanya pembicaraan orang dewasa tapi semua orang juga memerlukannya, termasuk para remaja.

“Itu sebabnya, it’s okay not to be okay. Tidak apa-apa untuk mencari bantuan. Tidak apa-apa bila kita pelan-pelan dan menjaga kesehatan mental kita karena remaja yang bahagia menciptakan dunia yang lebih ceria,” kata Milen dalam keterangannya, Senin (28/10).

Ia menjelaskan bahwa kesehatan mental, khususnya bagi remaja, bukan hanya sebagai kata kunci, melainkan sebuah dasar dari siapa kita. Menurut Milen, masa remaja merupakan masa krusial untuk mencari tahu jati diri, mengarahkan emosi, dan membangun landasan bagi masa depan. Tapi di sisi lain, remaja merasakan tekanan yang luar biasa.

Ia pun menyatakan bahwa kesehatan mental adalah intergenerasi yaitu pembicaraan yang perlu dilakukan di dalam keluarga, komunitas, dan di antara semua generasi. “Para orangtua, wali, guru-guru dan para mentor, dukungan kalian sangat penting. Bersama kita bisa menciptakan ruang di mana anak-anak muda merasa didengar, dihargai, dan dipedulikan” ujarnya.

Milen berpesan bagi para remaja, tak apa untuk terbuka tentang perjuangannya. Bahkan yang mereka lakukan adalah langkah tepat dalam mendapatkan dukungan, penyembuhan dan kebahagiaan.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Nopian Andusti menjelaskan, pada fase tumbuh kembang remaja, citra diri mereka belum berkembang dengan baik. Karena itu remaja sangat peka terhadap pendapat orang lain dan rentan terhadap kritik.

"Kemudian juga masa remaja, khususnya, dapat menjadi masa di mana merespons emosional yang intensif, mengingat banyaknya perubahan sosial, kognitif, dan fisik yang dialami remaja dalam fase pertumbuhannya," tambah Nopian.

Semuanya itu, lanjut Nopian, memiliki hubungan langsung dengan pengalaman kesejahteraan jiwa dan kesehatan mental. Ia juga mengungkapkan mengapa para remaja harus menjaga kesehatan mentalnya.

“Kesehatan mental yang baik membantu remaja merasa lebih percaya diri dan yakin dalam kemampuan mereka. Mereka memiliki motivasi untuk menetapkan tujuan, bekerja keras untuk mencapainya, dan merasakan kepuasan ketika mencapai kesuksesan,” tambahnya.

Nopian mengatakan, remaja membutuhkan kasih sayang dan dukungan berkelanjutan ketika mereka menjalani dan menghadapi perubahan fisik, sosial, seksual dan psikologis yang cepat dan mengekplorasi perkembangan identitas mereka sendiri. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik