Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
DAMPAK pandemi Covid-19 juga ikut mempengaruhi kesehatan mental, terutama di kalangan keluarga. Orang tua dan anak, khususnya para remaja kerap kali kesulitan beradaptasi dengan kondisi pandemi akibat virus SARS-Cov2 ini.
Untuk menyikapi hal ini, Badan Urusan Pendanaan Anak dan Pendidikan (UNICEF) Perserikatan Bangsa-Bangsa bersama Ahli Psikologi remaja yang juga penulis best-seller dan kolumnis bulanan New York Times, Lisa Damour mengungkap beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental selama pandemi
1. Rasa cemas adalah hal normal
Hal pertama yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah mengatakan kepada anak remaja mereka bahwa merasa cemas itu normal. Pasalnya, banyak para remaja yang mengira kecemasan adalah tanda dari gangguan mental.
“Padahal kenyataannya, para psikolog sudah lama menyadari bahwa kecemasan adalah fungsi normal dan sehat yang bisa membuat kita waspada terhadap ancaman, dan membantu kita untuk mengambil tindakan untuk melindungi diri,” sebut Lisa.
Oleh karenanya, ia mengungkapkan para remaja tersebut akan terbantu jika orang tua bisa menenangkannya dengan menjelaskan bahwa rasa cemas yang tengah dihadapi merupakan hal yang masuk akal.
“Kamu memang sudah seharusnya merasa seperti itu. Dan kecemasan itu akan membantumu membuat keputusan yang perlu dibuat saat ini,” terang Lisa.
Baca juga : Pasien Covid-19 Sembuh di Indonesia Mencapai 4.102.700 Orang
2. Lihat ke depan
Para orang tua juga harus membantu para anak remajanya untuk melihat ke depan, jangan hanya terfokus pada situasi pandemi.
“Katakan pada mereka, 'Ibu/Ayah tahu bahwa saat ini kamu merasa sangat khawatir mengenai kemungkinan terkena covid-19. Tapi salah satu alasan mengapa kami memintamu melakukan protokol kesehatan adalah juga cara kita untuk menjaga masyarakat sekitar. Kita juga memikirkan orang-orang di sekitar,” jelas Lisa.
3. Beri bantuan
Para orang tua juga bisa mengajari anak remajanya dengan menawarkan hal-hal yang bisa mereka lakukan lebih jauh untuk membantu orang lain. Contohnya seperti memberi donasi makanan kepada orang membutuhkan, atau mencari daerah di mana masyarakatnya membutuhkan bantuan.
“Memberi dukungan kepada mereka dengan tetap menjaga social distancing. Mencari cara untuk menolong orang lain akan membantu anak muda untuk merasa lebih baik sehingga merasa lebih bermanfaat,” ungkap Lisa.
4. Mencari pengalihan
Para psikolog menyadari ketika kita berada dalam kondisi sangat sulit maka dibutuhkan distraksi atau pengalihan. Bantulah anak Anda untuk menemukan hal baik yang bisa mengalihkan perhatiannya.
Lisa tidak memungkiri saat ini adalah masa sulit yang kemungkinan akan berlangsung dalam waktu lama. Oleh sebab itu, akan sangat membantu untuk mengenali masalah menjadi dua kategori; yakni hal-hal yang bisa dikendalikan, dan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.
“Saat ini ada banyak hal yang jatuh pada kategori kedua, dimana anak-anak harus hidup dalam kondisi yang cukup sulit dalam waktu lama. Para peneliti telah menemukan distraksi positif bisa membantu kita untuk menghadapi masalah di kategori kedua,” papar Lisa.
Dia mengatakan pengalihan tersebut dapat berupa mengerjakan pekerjaan rumah, menonton film kesukaan, atau membaca novel sebelum tidur. Lisa menilai hal-hal tersebut adalah strategi yang sesuai untuk dilakukan saat ini.
“Berdiskusi tentang covid-19 dan kecemasan bisa membantu meringankan beban, tetapi terkadang perlu juga untuk tidak membicarakan hal tersebut agar tidak merasa terlalu terbebani. Membantu anak Anda menemukan keseimbangan yang tepat dari kedua hal tersebut akan sangat bermanfaat,” pungkasnya. (OL-7)
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) meluncurkan program Family Orientation at the Mosque’s Site (Foremost) sebagai strategi baru pembinaan keluarga berbasis masjid.
Semua upaya menjaga keamanan pangan dimulai dari satu hal sederhana: kebersihan.
KNPK Indonesia menilai pentingnya penguatan peran keluarga dalam membentuk karakter dan moralitas manusia Indonesia yang luhur.
HIJRIAH Food Festival 2025 digelar dalam menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
UPAYA membangun pola asuh keluarga yang baik harus menjadi perhatian serius semua pihak untuk mewujudkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) berdaya saing di masa depan.
Bunda Homecare adalah layanan kunjungan medis langsung ke rumah pasien yang menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan.
JUMLAH anak-anak yang mengalami kekurangan gizi di Jalur Gaza meningkat dengan laju yang mengkhawatirkan.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Fase ini meletakkan fondasi yang kokoh bagi kesehatan, kemampuan belajar, kesejahteraan secara keseluruhan, bahkan potensi penghasilan mereka di masa depan.
Rumah sakit yang menangani bayi dan anak-anak di Gaza kekurangan peralatan medis esensial.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Centres of Excellence tingkat nasional bertempat di Institut Pertanian Bogor sementara yang lainnya terletak di beberapa universitas lain di seluruh negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved