Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
OSTEOPOROSIS mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tapi diam-diam penyakit ini bisa mengintai siapa saja. Ini adalah kondisi di mana kepadatan dan massa tulang menurun, membuat tulang menjadi rapuh dan rentan patah.
Meski kerap datang tanpa gejala, osteoporosis bisa berdampak besar pada kualitas hidup seseorang. Maka dari itu, penting bagi kita memahami penyebab dan dampak yang diakibatkan osteoporosis, agar dapat lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan.
Pengeroposan tulang bukan terjadi tanpa sebab. Ada berbagai faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena osteoporosis, baik itu dari aspek biologis maupun gaya hidup. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Perempuan lebih berisiko terkena osteoporosis dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki massa tulang yang lebih sedikit sejak awal, dan tulangnya cenderung lebih kecil. Namun, pria juga tidak kebal, terutama setelah mereka melewati usia 70 tahun.
Seiring bertambahnya usia, tulang kita semakin lemah. Pembentukan tulang baru melambat, sementara pengeroposan tulang lebih cepat terjadi. Ini adalah proses alami, namun bila tidak ditangani, dapat mengarah pada osteoporosis.
Mereka yang memiliki tubuh kurus dan bertulang kecil cenderung lebih rentan terhadap osteoporosis karena mereka memiliki massa tulang yang lebih sedikit untuk hilang. Hal ini berbeda dengan individu bertubuh besar yang memiliki lebih banyak cadangan tulang.
Osteoporosis lebih sering dialami perempuan kulit putih dan Asia. Sementara, perempuan Afrika-Amerika dan Meksiko-Amerika memiliki risiko yang sedikit lebih rendah. Selain itu, jika ada anggota keluarga yang pernah menderita osteoporosis, risiko Anda juga akan meningkat.
Penurunan kadar hormon tertentu juga berperan dalam terjadinya osteoporosis. Pada wanita, estrogen yang menurun drastis setelah menopause merupakan salah satu pemicu utama. Sedangkan pada pria, kadar testosteron yang rendah juga dapat mempercepat pengeroposan tulang.
Pola makan rendah kalsium dan vitamin D sejak kecil hingga usia tua dapat mempercepat hilangnya massa tulang. Selain itu, kekurangan asupan protein atau pola makan berlebihan juga dapat berdampak negatif pada kesehatan tulang.
Beberapa jenis obat seperti glukokortikoid, obat anti-epilepsi, atau obat kanker juga dapat berkontribusi pada pengeroposan tulang jika digunakan dalam jangka panjang.
Jika Anda jarang bergerak atau berolahraga, pengeroposan tulang akan semakin cepat terjadi. Konsumsi alkohol berlebihan dan kebiasaan merokok juga berkontribusi pada risiko osteoporosis.
Meskipun osteoporosis sering dianggap sebagai masalah tulang belaka, kenyataannya dampak dari penyakit ini lebih luas dan kompleks. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin dirasakan oleh penderita osteoporosis:
Salah satu tanda yang paling terlihat adalah perubahan postur tubuh. Penderita osteoporosis sering kali menjadi lebih pendek atau mengalami bongkok. Selain itu, tulang yang rapuh berisiko patah, terutama pada tulang pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.
Ketidakmampuan bergerak bebas akibat tulang rapuh dapat memicu stres dan frustrasi. Bayangkan, keinginan untuk aktif bergerak menjadi terbatas karena rasa takut jatuh atau patah tulang.
Penderita osteoporosis biasanya harus rutin mengonsumsi obat-obatan untuk menjaga kondisi tulangnya. Biaya obat yang tidak murah bisa menjadi beban ekonomi, terutama jika pengobatan harus berlangsung dalam jangka panjang.
Keterbatasan gerak yang dialami penderita osteoporosis dapat memengaruhi kehidupan sosial mereka. Aktivitas sederhana seperti bersilaturahmi dengan tetangga, menghadiri pengajian, atau berkumpul dengan teman menjadi sulit dilakukan tanpa bantuan orang lain. Hal ini bisa mengurangi frekuensi interaksi sosial dan memengaruhi kualitas hidup.
Mengenali risiko dan dampak osteoporosis adalah langkah awal yang penting. Dengan begitu, kita dapat lebih waspada dan mengambil tindakan pencegahan sebelum tulang-tulang kita benar-benar rapuh. (National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and skin Diseases/Kemenkes/Z-3)
Dua dari lima penduduk Indonesia berisiko terkena osteoporosis, kondisi yang dapat melemahkan dan merapuhkan tulang sehingga lebih berisiko patah.
Artinya, dua dari 5 penduduk Indonesia berisiko osteoporosis, dan perempuan berisiko lebih tinggi mengalami osteoporosis.
Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi lemah dan rapuh, meningkatkan risiko patah tulang.
Vitamin D dapat berinteraksi dengan obat dan suplemen lain yang mungkin Anda konsumsi. Berikut delapan obat yang tidak boleh dikombinasikan dengan vitamin D.
Osteoporosis merupakan masalah kesehatan kronis. Di Asia, diperkirakan 50% kejadian patah tulang panggul diakibatkan oleh osteoporis pada 2050.
Kesehatan tulang adalah aspek penting yang sering diabaikan hingga kita menua. Tulang yang kuat dan sehat mendukung aktivitas sehari-hari dan mencegah osteoporosis.
Tulang memiliki perannya yang penting untuk memenuhi nutrisi yang baik untuk tulang perlu dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi.
Penyebab umum yang dialami oleh jemaah sehingga mengalami permasalahan kesehatan tulang, seperti kepadatan massa di area yang sangat ramai, terutama saat tawaf, sai, atau turun dari bis
MENGONSUMSI susu secara rutin memberikan banyak manfaat pada kesehatan. Karena susu mengandung protein, vitamin mineral, kalsium untuk kesehatan tulang,
Kalsium dan fosfor dalam Vitamin D3 dibutuhkan sebagai nutrisi untuk menguatkan tulang. Vitamin D3 berperan untuk kesehatan tulang dan otot.
Produk susu seperti susu, yogurt, keju, dan mentega dikenal sebagai sumber nutrisi penting, terutama untuk kesehatan tulang dan otot.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved