Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
KETUA Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan dorongan untuk secara instan ingin menggemukkan anak harus dikoreksi pada masalah parenting di Indonesia.
Acap kali dijumpai orangtua atau pengasuh yang galau dengan berat badan anak mereka. Hal itu ditambah anggapan keliru bahwa anak yang makin gemuk itu makin sehat. Akhirnya, orangtua atau pengasuh mengambil jalan pintas dengan memberikan obat-obatan yang secara instan bisa menggemukkan anak.
Seperti diberitakan, belum lama ini, viral kasus baby sitter di Surabaya yang memberikan obat penggemuk dengan kandungan steroid kepada bayi asuhnya. Akibatnya kondisi hormon si bayi drop hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Babysitter berinisial N itu pun telah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.
“Obat steroid ini biasanya memang efeknya instan. Kalau pada anak dikasih steroid nafsu makan cepat meningkat, bahkan kalau pemberian jangka panjang dia bisa bikin mukanya tembem. Padahal anak itu sedang komplikasi steroid jangka panjang, tapi disangka tembem dan disangka anaknya lebih sehat,” kata Piprim dalam media briefing secara daring, Kamis (17/10).
Ia menyebut masalah pembelajaran pemberian makan pada anak menjadi salah satu hal krusial yang mesti dikuasai orangtua.
Dalam banyak kasus, kata Piprim, orangtua mengeluhkan anak susah makan, padahal masalahnya anak belum lapar tetapi sudah dipaksa makan.
“Dibilang anak GTM (gerakan tutup mulut) dan sebagainya, padahal sebetulnya sederhana anak belum lapar sudah dikasih makan. Pada saat anak gak mau makan, dikasih cemilan yang itu membuat kenyang dan anak itu akhirnya memang gak mau makan,” ujar Piprim.
Ia menekankan, yang penting diperhatikan adalah bagaimana anak bisa makan dengan gembira.
“Buatlah suasana makan dengan happy, (biarkan) anak belajar merasakan lapar. Obat nafsu makan terbaik adalah rasa lapar itu,” katanya.
Di samping itu, kesehatan anak tidak diukur dari kegemukan. Menurut Piprim, anak sehat itu adalah yang pertumbuhan dan perkembangannya sesuai dengan yang seharusnya.
“Kalau pertumbuhan kita pakai grafik pertumbuhan, diukur berat badan maupun tinggi badan sesuai dengan grafik. (Anak sehat) bukan gemuk atau overwight. Biarkanlah anak itu bertumbuh sesuai dengan kurvanya,” jelasnya.
Terkait kasus yang viral belakangan, Piprim mengatakan itu menjadi pelajaran bahwa jangan sampai orangtua pasrah dengan pembantu atau siapa pun yang mengurus anaknya.
“Dia juga harus ada monitornya. Jadi mungkin pengawasan melalui CCTV atau video call dan sebagainya ketika kita menyerahkan pengasuhan anak kepada pihak lain. Jangan juga ditarget, ini kok beratnya gak naik-naik, ahkirnya diambil jalan pintas seperti itu,” pungkasnya. (Z-1)
Anak yang kurang mendapat nilai dari keluarga juga memengaruhi mereka dalam meregulasi emosinya saat menghadapi keinginan yang belum terpenuhi.
Pola makan bergizi seimbang bisa mengikuti panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan yang memuat proporsi nasi, sayur, lauk hewani, dan buah sebagai acuan yang mudah diterapkan di rumah.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved