Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KASUS bunuh diri mahasiswa di Tanah Air menjadi perhatian publik akhir-akhir ini. Belum lama ini terjadi dua kasus bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur, yakni mahasiswa Universitas Ciputra (UC) dan Universitas Kristen Petra yang jaraknya hanya terpaut satu bulan.
Awal Oktober ini, peristiwa bunuh diri mahasiswa kembali terjadi. Kali ini korban adalah mahasiswa Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta dan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Psikolog Ratih Ibrahim dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia menyebut ada sejumlah hal yang perlu menjadi perhatian. Pertama adalah pola pengasuhan. Dalam hal ini bagaimana latar belakang keluarga perlu menjadi atensi.
Baca juga : Berkaca Mahasiswa Bunuh Diri, Mahasiswa Perantau Harap Jaga Komunikasi dengan Keluarga
"Dan apakah keluarga mampu menjadi support system bagi mereka?" kata Ratih kepada Media Indonesia, Minggu (6/10).
Hal selanjutnya adalah melihat pola hidup para mahasiswa ini. Perlu menjadi perhatian apakah sebagai mahasiswa ia suka menyendiri atau bergaul.
Selain itu perlu dilihat juga pola pergaulan mereka, dengan siapa bergaul dan beraktivitas. Terakhir yang perlu menjadi perhatian apakah para mahasiswa ini terlibat sebuah urusan yang membuat hidup mereka kacau dan menjadi putus asa.
Baca juga : Baru 38% Puskesmas di Indonesia yang Punya Layanan Kesehatan Jiwa
Ratih menekankan perlunya dibangun support system yang sehat di kampus. Ia juga berharap ada well-being center di mana mahasiswa bisa berkonsultasi dan konseling dengan tenaga kesehatan kejiwaan.
Di samping itu, layanan kesehatan jiwa juga perlu dihadirkan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas. Kemenkes sendiri menyatakan baru ada 38% Puskesmas di Indonesia yang memiliki layanan kesehatan jiwa.
Ratih menyebut bahwa idealnya minimal ada satu psikolog klinis di Puskesmas dengan kapasitas kompetensi yang memadai.
Baca juga : Begini Upaya Kemenkes Mencegah Masalah Kesehatan Jiwa dan Tindakan Bunuh Diri
"Kemenkes sedang mengupayakan agar tidak hanya Puskesmasnya diperbanyak, layanan kesehatan jiwanya juga. Pendidikan untuk ketersediaan tenaga kesehatannya ini yang masih digodok Kemenkes dengan Kemendikbud-Ristek. Mudah-mudahan bisa diupayakan jalur khusus oleh Kemenkes," ujarnya. (S-1)
*Disclaimer: Tulisan ini bukan dimaksudkan menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Jika Anda merasa depresi, berpikir untuk bunuh diri, segera konsultasikan segala masalah Anda ke tenaga profesional seperti psikolog, klinik kesehatan mental, psikiater, dan pihak lain yang bisa membantu.
*Layanan konseling darurat 24 jam:
- Menelepon 119 Ext 8
- Chat Whatssapp 081380073120
- Chat via healing119.id
Sandiaga Uno: Keberadaan kesehatan mental yang baik sangat penting untuk produktivitas dan kesejahteraan kita semua.
Hyatt Place Makassar menggelar rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan jantung dan mental bagi seluruh stafnya
Prilly Latuconsina mencoba menuangkan keresahannya terhadap isu kesehatan mental melalui film barunya, Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis.
Tempat rehabilitasi Gramesia Cirebon sering mendapati anak usia sekolah yang mengalami stres, depresi, dan gangguan mental lainnya.
Pasien gangguan jiwa harus dapat merasa lebih diterima dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
Gangguan mental atau mental health disorder seringkali sulit dikenali karena gejalanya bisa bervariasi dan muncul secara bertahap.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved