Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Stunting dan Risiko Tuberkulosis pada Anak: Apa Keterkaitannya?

Nur Amalina
28/9/2024 14:28
Stunting dan Risiko Tuberkulosis pada Anak: Apa Keterkaitannya?
Stunting meningkatkan risiko penyakit tuberkulosis(Dok. Klikdokter)

STUNTING, sebuah kondisi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang. Tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit serius, termasuk tuberkulosis (TB). 

Tuberkulosis, penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, menyerang paru-paru dan dapat menyebar ke organ lain.

Ketika stunting dan TB bertemu, dampaknya bisa sangat serius bagi perkembangan kesehatan anak di masa depan.

Baca juga : Viral di Medsos Soal Resistensi Antibiotik, Ini Kata Kemenkes

Tapi apa sebenarnya hubungan antara keduanya?

Stunting terjadi ketika anak mengalami pertumbuhan yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Kondisi ini menyebabkan tubuh anak tidak dapat berkembang dengan optimal, baik secara fisik maupun kognitif.

Baca juga : Waspada, Bakteri Super Diprediksi Membunuh 39 Juta Orang pada 2050

Anak yang stunting cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari standar usianya serta fungsi organ yang tidak maksimal.

Bagaimana Stunting Meningkatkan Risiko Terkena Tuberkulosis?

Anak-anak yang mengalami stunting memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, sehingga lebih rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk TB.

Ada beberapa alasan mengapa stunting meningkatkan risiko terjadinya tuberkulosis pada anak-anak:

Baca juga : Berminat untuk Membuat Tato? Penelitian Ini Bisa Membuat Anda Berubah Pikiran

1. Sistem Imunitas yang Lemah

Kekurangan gizi menyebabkan sistem kekebalan tubuh anak tidak berfungsi secara optimal. Ini membuat tubuh mereka kesulitan melawan infeksi, termasuk bakteri TB. Dalam kondisi ini, anak yang terpapar kuman TB lebih mungkin mengembangkan penyakit tersebut daripada anak-anak yang tidak mengalami stunting.

2. Peningkatan Risiko Infeksi Menular

Stunting juga sering dikaitkan dengan kondisi sanitasi yang buruk dan lingkungan yang padat, dua faktor yang meningkatkan risiko penularan tuberkulosis.

Anak-anak yang tinggal di lingkungan padat penduduk, dengan ventilasi yang buruk, lebih mudah terpapar bakteri penyebab TB.

Baca juga : Infeksi Paru, Jemaah Haji asal Aceh Nasrun Meninggal di Mekah

Ketika anak yang mengalami stunting juga terkena tuberkulosis, dampaknya bisa lebih berat.

Pertumbuhan fisik yang sudah terganggu oleh stunting akan semakin memburuk akibat infeksi TB, yang juga dapat menyebabkan kehilangan berat badan dan penurunan kesehatan secara keseluruhan.

Anak dengan TB yang mengalami malnutrisi sering kali memerlukan perawatan yang lebih intensif dan pemulihan yang lebih lama dibandingkan anak dengan nutrisi yang cukup.

Pencegahan Stunting dan TB

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan TBC pada anak stunting:

1. Rutin Memantau Pertumbuhan dan Berat Badan Anak

Pastikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama terkait pertumbuhan fisik dan berat badan anak. Hal ini penting untuk mendeteksi stunting lebih awal dan melakukan penanganan yang tepat.

2. Optimalkan Asupan Gizi Sebelum Anak Berusia 2 Tahun

Masa 1.000 hari pertama kehidupan sangat krusial bagi tumbuh kembang anak.

Oleh karena itu, penting untuk memperbaiki asupan gizi sejak dini dengan berkonsultasi kepada dokter anak atau ahli gizi, guna memastikan kebutuhan nutrisi anak tercukupi.

3. Lakukan Pemeriksaan Rutin Jika Ada Pengidap TBC di Rumah

Jika anak tinggal bersama seseorang yang mengidap TBC, lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mencegah penularan.

Penting diingat, TBC sering kali tidak menunjukkan gejala awal, sehingga langkah pencegahan harus lebih waspada.


4. Taat pada Pengobatan yang Diresepkan

Bagi pengidap TBC, menjalani pengobatan dengan teratur sangat penting. Pengobatan ini biasanya melibatkan konsumsi obat-obatan selama 6 hingga 12 bulan.

Walaupun gejala mungkin mereda lebih cepat, obat harus diminum hingga tuntas sesuai instruksi dokter agar TBC tidak kambuh dan penularannya bisa dicegah.

Stunting bukan hanya masalah pertumbuhan fisik, ia memiliki dampak besar terhadap kesehatan anak secara keseluruhan, termasuk meningkatkan risiko terkena tuberkulosis.

Dengan nutrisi yang cukup, lingkungan yang sehat, dan perhatian pada imunisasi serta perawatan kesehatan, kita bisa membantu mencegah stunting sekaligus melindungi anak dari bahaya TB.

Langkah-langkah pencegahan ini sangat penting untuk memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan kuat tanpa dibayangi risiko penyakit serius.(Z-10)

Sumber

  • Halodoc
  • Kemenkes



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya