Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Berminat untuk Membuat Tato? Penelitian Ini Bisa Membuat Anda Berubah Pikiran

Akmal Fauzi
19/7/2024 06:05
Berminat untuk Membuat Tato? Penelitian Ini Bisa Membuat Anda Berubah Pikiran
Ilustrasi membuat tato.(ANTARA FOTO/Jessica Wuysang)

KEPOPULERAN tato belum diimbangi dengan pengetahuan dasar penggemarnya terkait dampaknya bagi kesehatan. Penelitian terbaru dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyebutkan botol tertutup berisi tinta tato mengandung jutaan bakteri berbahaya. 

"Berdasarkan hasil studi, kami ingin menekankan pentingnya pemantauan produk ini secara terus-menerus untuk memastikan keamanan mikroba dari tinta tato," kata Seong-Jae (Peter) Kim, staf peneliti mikrobiologi di Pusat Penelitian Toksikologi Nasional FDA di Jefferson, Arkansas, dalam sebuah pernyataan.

"Tinta yang disuntikkan ke dalam kulit bisa membuat bakteriberkembang biak. Tinta tato yang terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi dan cedera serius.

“Patogen atau zat berbahaya lainnya dalam tinta ini dapat berpindah dari lokasi suntikan melalui darah ke bagian tubuh lainnya,” kata Linda Katz, direktur Kantor Kosmetik dan Pewarna FDA.

Menurutya, jika terjadi penyebaran sistemik, bakteri dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti endokarditis, peradangan pada lapisan jantung yang berpotensi mematikan, atau syok septik. Respons tubuh terhadap infeksi dapat mengakibatkan kegagalan banyak organ. 

"Jika tidak segera diobati dengan cepat bisa menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan kematian,” menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS .

Baca juga : Penyebab Kematian Tertinggi Kedua di Dunia, Infeksi Bakteri

Gejala infeksi tinta tato lainnya yang lebih umum dilaporkan meliputi ruam pada lokasi suntikan, ruam merah terang dan nyeri pada kulit dan infeksi kulit yang memerlukan perawatan antibiotik.

"Orang dengan banyak tato atau tato berukuran besar memiliki risiko lebih tinggi terkena tinta yang terkontaminasi," kata Katz.

Studi terbaru menguji 75 sampel tinta tato dan tinta rias permanen tersegel yang dijual di Amerika Serikat oleh 14 produsen yang tidak disebutkan namanya oleh FDA. Beberapa sampel diberi label steril.

Baca juga : Tips Mencegah Penyebaran Infeksi, Ini yang Harus Dilakukan oleh Anak dan Orangtua

Peneliti menemukan 26 sampel dari 10 produsen, atau 35% dari kumpulan sampel, memiliki beberapa tingkat kontaminasi bakteri. Sementara sebagian besar sampel menunjukkan jumlah bakteri kurang dari 250 CFU (unit pembentuk koloni) per gram, beberapa sampel mengandung jumlah bakteri setinggi 105. 

Penelitian sebelumnya oleh FDA menemukan 35% tinta yang belum dibuka dan disegel dari produsen AS memiliki jumlah bakteri setinggi 10 hingga 8 CFU, atau 100 juta bakteri per gram.

"Masalah lain di sini adalah bahwa tato juga dikaitkan dengan penularan infeksi virus termasuk hepatitis C, hepatitis B, dan HIV," kata pakar penyakit menular Dr. Robert Schooley, seorang profesor kedokteran terkemuka di divisi penyakit menular dan kesehatan masyarakat global di Universitas California, San Diego.

Banyak seniman tato bersertifikat menyadari bahayanya dan mungkin sudah mengambil langkah-langkah untuk menghindari kontaminasi. 

Seniman harus memastikan botol tinta tertutup rapat saat tidak digunakan dan disimpan di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung untuk meminimalkan risiko kontaminasi.

Para ahli mengatakan solusi terbaiknya adalah industri pembuatan tato dan tinta permanen harus tunduk pada regulasi yang mengharuskan pengujian dan sertifikasi sebelum tinta diizinkan beredar di pasaran. (CNN/P-5)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya